Bapeeeeeerrrr....

Bapeeeeeerrrr....

 Bapeeeeeerrrr ... Teringat awal-awal boomingnya WhatsApp gruop-gruop baru terbentuk dengan tema masing-masing , tak...
Read More

BILA INGIN HIDUPMU BAHAGIA

 BILA INGIN HIDUPMU BAHAGIABila ingin hidupmu bahagia..Maka hiduplah di dunia sesuai keridhoan Robbmu…Bukan sesuai...
Read More

BERSAHABAT DENGAN SABAR

 BERSAHABAT DENGAN SABARSabar merupakan kemampuan mengendalikan diri menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam...
Read More

CARA BERPIKIR SEEKOR KAMBING

 CARA BERPIKIR SEEKOR KAMBINGSeorang penggembala kambing sedang duduk beristirahat sambil mengamati kambing-kambingnya...
Read More

"Anak-anak yang Mati Rasa⁣"

 "Anak-anak yang Mati Rasa⁣"

Kelak akan tiba masanya, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, orangtua berpayah-payah mendidik anak, tetapi anaknya memperlakukan emaknya seperti tuan memperlakukan budaknya. Dan aku takut peristiwa itu akan terjadi di masa ini, masa ketika anak-anak tak mengenal pekerjaan rumah-tangga, dan pesantren maupun sekolah-sekolah berasrama lainnya tak lagi menjadi tempat bagi anak untuk belajar tentang kehidupan. Anak-anak itu belajar, tetapi hanya mengisi otaknya dari pengetahuan yang dapat diperoleh dari Google. 


Sementara tangannya bersih tak pernah mencuci maupun melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik lainnya, sehingga empati itu mati sebelum berkembang. Tak tergerak hatinya bahkan di saat melihat emaknya kesulitan bernafas seumpama orang hampir mati disebabkan ketuaan atau sakitnya kambuh, tetapi anak tak bergeming membantunya. Apalagi berupaya melakukan yang lebih dari itu.⁣

Aku termangu mengingat nasehat Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengenai tanda-tanda hari kiamat, salah satunya dari hadis panjang yang kali ini kita nukil ringkasnya:⁣

سَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ الْمَرْأَةُ رَبَّتَهَا⁣

“Aku akan memberitahukan kepadamu tanda-tandanya; jika seorang (sahaya) wanita melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaih).⁣

⁣Ibunya bukanlah seorang budak. Bukan. Ibunya orang merdeka. Tetapi anak-anak itu tak tersentuh hatinya untuk cepat tanggap membantu ibunya. Padahal membantu saat diminta adalah takaran minimal bakti kepada orangtua. 


Takaran di atas itu, tanpa diminta pun ia sudah tergerak membantu. Dan di atasnya lagi masih bertingkat-tingkat kebaikan maupun kepekaan seorang anak tentang kebaikan apa yang sepatutnya ia perbuat terhadap kedua orangtuanya.⁣

*


Ada yang perlu kita renungi. Ada airmata yang perlu mengalir, menadahkan tangan mendo’akan anak-anak dan keturunan kita, menangisi dosa-dosa, berusaha memperbaiki diri dan tetap tidak meninggalkan nasehat bagi anak kita karena ini adalah haknya. Nasehat. 


Ia adalah kewajiban kita untuk memberikannya meskipun mereka tak memintanya. Kitalah yang harus tahu kapan saat tepat memberikan nasehat sebab semakin memerlukan nasehat, justru kerapkali semakin merasa tak memerlukan nasehat.⁣

*


Hari ini, betapa banyak anak yang di sekolah berasrama tak diajari mengurusi kehidupan pribadinya karena makanan siap saji setiap waktu makan, hanya perlu berbaris untuk mengambilnya. Sedangkan pakaian pun tak perlu ia menyempatkan waktu mengatur jadwal agar bersih saat mau digunakan, sementara tugas sekolah tetap tertunaikan. Tidak terbengkalai. 


Maka di saat mereka pulang, kita perlu melatih tangan dan juga hatinya agar tanggap. Bukan menyerahkan begitu saja kepada pembantu. Tampaknya ini hanya urusan pekerjaan rumah-tangga yang sepele, tetapi di dalamnya ada kecakapan mengelola diri, mengatur waktu dan lebih penting lagi adalah empati.⁣

*


Apakah tidak boleh kita menggembirakan mereka dengan sajian istimewa saat mereka pulang dari pesantren? Boleh. Sangat boleh. Tetapi hendaklah kita tidak merampas kesempatan mereka untuk belajar mengenal pekerjaan rumah-tangga, menghidupkan empati dan mengasah kepekaannya membantu orangtua. 


Liburan adalah saat tepat belajar kehidupan. Bukan saat untuk libur menjadi orang baik sehingga seluruh kebaikan yang telah biasa mereka jalani di sekolah, sirna saat liburan tiba. Mereka seperti raja untuk sementara, sebelum kembali ke penjara suci.⁣

*


Diam-diam saya teringat, konon di sebuah sekolah bernama Eton College, semacam Muallimin di Inggris tempat anaknya raja maupun anak orang sangat kaya bersekolah, para siswa diharuskan mencuci dan menyeterika bajunya sendiri. Bukan bayar laundry. 


Ini bukan karena orangtua mereka fakir miskin. Bukan. Tetapi karena dalam urusan sederhana itu ada kebaikan yang sangat besar bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang, termasuk dalam hal kepemimpinan. Mereka menjadi lebih peka tentang apa yang seharusnya dilakukan saat menjadi pemimpin perusahaan, termasuk dalam mengelola waktu.⁣

*


Apa yang dilakukan di Eton College sebenarnya bukan barang baru. Pesantren tradisional telah melakukannya sudah lebih dari satu atau dua abad yang lalu. Tetapi saya merasa perlu menghadirkan kisah ini selintas hanya untuk menggambarkan betapa anak-anak memerlukan latihan untuk mengasah kepekaannya, menghidupkan empatinya dan meringankan langkahnya membantu orangtua. 


Mereka sangat perlu memiliki semua itu karena dua alasan. Pertama, ketiganya (kepekaan, empati dan kemauan untuk meringankan langkah) sangat mereka perlukan dalam menjalani kehidupan bersama orang lain, baik ketika berumah-tangga maupun berdakwah dan mengurusi ummat. 


Artinya, minimal semua itu mereka perlukan untuk meraih kehidupan rumah-tangga yang baik, tidak terkecuali dalam mendidik anak. Kedua, ketiganya mereka perlukan untuk dapat berbuat kebajikan bagi kedua orangtua (birrul walidain) dengan sebaik-baiknya. Dan birrul walidain merupakan salah satu kunci kebaikan yang dengan itu anak dapat berharap meraih ridha dan surga-Nya Allah ‘Azza wa Jalla.⁣

Jadi, urusan terpentingnya bukan karena kita kewalahan lalu perlu bantuan mereka. Bukan. Bukan pula karena kita repot sehingga memerlukan kesediaan mereka untuk meringankan tugas-tugas kita. Tetapi hal terpenting dari melibatkan anak membantu pekerjaan di rumah dan tanggap terhadap orangtua justru untuk keselamatan dan kebaikan anak kita di masa-masa yang akan datang. 


Kejamlah orangtua yang tak melatih anaknya untuk berbakti kepadanya hanya karena merasa orangtua tak perlu menuntut anak membantunya. Ingatlah, kita latih, dorong dan suruh mereka agar cepat tanggap dan ringan membantu bukanlah terutama untuk meringankan beban orangtua, tetapi justru agar anak-anak kita memperoleh kemuliaan dan kebaikan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dengan birrul walidain. Sekurang-kurangnya tidak menyebabkan mereka terjatuh pada perbuatan mendurhakai orangtua. Dan ini merupakan serendah-rendah ukuran.⁣

Apakah ini hanya terjadi pada anak-anak yang dimasukkan pondok pesantren alias boarding school? Tidak. Sama sekali tidak. Bahkan sangat banyak anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren sama sekali dan mereka tidak memperoleh pendidikan adab (ta’dib) yang baik di rumah maupun sekolahnya. Sebaliknya kita dapati banyak pesantren, khususnya pesantren tradisional yang akarnya kuat (catat: akarnya kuat) memberi tempaan pendidikan adab yang sangat kokoh pada santrinya.⁣


Ada yang perlu kita khawatiri jika lalai menyiapkan mereka. 


Pertama, anak-anak merasa berbuat kebajikan kepada kedua orangtua, termasuk membantu pekerjaan di rumah, bukan sebagai tugasnya. Mereka tak membangkang, tetapi lalai terhadap apa yang sepatutnya mereka kerjakan. Ini merupakan akibat paling ringan. 


Kedua, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang durhaka kepada orangtua. Dan karena kedurhakaan itu bersebab kelalaian orangtua dalam mendidik, maka di Yaumil Qiyamah mereka menjatuhkan orangtua di mahkamah Allah ‘Azza wa Jalla sehingga justru orang yang merasakan azab akhirat. 


Ketiga, sebagaimana disebut dalam hadis di atas, anak-anak berkembang menjadi pribadi yang memperbudak orangtua, bahkan setelah mereka mempunyai anak. Na’udzubiLlahi min dzaalik.⁣

Ada yang perlu kita renungkan tentang bagaimana kita mendidik anak-anak kita. Saatnya kita kembali kepada tuntunan agama ini, bertaqwa kepada-Nya dalam urusan mendidik anak dan berusaha menggali tentang apa saja yang harus kita bekalkan kepada mereka.⁣

Read More

LEBIH BURUK DARI RIBA

 LEBIH BURUK DARI RIBASuatu ketika, ada seseorang mengghibahi saudaranya tanpa haq. Betul itu aib sebenarnya ada. Entah...
Read More

Keutamaan Puasa Senin Kamis

 Keutamaan Puasa Senin Kamisعن عائشة رضي اللَّه عنها قالت، كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ...
Read More

KITA ITU LEMAH, ALLAH YANG MENGUATKAN KITA

 KITA ITU LEMAH, ALLAH YANG MENGUATKAN KITASyeikh Utsaimin -rohimahulloh-:.“Seseorang selama ruhnya masih di raganya,...
Read More

Andai Ini Ramadhan Terakhirku

  Andai Ini Ramadhan TerakhirkuWaktu begitu terasa cepat putarannya. Setiap lajunya berkuranglah jatah umur kita. Usia...
Read More

Terwujud Berkat Istighfar

 Terwujud Berkat IstighfarSebut saja ajaib.Kejadian ajaib bisa terjadi pada siapa pun sepanjang diizinkan Allah.Bahkan...
Read More

AGAR KEMBALI BERSEMANGAT

 AGAR KEMBALI BERSEMANGATJika kawan-kawan merasakan punya 7 tanda ini..1. Mudah tersinggung.2. Menjadi tidak sabaran...
Read More

Semangat Subuh

 Semangat Subuh SEANGKUH DAN SEHEBAT  Apapun Kita...,Diatas Hamparan Sajadah,Juga Dahi Kita-B e r s u j u...
Read More

SAAT BENCANA MENYAPA

 SAAT BENCANA MENYAPADalam beberapa waktu terakhir, bencana alam datang silih berganti. Banjir, gempa bumi, gunung...
Read More

JAUHILAH PERDEBATAN

 JAUHILAH PERDEBATANSyeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:“Biasanya orang yang suka debat akan dihalangi dari KEBERKAHAN...
Read More

Hati- hati dengan Pencitraan

 Hati- hati dengan Pencitraanعَنْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ جُنْدَبًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ...
Read More

10 SEBAB KEMATIAN HATI

 10 SEBAB KEMATIAN HATIIbrahim bin Adham berkata:Hati  telah mati disebabkan sepuluh perkara. أَوَّلُهَا...
Read More

KERAJAAN KAPAS

 KERAJAAN KAPASPekan ini seorang pangeran dilantik menjadi raja. Oleh karena itu, sang raja yang baru tersebut memulai...
Read More

Hari Jumat

 Nggak terasa hari ini udah hari Jum'at. Artinya, lusa udah weekend. Assik. 🤩Ngomong-ngomong, kamu tahu gak RAHASIA...
Read More

T E M A N

 T E M A N"Tak harus memiliki banyak teman untuk membuatmu punya pribadi yang dikenal...""SINGA berjalan sendirian...""Sedangkan...
Read More

MELIHATNYA MEMBUAT INGAT ALLAH

 MELIHATNYA MEMBUAT INGAT ALLAH Dalam sebuah hadits disebutkan..عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ ، قَالَتْ : قَالَ...
Read More

Segeralah Taubat Karena Ajal Kian Mendekat

 Segeralah Taubat Karena Ajal Kian Mendekat"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang...
Read More

Semangat Subuh

 Semangat Subuh Ketika kabar kematian menghampirimu..Engkau terpana.. Seakan tak percaya Apa iya.. dia meninggal? Dia...
Read More

Antara Bertemu & Berpisah

 Antara Bertemu & BerpisahIngin mendekap erat yang kita sayang, tapi suatu saat pasti akan berpisah. Ingin memiliki...
Read More

SYUKURI KEKURANGANNYA

 SYUKURI KEKURANGANNYA"Semahal apa pun bantal yg engkau beli, tak akan mampu menggantikan rasa nyaman bahu seorang...
Read More

Empat Pasal GR-nya Manusia

 Empat Pasal GR-nya ManusiaKita itu, sebagai manusia, memiliki empat pasal GR yang serius sekali saat berurusan dengan...
Read More

Istighfar Anak Shaleh mengangkat Derajat Orang Tuanya di Surga

 Istighfar Anak Shaleh mengangkat  Derajat Orang Tuanya di Surgaعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ...
Read More

TAK KAN MAMPU MEMBALASNYA

 TAK KAN MAMPU MEMBALASNYAUwais Al Qorni, adalah salah satu kisah teladan terbaik tentang bakti seorang anak kepada...
Read More

HARI IBUKU ADALAH SEMUA HARI

 HARI IBUKU ADALAH SEMUA HARIMengajari aku alif yang lurusMengajari aku cinta yang tulusMengajari aku pedih yang ...
Read More

BERBAGI ITU MEMBAHAGIAKAN

 BERBAGI ITU MEMBAHAGIAKANMemberi sesuatu pada orang lain sesungguhnya menabung amal kebaikan. Karena menang amal kebaikan...
Read More

Bagaimana mengenalkan Allah Swt pada anak kita?

 Bagaimana mengenalkan Allah Swt pada anak kita? 1. Memperdengarkan kalimat tauhid ketika bayi lahir.  Islam...
Read More
Pages (26)1234567 Next

Label 1

Label 2

Label 3

See all posts

Label 4

© 2025 Copyright BUNDA TRI.COM