KETUPAT....KETUPAT....... GRATIS LOOOO,SIAPA MAU ......
Inilah tradisi dikampung kami,....
kampung nelayan yang terletak dipinggiran kota Surabaya metropolitan, di era globalisasi dan informasi yang semakin hebat,warga kampung sukolilo tetep berupaya melestarikan budaya nenek moyang yang unik dan menarik,...
jam dinding menunjukkan pukul 06.30 wib..
suasana kampung sudah ramai mulai dari nenek hingga adik bayi semua keluar rumah untuk keliling kampung.mengincar kuliner mana yang akan dibeli,...
" ayo,...ayo,... sopo tuku??? sopo tuku???" itulah salam pembuka tanda dimulainya RIOYO KUPAT dikampung kami, yang artinya hari raya ketupat.
tradisi ini unik karena penjualnya anak kecil usia balita.pembelinya segala usia,makanan yang dijual juga beragam namun dengan takaran /porsi mini,jualannya hanya setahun sekali yaitu di hari ke 7 lebaran idul fitri dan seperti sebuah keharusan bila disatu rumah masih ada balitanya maka rumah tersebut harus menyiapkan menu ketupatnya lengkap dengan segala makanan pendampingnya,bila tidak,.....
si orang tua merasa bersalah karena tidak bisa menyediakan ketupat yang hanya dialami setahun sekali
menariknya semuanya GRATIS!!sehingga pembeli bisa makan gratis seharian penuh selama persediaan masih ada. dan bila satu penjual habis,pembeli bisa keliling lagi untuk membeli ketempat yang lain atau bahkan sebelahnya,karena menunya beragam dan porsinya mini,sehingga dijamin satu pembeli bisa merasakan kuliner hingga sepuluh macam makanan dengan sepuluh penjual yang berbeda lengkap dengan segala keunikan.guyonan dan sajian yang berbeda.
heeem..........
jadi bisa dibayangkan suasana keceriaan,kelucuan,keluguan,keriangan ,kebersamaan,toleransi,keikhlasan , tenggang rasa, empati,berbagi,sosial bisa tercermin hari ini,dan mungkin inilah yang dimaksud dengan pengembangan karakter bila di dunia pendidikan yang ternyata hal ini sebenarnya sudah dipraktekkan ribuan atau ratusan tahun yang lalu oleh nenek moyang kita, namun pelan tapi pasti dengan kemajuan jaman semuanya bisa tergerus.
hal ini bisa kita lihat saat ini anak - anak sekarang tidak lagi senang bermain petak umpet,gobak sodor ataupun menikmati enaknya jajanan pasar seperti masa kecilku dulu,anak sekarang lebih suka tontonan daripada tuntunan ,anak sekarang lebih suka makanan instan daripada makanan tradisional,
sungguh miris memang,namun inilah jaman.
akankah kita menjadi generasi penerus bangsa,ataukah generasi penghapus tradisi bangsa???
Allahu a'lam hanya waktu yang akan membuktikan !!!!
kampung nelayan yang terletak dipinggiran kota Surabaya metropolitan, di era globalisasi dan informasi yang semakin hebat,warga kampung sukolilo tetep berupaya melestarikan budaya nenek moyang yang unik dan menarik,...
jam dinding menunjukkan pukul 06.30 wib..
suasana kampung sudah ramai mulai dari nenek hingga adik bayi semua keluar rumah untuk keliling kampung.mengincar kuliner mana yang akan dibeli,...
" ayo,...ayo,... sopo tuku??? sopo tuku???" itulah salam pembuka tanda dimulainya RIOYO KUPAT dikampung kami, yang artinya hari raya ketupat.
tradisi ini unik karena penjualnya anak kecil usia balita.pembelinya segala usia,makanan yang dijual juga beragam namun dengan takaran /porsi mini,jualannya hanya setahun sekali yaitu di hari ke 7 lebaran idul fitri dan seperti sebuah keharusan bila disatu rumah masih ada balitanya maka rumah tersebut harus menyiapkan menu ketupatnya lengkap dengan segala makanan pendampingnya,bila tidak,.....
si orang tua merasa bersalah karena tidak bisa menyediakan ketupat yang hanya dialami setahun sekali
menariknya semuanya GRATIS!!sehingga pembeli bisa makan gratis seharian penuh selama persediaan masih ada. dan bila satu penjual habis,pembeli bisa keliling lagi untuk membeli ketempat yang lain atau bahkan sebelahnya,karena menunya beragam dan porsinya mini,sehingga dijamin satu pembeli bisa merasakan kuliner hingga sepuluh macam makanan dengan sepuluh penjual yang berbeda lengkap dengan segala keunikan.guyonan dan sajian yang berbeda.
heeem..........
jadi bisa dibayangkan suasana keceriaan,kelucuan,keluguan,keriangan ,kebersamaan,toleransi,keikhlasan , tenggang rasa, empati,berbagi,sosial bisa tercermin hari ini,dan mungkin inilah yang dimaksud dengan pengembangan karakter bila di dunia pendidikan yang ternyata hal ini sebenarnya sudah dipraktekkan ribuan atau ratusan tahun yang lalu oleh nenek moyang kita, namun pelan tapi pasti dengan kemajuan jaman semuanya bisa tergerus.
hal ini bisa kita lihat saat ini anak - anak sekarang tidak lagi senang bermain petak umpet,gobak sodor ataupun menikmati enaknya jajanan pasar seperti masa kecilku dulu,anak sekarang lebih suka tontonan daripada tuntunan ,anak sekarang lebih suka makanan instan daripada makanan tradisional,
sungguh miris memang,namun inilah jaman.
akankah kita menjadi generasi penerus bangsa,ataukah generasi penghapus tradisi bangsa???
Allahu a'lam hanya waktu yang akan membuktikan !!!!
No comments:
Post a Comment