Bapeeeeeerrrr....

 Bapeeeeeerrrr ...



Teringat awal-awal boomingnya WhatsApp gruop-gruop baru terbentuk dengan tema masing-masing , tak terkecuali kita bertiga dengan kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi dalam membawa bahtera organisasi menuju lebih baik pun ikutan membuat gruop corner.

Ratusan ribu detik kita lewati dengan penuh suka duka bahkan sering sport jantung ketika mendekati hari H sebuah even , peserta sangat minimalis hingga gelontoran doa ditengah malam menjadi senjata pamungkas tuk mengetuk pintu langit hingga acara berjalan sukses dan lancar.

Tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan disini , sesibuk apapun bahkan posisi dimanapun tetap selalu berkabar untuk saling menguatkan selalu kulakukan tetapi itu ada satu dari kita yang lebih memendam semua daripada harus mengungkapkan terkecuali bila kita tanya.

"Aku gak pingin menyusahkan banyak orang , kesedihan cukup untuk diri sendiri kebahagiaan bisa kita bagi". Begitulah prinsipnya bahkan pernah suatu hari beliau operasi besar di Rumah sakit Haji tanpa memberi kabar ke siapapun termasuk keluarga nya karena bayangannya semua akan baik-baik saja.

Padahal beliau sangat peduli bila orang-orang disekitarnya ada yang sakit ataupun terkena musibah dan ditimpa kemalangan, giliran dirinya yang sakit sebisa mungkin dipendamnya sendiri dan tak berkabar mesti hanya sekedar minta doa.

Seperti kondisinya saat ini yang sedang mendapatkan ujian sejak dua minggu terakhir tak satupun dari kami yang tahu kabarnya , seakan semua nya baik-baik saja padahal tidak begitu adanya setelah kutelpon dan tanya kabarnya.

Begitupun dengan sahabatku yang satunya "25 hari aku kehilangan 15 orang-orang dekat yang kusayangi, Mommy,  maafkan pira" salahku yah....". Japrimu padaku yang kujawab dengan tangisan

Ya Allah... Pingin rasanya kuberlari mendekat tuk memeluk kalian berdua erat-erat agar bisa sedikit meredakan sakitmu dan merasakan apa yang kau rasakan , apalah daya situasi dan kondisinya sangat tidak memungkinkan dengan adanya covid-19 varian baru yang terus mengintai....

Hanya doa yang bisa kuucapkan semoga semuanya segera baik-baik saja , tak kurang sesuatu apapun dan diberikan kesehatan, perlindungan dan keberkahan Aamiin

Read More

BILA INGIN HIDUPMU BAHAGIA

 BILA INGIN HIDUPMU BAHAGIA


Bila ingin hidupmu bahagia..

Maka hiduplah di dunia sesuai keridhoan Robbmu…

Bukan sesuai keinginanmu saja..


Taati perintahNya, dan jauhi laranganNya..

Sabarlah di atas itu semua..

Agar kamu mendengarkan ucapan Allah di surga kepadamu:


سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ


“Keselamatan atasmu karena kesabaranmu. Ini adalah sebaik baik tempat tinggal.” (QS. Ar Ra’du: 24) 


Meraih keridhoan Allah ta’ala adalah tujuan tertinggi dan teragung, bahkan ia merupakan tujuan para penghuni surga. Allah berfirman :


وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


"Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar." (QS. At-Taubah : 72)


Maka tidak ada yang lebih dicintai dan lebih mulia serta lebih besar dari keridhoan Allah.

Read More

BERSAHABAT DENGAN SABAR

 BERSAHABAT DENGAN SABAR


Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sikap sabar mempunyai nilai kedudukan tinggi karena mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.


Sabar ada beraneka ragam, diantaranya adalah sabar dalam beribadah kepada Allah, sabar dalam menjauhi maksiat kepada Allah dan sabar atas cobaan yang Allah berikan.


Pertama, sabar dalam beribadah kepada Allah Swt. merupakan wujud penghambaan diri hanya Kepada-Nya. Seringkali seorang hamba lalai dalam bentuk sabar yang pertama ini. Terkadang aktivitas yang padat membuat diri kurang bersabar dalam berinteraksi bersama kalam mulia-Nya yakni Al-Qur'an. 


Kedua, sabar dalam menjauhi maksiat kepada Allah Swt. Sabar ini haruslah dilandasi rasa takut dari azab Allah yang pedih. Diri yang lemah seringkali dilenakan oleh dunia, hingga lupa bahwa akan ada azab yang menanti bagi jiwa yang menjadi pengikut setan dalam bermaksiat.


Ketiga, sabar atas cobaan yang Allah Swt. berikan. Bentuk sabar yang ketiga merupakan tolak ukur dan bukti keridaan seorang hamba atas qada dan qadar Allah Swt.


Alangkah indahnya bila ketiga bentuk sabar di atas senantiasa menjadi sahabat dalam hidup. Sebagaimana janji Allah Swt. dalam Qs. Az-Zumar ayat 10 : 

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas.


Maka marilah kita senantiasa bersahabat dengan sabar, supaya kelak terkumpul pahala yang bertebar tanpa ada sesal yang tersadar. 


Read More

CARA BERPIKIR SEEKOR KAMBING

 CARA BERPIKIR SEEKOR KAMBING


Seorang penggembala kambing sedang duduk beristirahat sambil mengamati kambing-kambingnya yang sedang sibuk menikmati rerumputan di padang hijau yang luas.


Penggembala itu memegang sebuah rotan di sebelah tangannya yang tidak akan segan-segan ia gunakan untuk memecut kambing yang keluar dari kumpulannya. Bukan apa-apa, kambing yang memisahkan diri, ia nanti bisa tersesat dan membahayakan dirinya sendiri. 


Para kambing pun menunjukkan sikap yang berbeda-beda berkaitan dengan hal ini. Ia yang berpikir lebih cerdas, tidak akan berani pergi jauh-jauh dari kerumunan. Karena ia sudah pernah merasakan sabetan rotan si penggembala, dan tak mungkin ia mau merasakan kedua kalinya. 


Beberapa lagi suka melupakan kenyataan bahwa ia tak boleh menjauhi teman-temannya. Ketika ia melakukan hal tersebut, si penggembala akan melihatnya dan memecut satu kali kambing itu. 


Cukup satu kali, karena setelah itu ia ingat akan kesalahannya dan kembali kepada barisan yang benar. 


Namun ada pula jenis kambing ketiga, yang tidak juga mengerti apa yang harus ia lakukan. Ia tetap saja tidak bisa diatur. Setiap kali melanggar, pecutan rotan akan melayang di tubuhnya. 


Namun tetap saja ia melakukan kesalahan lagi dan lagi. Berkali-kali ditegur dengan rotan yang menyakitkan pun ia belum sadar juga. Barangkali kambing-kambing itu berpikir bahwa mereka adalah kambing, dan memang seperti itulah seharusnya sikap seekor kambing. Entahlah. 


Dipikir-pikir ada benarnya juga kalau yang berbuat seperti itu adalah kambing. Justru yang menjadi pertanyaan, jika pelakunya adalah manusia. Mereka tahu hidupnya berkali-kali ditegur oleh Allah, namun belum sadar juga. 


إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih."


(Surat Asy-Syura: 42)


Azab atau hukuman sedianya Allah berikan pada hamba-Nya sebagai teguran. Mukmin yang cerdas, tidak akan berani melanggar aturan Allah. Kalaupun pernah mengalami teguran tersebut karena lupa, maka cukup satu kali setelah itu ia ingat akan kesalahannya dan kembali kepada jalan yang benar. 


Justru yang mengherankan adalah mereka yang tidak pernah bisa diatur meski sudah menerima teguran berulang-ulang. Padahal hanya kambing yang berpikir demikian, dan memang seperti itulah seharusnya sikap seekor kambing. Entahlah. 


Read More

"Anak-anak yang Mati Rasa⁣"

 "Anak-anak yang Mati Rasa⁣"

Kelak akan tiba masanya, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, orangtua berpayah-payah mendidik anak, tetapi anaknya memperlakukan emaknya seperti tuan memperlakukan budaknya. Dan aku takut peristiwa itu akan terjadi di masa ini, masa ketika anak-anak tak mengenal pekerjaan rumah-tangga, dan pesantren maupun sekolah-sekolah berasrama lainnya tak lagi menjadi tempat bagi anak untuk belajar tentang kehidupan. Anak-anak itu belajar, tetapi hanya mengisi otaknya dari pengetahuan yang dapat diperoleh dari Google. 


Sementara tangannya bersih tak pernah mencuci maupun melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik lainnya, sehingga empati itu mati sebelum berkembang. Tak tergerak hatinya bahkan di saat melihat emaknya kesulitan bernafas seumpama orang hampir mati disebabkan ketuaan atau sakitnya kambuh, tetapi anak tak bergeming membantunya. Apalagi berupaya melakukan yang lebih dari itu.⁣

Aku termangu mengingat nasehat Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengenai tanda-tanda hari kiamat, salah satunya dari hadis panjang yang kali ini kita nukil ringkasnya:⁣

سَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ الْمَرْأَةُ رَبَّتَهَا⁣

“Aku akan memberitahukan kepadamu tanda-tandanya; jika seorang (sahaya) wanita melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaih).⁣

⁣Ibunya bukanlah seorang budak. Bukan. Ibunya orang merdeka. Tetapi anak-anak itu tak tersentuh hatinya untuk cepat tanggap membantu ibunya. Padahal membantu saat diminta adalah takaran minimal bakti kepada orangtua. 


Takaran di atas itu, tanpa diminta pun ia sudah tergerak membantu. Dan di atasnya lagi masih bertingkat-tingkat kebaikan maupun kepekaan seorang anak tentang kebaikan apa yang sepatutnya ia perbuat terhadap kedua orangtuanya.⁣

*


Ada yang perlu kita renungi. Ada airmata yang perlu mengalir, menadahkan tangan mendo’akan anak-anak dan keturunan kita, menangisi dosa-dosa, berusaha memperbaiki diri dan tetap tidak meninggalkan nasehat bagi anak kita karena ini adalah haknya. Nasehat. 


Ia adalah kewajiban kita untuk memberikannya meskipun mereka tak memintanya. Kitalah yang harus tahu kapan saat tepat memberikan nasehat sebab semakin memerlukan nasehat, justru kerapkali semakin merasa tak memerlukan nasehat.⁣

*


Hari ini, betapa banyak anak yang di sekolah berasrama tak diajari mengurusi kehidupan pribadinya karena makanan siap saji setiap waktu makan, hanya perlu berbaris untuk mengambilnya. Sedangkan pakaian pun tak perlu ia menyempatkan waktu mengatur jadwal agar bersih saat mau digunakan, sementara tugas sekolah tetap tertunaikan. Tidak terbengkalai. 


Maka di saat mereka pulang, kita perlu melatih tangan dan juga hatinya agar tanggap. Bukan menyerahkan begitu saja kepada pembantu. Tampaknya ini hanya urusan pekerjaan rumah-tangga yang sepele, tetapi di dalamnya ada kecakapan mengelola diri, mengatur waktu dan lebih penting lagi adalah empati.⁣

*


Apakah tidak boleh kita menggembirakan mereka dengan sajian istimewa saat mereka pulang dari pesantren? Boleh. Sangat boleh. Tetapi hendaklah kita tidak merampas kesempatan mereka untuk belajar mengenal pekerjaan rumah-tangga, menghidupkan empati dan mengasah kepekaannya membantu orangtua. 


Liburan adalah saat tepat belajar kehidupan. Bukan saat untuk libur menjadi orang baik sehingga seluruh kebaikan yang telah biasa mereka jalani di sekolah, sirna saat liburan tiba. Mereka seperti raja untuk sementara, sebelum kembali ke penjara suci.⁣

*


Diam-diam saya teringat, konon di sebuah sekolah bernama Eton College, semacam Muallimin di Inggris tempat anaknya raja maupun anak orang sangat kaya bersekolah, para siswa diharuskan mencuci dan menyeterika bajunya sendiri. Bukan bayar laundry. 


Ini bukan karena orangtua mereka fakir miskin. Bukan. Tetapi karena dalam urusan sederhana itu ada kebaikan yang sangat besar bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang, termasuk dalam hal kepemimpinan. Mereka menjadi lebih peka tentang apa yang seharusnya dilakukan saat menjadi pemimpin perusahaan, termasuk dalam mengelola waktu.⁣

*


Apa yang dilakukan di Eton College sebenarnya bukan barang baru. Pesantren tradisional telah melakukannya sudah lebih dari satu atau dua abad yang lalu. Tetapi saya merasa perlu menghadirkan kisah ini selintas hanya untuk menggambarkan betapa anak-anak memerlukan latihan untuk mengasah kepekaannya, menghidupkan empatinya dan meringankan langkahnya membantu orangtua. 


Mereka sangat perlu memiliki semua itu karena dua alasan. Pertama, ketiganya (kepekaan, empati dan kemauan untuk meringankan langkah) sangat mereka perlukan dalam menjalani kehidupan bersama orang lain, baik ketika berumah-tangga maupun berdakwah dan mengurusi ummat. 


Artinya, minimal semua itu mereka perlukan untuk meraih kehidupan rumah-tangga yang baik, tidak terkecuali dalam mendidik anak. Kedua, ketiganya mereka perlukan untuk dapat berbuat kebajikan bagi kedua orangtua (birrul walidain) dengan sebaik-baiknya. Dan birrul walidain merupakan salah satu kunci kebaikan yang dengan itu anak dapat berharap meraih ridha dan surga-Nya Allah ‘Azza wa Jalla.⁣

Jadi, urusan terpentingnya bukan karena kita kewalahan lalu perlu bantuan mereka. Bukan. Bukan pula karena kita repot sehingga memerlukan kesediaan mereka untuk meringankan tugas-tugas kita. Tetapi hal terpenting dari melibatkan anak membantu pekerjaan di rumah dan tanggap terhadap orangtua justru untuk keselamatan dan kebaikan anak kita di masa-masa yang akan datang. 


Kejamlah orangtua yang tak melatih anaknya untuk berbakti kepadanya hanya karena merasa orangtua tak perlu menuntut anak membantunya. Ingatlah, kita latih, dorong dan suruh mereka agar cepat tanggap dan ringan membantu bukanlah terutama untuk meringankan beban orangtua, tetapi justru agar anak-anak kita memperoleh kemuliaan dan kebaikan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dengan birrul walidain. Sekurang-kurangnya tidak menyebabkan mereka terjatuh pada perbuatan mendurhakai orangtua. Dan ini merupakan serendah-rendah ukuran.⁣

Apakah ini hanya terjadi pada anak-anak yang dimasukkan pondok pesantren alias boarding school? Tidak. Sama sekali tidak. Bahkan sangat banyak anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan di pesantren sama sekali dan mereka tidak memperoleh pendidikan adab (ta’dib) yang baik di rumah maupun sekolahnya. Sebaliknya kita dapati banyak pesantren, khususnya pesantren tradisional yang akarnya kuat (catat: akarnya kuat) memberi tempaan pendidikan adab yang sangat kokoh pada santrinya.⁣


Ada yang perlu kita khawatiri jika lalai menyiapkan mereka. 


Pertama, anak-anak merasa berbuat kebajikan kepada kedua orangtua, termasuk membantu pekerjaan di rumah, bukan sebagai tugasnya. Mereka tak membangkang, tetapi lalai terhadap apa yang sepatutnya mereka kerjakan. Ini merupakan akibat paling ringan. 


Kedua, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang durhaka kepada orangtua. Dan karena kedurhakaan itu bersebab kelalaian orangtua dalam mendidik, maka di Yaumil Qiyamah mereka menjatuhkan orangtua di mahkamah Allah ‘Azza wa Jalla sehingga justru orang yang merasakan azab akhirat. 


Ketiga, sebagaimana disebut dalam hadis di atas, anak-anak berkembang menjadi pribadi yang memperbudak orangtua, bahkan setelah mereka mempunyai anak. Na’udzubiLlahi min dzaalik.⁣

Ada yang perlu kita renungkan tentang bagaimana kita mendidik anak-anak kita. Saatnya kita kembali kepada tuntunan agama ini, bertaqwa kepada-Nya dalam urusan mendidik anak dan berusaha menggali tentang apa saja yang harus kita bekalkan kepada mereka.⁣

Read More

LEBIH BURUK DARI RIBA

 LEBIH BURUK DARI RIBA


Suatu ketika, ada seseorang mengghibahi saudaranya tanpa haq. Betul itu aib sebenarnya ada. Entah aib masa lalu atau masa kini. Aib yang Allah Ta'ala tutup. Lalu dibukanya..


Hendaknya dia mengingat sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,


الرِّبَا اثنان وسبعون بابًا، أدناها مثل إتيان الرجل أمَّه، وإن أرْبَى الربا استطالة الرجل في عرض أخيه


“Riba memiliki tujuh puluh dua pintu. Yang paling rendah seperti menzinahi ibu kandungnya. Dan sesungguhnya riba yang paling riba adalah merusak kehormatan saudaranya."

[H.R. Ath-Thabrany, dimasukkan oleh al-Albany dalam Silsilah ash-Shahihah]


Maka perhatikanlah lisan dan jemari kita, barangkali kita telah menggores setetes tinta atau buah lidah yang jikalau dicelupkan ke samudera, ia menghitamkannya..


Semoga Allah beri taufiq kepada penulis dan pembaca tulisan kecil ini.

Read More

Keutamaan Puasa Senin Kamis

 Keutamaan Puasa Senin Kamis


عن عائشة رضي اللَّه عنها قالت، 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ


 Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan puasa di hari senin dan kamis. (HR. Turmudzi 745 dan dishahihkan Al-Albani).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:


1- Puasa senin kamis, termasuk puasa sunah yang menjadi kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


2- Inilah yang menjadi alasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merutinkan puasa senin dan kamis. Beliau ingin, ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam kondisi puasa.


 عن أسامه بن زيد رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،:

إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ


 Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya amal para hamba dilaporkan (kepada Allah) setiap senin dan kamis.” (HR. Abu Daud 2436 dan dishahihkan Al-Albani).


3- Selain itu, di hari Senin Kamis juga pintu surga akan dibuka.


تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ


“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu diampuni kecuali seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya terdapat permusuhan.” (HR. Muslim)


4- Para ulama menegaskan, puasa di dua hari ini bukan satu kesatuan. Artinya, orang boleh puasa senin saja atau kamis saja. Karena tidak ada perintah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bahwa dua hari itu harus dipasangkan, demikian pula tidak ada larangan dari beliau untuk puasa senin saja atau kamis saja.


5- Ternyata dengan puasa senin kamis dilihat dari dimensi duniawi bisa memperkokoh aljihazul mana'i (ketahanan tubuh) dari penyakit, virus-virus termasuk CORONA. baca peneliti dari Jepang dibawah ini, Riset lapar (puasa) membuahkan nobel utk peneliti Jepang

==============


AUTOPHAGI


Ketika tubuh seseorang lapar, tubuh seseorang akan memakan dirinya sendiri atau membersihkan dirinya sendiri.


Ilmuwan telah menemukan bahwa ketika seseorang lapar (PUASA) dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam, menghasilkan protein khusus yang disebut autophagisom diseluruh bagian tubuh, dan mereka lebih mirip sapu raksasa yang mengumpulkan sel-sel mati,kanker dan penyakit lainnya lalu menganalisa dan memakan bagian yang tidak sehat tersebut. Studi tersebut menyarankan seseorang menjalani praktek melaparkan diri (PUASA) dua atau tiga kali dalam seminggu.


Penelitian ini telah memenangkan penghargaan NOBEL KEDOKTERAN kepada dokter jepang "yoshinori ohsumi" atas riset yang ia namakan AUTOPHAGI.


6- Alhamdulillah beruntunglah kita sebagai umat islam karena agama telah mengatur perihal puasa sebelum riset modern menemukan manfaat yang luar biasa buat tubuh orang yang bepuasa.


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim no. 1151)

Read More

KITA ITU LEMAH, ALLAH YANG MENGUATKAN KITA

 KITA ITU LEMAH, ALLAH YANG MENGUATKAN KITA


Syeikh Utsaimin -rohimahulloh-:

.

“Seseorang selama ruhnya masih di raganya, dia bisa saja ter-‘fitnah’, oleh karena itu aku berpesan kepada diriku sendiri dan kalian semua, agar kita selalu meminta kepada Allah KETEGUHAN di atas iman.

.

Dan hendaknya kalian takut, karena ada banyak tempat licin di bawah kaki kalian, bila Allah -azza wajall- tidak meneguhkan kalian, maka kalian akan terjatuh dalam kebinasaan.

.

Dengarkanlah firman Allah kepada RosulNya -shollallohu ‘alaihi wasallam- yang merupakan orang paling kuat keteguhannya dan paling kuat imannya:

.

“Kalau Kami tidak meneguhkanmu, niscaya kamu hampir saja condong sedikit kepada mereka..”

.

Jika ini berlaku pada diri Rosul -shollallohu ‘alaihi wasallam-, lalu bagaimana dengan kita yang lemah iman dan keyakinannya, serta sering dihinggapi syubuhat dan syahawat..?!

.

Sungguh kita berada dalam bahaya besar, oleh karenanya kita harus memohon kepada Allah ta’ala KETEGUHAN di atas kebenaran, dan agar Dia tidak menjadikan hati kita condong pada kesesatan.

.

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)..”

Read More

Andai Ini Ramadhan Terakhirku

  Andai Ini Ramadhan Terakhirku


Waktu begitu terasa cepat putarannya. 

Setiap lajunya berkuranglah jatah umur kita. 

Usia makin menua dan akan sampai pada akhir hidup kita.


Kematian menjadi misteri supaya manusia mempersiapkan diri.

Hidup hanya untuk mengabdi pada Ilahi.

Hingga bekal yang dibawa cukup harus kembali.


Imam Syafi'i berpesan,"Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu, dan kematian di pelupuk matamu”


Saat ini...

Dzikrul maut banyak di depan mata kita.

Ketika terbang tinggi bersama pesawat bisa terjatuh dan tak bernyawa.

Yang di daratan ada banjir bandang melanda.

Yang di kepulauan ada gempa mengguncang wilayahnya.

Yang di pegunungan ada tanah longsor yang mengancam jiwa.

Dan dimana-mana maut sudah mengintai kita.


Tinggal menghitung hari menuju bulan suci.

Dahulu para sahabat menanti datangnya Ramadhan sepenuh hati 

Selayak akan datangnya tamu spesial, persiapan menyambutnya sudah jauh-jauh hari.

Banyak amalan yang sudah mulai jadi kebiasaan sehari-hari.


Andai ini Ramadhan terakhir.

Banyak hal yang harus diukir.


“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr : 1-3)


Lantas bagaimana jika ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita? 

 

Pernahkah kita membayangkan bahwa ini adalah ramadhan terakhir dalam hidup kita? Hidup itu boleh berharap tetapi kenyataan hidup berkata bahwa yang sudah terjadi adalah kenangan, yang sedang terjadi adalah kenyataan dan yang akan terjadi hanya sebuah harapan. Bagaimana pun juga kita tak pernah tahu bahwa Ramadhan mendatang apakah kita masih hidup? 


Jangankan sampai berjumpa dengan Ramadhan, mungkin sedetik ke depan jika Allah berkehendak semua bisa saja terjadi dan saat itulah Allah telah memanggil kita. Dan bila esok Ramadhan terakhir kita maka kita harus bersiap untuk menjadikannya lebih bermakna. Apa saja yang harus kita lakukan.


1. Segera bertaubat dan memperbaiki tabiat.

2. Menambah keimanan dengan menjadi hamba yang taat.

3. Berusaha sebaik mungkin menjalankan syariat.

4. Target optimal dalam beramal sunnah baginya menjadi tekad yang bulat.

5. Tilawah Al-Qur'an tidak pernah terlewat. 


Masih banyak lagi sebenarnya yang bisa kita persiapkan. Apalagi nanti ketika masuk ramadhan. Harus lebih bernilai puasanya, lebih banyak tilawahnya, lebih peduli kepada sesama, lebih khusyu' shalat wajib dan sunahnya serta dzikir sepanjang harinya. 


Hidup selalu berbatas dengan kematian. Sudahkah kita bersiap untuk menyambutnya? Kematian bukan datang sesuai harapan kita, namun sudah ditetapkan oleh Sang Maha Kuasa. Kendatipun demikian bolehlah kita meminta dipanjangkan usia agar lebih banyak lagi catatan kebaikan yang kita tinggalkan.


Read More

Terwujud Berkat Istighfar

 Terwujud Berkat Istighfar


Sebut saja ajaib.

Kejadian ajaib bisa terjadi pada siapa pun sepanjang diizinkan Allah.

Bahkan sesuatu tanpa sebab pun bagi Allah sangat mudah untuk mendatangkannya.

Di kisah Nabi Isa putra Maryam misalnya. Atau bahkan kejadian manusia biasa, sangat mungkin terjadi. Tinggal kitanya yakin atau tidak?


Hidup tak sekedar mengandalkan akal pikiran saja. Masih banyak sisi-sisi kehidupan yang bisa kita jalani dengan meta-rasional; melampaui akal, lebih dari sekedar akal. Bahkan orang juga menganggapnya di luar akal atau supra-natural. Apa pun orang menamainya bahwa jalan kehidupan tidak hanya cukup ditapaki dengan dunia akal saja. Terlalu sempit.


Sebagai contoh kisah Imam Ahmad dan Istighfar Penjual Roti, dipetik dari manakib imam Ahmad.

Imam Ahmad bin Hanbal ra (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hanbali. Dimasa akhir hidup beliau bercerita, "satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tahu mengapa ingin sekali menuju ke salah satu kota di Irak."


Entah apa yang membawanya ke sana. Padahal tidak ada janji dengan siapa pun dan tidak ada hajat yang harus dipenuhi. Akhirnya berangkatlah Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita, "saat tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah Isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat". Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya "kenapa Syaikh, mau apa di sini?"


Marbot tidak tahu kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan saking tawadhu'nya Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya, bahkan tidak berpengawal seorang pun. Padahal di Irak, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih dan zuhud. Sayangnya zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tahu wajahnya, cuma namanya sudah terkenal. 


Kata imam Ahmad, "saya ingin istirahat, saya musafir". Kata marbot, "tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid."

Imam Ahmad melanjutkan bercerita, "saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, maka dikuncilah pintu masjid."


Lalu saya ingin tidur di teras masjid, bersebab lelah begitu terasa. Ketika sudah berbaring di teras masjid, marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau apa lagi Syaikh?" Kata marbot. "Mau tidur, saya musafir," kata imam Ahmad.

Lalu marbot berkata, "di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh."

Imam Ahmad diusir.

Imam Ahmad bercerita, "saya didorong-dorong sampai jalanan."


Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti).

Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi.

Saat imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh "mari Syaikh, Anda boleh menginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil". 


Kata imam Ahmad "baik".

Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).

Penjual roti ini punya perilaku tersendiri.

Kalau imam Ahmad mengajak berbicara, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, "Astaghfirullah".


Saat meletakkan garam "astaghfirullah", memecahkan telur "astaghfirullah", mencampur gandum "astaghfirullah". Selalu mengucap istighfar. 


Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu imam Ahmad bertanya "sudah berapa lama kamu lakukan ini?"

Orang itu menjawab, "sudah lama sekali Syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan." Imam Ahmad bertanya, "apa hasil dari perbuatanmu ini?", orang itu menjawab "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta, kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta "Ya Allah...", langsung diterima". 


Memang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya".


Lalu orang itu melanjutkan, "semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan." 

Imam Ahmad penasaran kemudian bertanya, "apa itu?". Kata orang itu, "saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad". Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfarmu."

Penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang ada di depannya adalah Imam Ahmad.  


Sebuah pertemuan yang menakjubkan dan buah keberkahan dari istighfar. Menakjubkan, ajaib, wow dan sulit diterima akal.

Tetapi faktanya ada dan dialami oleh sang penjual roti dan imam Ahmad bin Hanbal.


Problem kaum rasional adalah soal percaya atau tidak.

Imannya diuji, apakah teruji atau tidak?

Baru kemudian Anda akan memasuki kawasan mereplika keajaiban dengan tindakan yang 'sama' untuk mendapatkan keajaiban. 

Rasional kaum beriman akan merunut jawaban dari pertanyaan "kenapa bisa begitu kejadiannya?"

Mari kita genapkan iman kita dengan meyakini sabda Nabi.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa istighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kesedihan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya, dan Allah memberinya rezeki yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Abu Daud). 


Anda tak percaya?

Itu urusan iman di hati Anda.

Anda mau coba?

Semoga Allah kabulkan semua hajatmu. Jika Anda belum berhasil, boleh jadi iman yang belum sepenuhnya atau memang dosa kita yang terlalu banyak, hingga istighfar yang didawamkan belum cukup membersihkannya. 


Wa Allahu A’lam bishShawwab.

Read More

AGAR KEMBALI BERSEMANGAT

 AGAR KEMBALI BERSEMANGAT


Jika kawan-kawan merasakan punya 7 tanda ini..


1. Mudah tersinggung.

2. Menjadi tidak sabaran dan mudah marah.

3. Tidak termotivasi untuk melakukan sesuatu bahkan pada hal yang biasanya antum sukai.

4. Sering gelisah atau ketakutan akan banyak hal secara berlebihan, khususnya masa depan.

5. Sering rasanya ingin menangis tiba-tiba dan merasakan kesedihan tanpa tahu sebabnya.

6. Mulai terasing dengan sekitar, merasa sendirian di tengah keramaian dan lebih asik membayangkan kehidupan ideal yang kita ciptakan di dalam pikiran.

7. Tidur mulai tidak merasakan nyenyak dan saat bangun tidak bugar.


Maka itu adalah tanda jiwa atau batinmu tengah kelelahan. Saran terbaik adalah..

Hentikan sejenak aktivitas yang menyita banyak waktu.. lalu luangkan waktu untuk mengistirahatkan jiwa.


Caranya??


Tidak ada dokter yang bisa mengobati sang jiwa kecuali yang memiliki jiwa.

Perbanyaklah bermunajat.


Wudhu, gelar sajadah, lalu sholat meski hanya 2 rakaat. Setelah itu jangan beranjak.

Duduk saja. Nikmati.. meski itu hanya sekedar diam berdzikir menyebut nama Alloh (kalau nggak bisa berdoa). Atau berbincanglah sepihak dengan Alloh..

Ciptakan atmosfer intim hanya dengan Alloh. Waktu malam lebih baik..


Berlama-lama lah di situ..

Karena jiwa yang lelah adalah isyarat waktu kebersamaanmu bersama Rabb-mu teramat kurang. 


Jangan sampai lelahnya jiwa membuat kita tak bisa menjadi pribadi terbaik saat hidup di dunia.

Karena tanpa sadar, lelahnya jiwa membuat kita menjadi mati sebelum jasad mati.


Read More

Semangat Subuh

 Semangat Subuh 


SEANGKUH DAN SEHEBAT  Apapun Kita...,

Diatas Hamparan Sajadah,

Juga Dahi Kita-

B e r s u j u d...


SECANTIK DAN SEINDAH Apapun Rupa Kita...,

Kain Putih Juga Yang-

Akan Membalut-

Tubuh Kita...


SEKAYA DAN SEBANYAK Apapun Harta Kita...,

Tidak Akan Dapat-

Dibawa Menghadap ILLAHI..


SEGAGAH DAN SEKUAT Apapun Kita..,

Berjalan Dan Berlari...

Pada Akhirnya-

Tetap Di Usung Juga...


SERAMAI DAN SEBANYAK Apapun Teman² Kita...,

Namun Kita Akan Pergi

Seorang Diri Juga

Suatu Hari Nanti...


Semoga Ada Hijrah

Dalam Diri Kita,

Menjadi Hamba² ALLAH Yang Terbaik...


YAA ALLAH...

Terima Kasih Atas Segala Nikmat Dan KaruniaMU

Jadikan Langkah Hidup Kami Selalu Dalam Kebaikan dan Ketaatan..

Dan Jadikan Sisa Umur Kami Selalu Dalam KeberkahanMU


Read More

SAAT BENCANA MENYAPA

 SAAT BENCANA MENYAPA


Dalam beberapa waktu terakhir, bencana alam datang silih berganti. Banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan lain sebagainya. Banyak analisis kenapa hal ini terjadi. Mulai dari pendekatan ilmiah, hingga yang lainnya. 


Allah Subhanahu wata'ala menjalankan alam ini sesuai dengan kehendak-Nya. Seluruhnya tidak bisa serta merta dapat dicegah atau direkayasa. Jika bencana terjadi, maka terjadilah. Karena setiap gerak alam, pasti ada tujuannya.


Sebagai makhluk yang memiliki banyak kelemahan, sudah seharusnya kita senantiasa menjadikan bencana ini sebagai bahan renungan, apakah bencana ini sebagai adzab karena dosa-dosa yang telah kita lakukan? Teguran agar kita introspeksi dan kembali kepada Al-qur'an yang semakin terjauhkan diseluruh aspek kehidupan? Ataukan ini sebagai ujian bagi hamba-hambanya yang beriman? 


Apapun itu, seluruh alam ini bergerak atas kehendak-Nya. Tidak ada benda sekecil apapun tanpa dikatahui dan dikehendaki oleh-Nya. Tugas kita adalah bertaqwa, menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan laranganNya. 


Manusia sangatlah lemah, dan kelemahan ini bukan untuk kita sesali, tetapi untuk kita jadikan sebagai alasan kenapa kita harus selalu taat kepada Sang Pencipta. La haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim


Read More

JAUHILAH PERDEBATAN

 JAUHILAH PERDEBATAN


Syeikh Utsaimin -rohimahulloh- mengatakan:


“Biasanya orang yang suka debat akan dihalangi dari KEBERKAHAN ilmu.”


Karena kebanyakan orang yang suka debat, biasanya hanya ingin memenangkan pendapatnya, sehingga dia terhalang dari keberkahan ilmu.


Adapun orang yang menginginkan kebenaran, sungguh kebenaran itu mudah dan dekat dengannya, tidak perlu ada perdebatan panjang karena kebenaran itu jelas.


Oleh karenanya, kamu akan dapati para ahli bid’ah biasa berdebat dalam bid’ah-bid’ahnya, namun ilmu mereka kurang berkah, tidak ada kebaikan pada ilmu mereka.


Kamu akan dapati mereka saling berdebat dan berbantah-bantahan, namun berakhir dengan kenihilan, mereka tidak sampai kepada kebenaran, karena mereka hanya menginginkan pembelaan terhadap apa yang mereka jalani.


Maka, siapapun yang berdebat untuk memenangkan pendapatnya, biasanya dia tidak diberi taufiq (untuk sampai pada kebenaran), dan tidak menemukan keberkahan pada ilmunya.


Adapun orang yang berdebat dengan niat untuk mendapatkan ilmu, serta untuk menetapkan kebenaran dan membatalkan kebatilan, maka sungguh ini merupakan sesuatu yang diperintahkan, sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya):


“Ajaklah (manusia) ke jalan Rabb-mu dengan cara yang hikmah dan nasihat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang paling baik”. [QS. An Nahl: 125].”

Read More

Hati- hati dengan Pencitraan

 Hati- hati dengan Pencitraan


عَنْ سَلَمَةَ قَالَ سَمِعْتُ جُنْدَبًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَهُ فَدَنَوْتُ مِنْهُ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ(البخاري)


Dari Salmah berkata, aku mendengar jundab berkata, bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan belum ada yang mendengar seseorangpun bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan seseorang aku mendekatinya maka aku mendengarnya, berkata Nabi shallallahu alaihi wasallam :

Barang siapa yang memperdengarkan (amalnya) maka Allah akan memperdengarkannya, dan barang siapa yang pamer (amalnya) maka Allah akan pamer dengan orang tersebut. (Bukhori)


Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:


1- Orang yang beramal dan memperdengarkan amalnya kepada orang lain maka dia termasuk orang yang sum'ah (memamerkan amalnya kepada orang lain dengan memperdengarkan amalnya).


2-  Jika begitu maka tidak ada keikhlasan dalam beramal bagi orang yang suka memperdengarkan amalnya.


3- Orang yang suka riya' /pamer (memperlihatkan amalnya) nanti Allah akan pamer terhadap orang tersebut bahwa Allah maha kaya dan tidak membutuhkan amal dari orang tersebut.


4- Sebenarnya hadits ini sangat simple dan praktis namun  sulit dilakukan.


5- Seorang manusia yang beramal harus memurnikan niatnya karena Allah dan tidak boleh riya',  sum'ah (memperlihatkan, menceritakan amalnya tersebut).


6- Pencitraan terhadap amal dengan riya' dan sum'ah, berarti manusia tersebut tidak ikhlas dengan amalnya.


7- Sebenarnya jika seseorang itu imannya kuat, dan didorong ilmu yang cukup maka ia akan menjadi orang ikhlas dalam beramal dan untuk memperkuat iman itu harus dilakukan secara integral dan kaffah.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran: 


1- Yakni dengan mengerjakan amal yang semata-mata hanya karena Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah syarat utama dari amal yang diterima oleh-Nya, yaitu harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah sholallohu alaihi wasallam


قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا


Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahawa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu; Oleh itu, sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya".

[Surat Al-Kahfi :110]


2- Sifat orang munafik diantaranya, tiada ikhlas bagi mereka, dan amal mereka bukan karena Allah, melainkan hanya ingin disaksikan oleh manusia untuk melindungi diri mereka dari manusia; mereka melakukannya hanya dibuat-buat. Karena itu, mereka sering sekali meninggalkan salat yang sebagian besarnya tidak kelihatan di mata umum, seperti salat Isya di hari yang gelap, dan salat Subuh di saat pagi masih gelap.


إِنَّ الْمُنافِقِينَ يُخادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خادِعُهُمْ وَإِذا قامُوا إِلَى الصَّلاةِ قامُوا كُسالى يُراؤُنَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلاَّ قَلِيلاً


Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. [An Nisa:48]


3- Barangsiapa yang beramal dengan maksud untuk meraih kedudukan dan kehormatan di masyarakat dan bukan karena mengharap wajah Allah maka Allah akan menjadikan dia bahan pembicaraan di antara orang-orang yang ia ingin dihormati oleh mereka. Akan tetapi ia tidak akan mendapatkan pahala di akhirat. (lihat Fathul Baari 11/336-337)


Dan hal ini sesuai dengan firman Allah


مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ ،أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 


Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan (QS Huud : 15-16).

Read More

10 SEBAB KEMATIAN HATI

 10 SEBAB KEMATIAN HATI



Ibrahim bin Adham berkata:


Hati  telah mati disebabkan sepuluh perkara.


 أَوَّلُهَا : عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّه

.


1. Pertama : ”Kalian mengenal Allah. Namun kalian tidak menunaikan hak-Nya.”


 الثَّانِي : قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللَّهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِه

.

2. Kedua: ”Kalian membaca Kitabullah (Al-Quran Al-Karim). Namun kalian tidak mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya.”

 

وَالثَّالِثُ : ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَه

.

3. Ketiga: ”Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun kalian meninggalkan tuntunannya.” 


وَالرَّابِعُ : ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ

.

4. Keempat: ”Kalian mengatakan benci dan memusuhi syetan. Namun kalian justru selalu menyepakati dan mengikutinya.”


وَالْخَامِسُ : قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ تَعْمَلُوا لَهَا

.


5. Kelima: ”Kalian mengatakan, ‘kami cinta surga’. Namun kalian tidak beramal untuk mendapatkannya.”

 

وَالسَّادِسُ : قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِهَا

.

6. Keenam: ”Kalian mengatakan, ‘kami takut masuk Neraka’. Namun kalian justru menggadaikan diri kalian dengannya.”

 

وَالسَّابِعُ : قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَه

.

7. Ketujuh: ”Kalian mengatakan, ‘sesungguhnya kematian pasti akan datang’. Namun kalian tidak mempersiapkan diri untuk menyambutnya.”

 

وَالثَّامِنُ : اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ

.

8. Kedelapan: ”Kalian sibuk mencari aib saudara-saudara kalian. Namun lalai dari aib diri kalian sendiri.”


وَالتَّاسِعُ : أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا

.

9. Kesembilan: ”Kalian memakan kenikmatan dari Rabb kalian. Namun kalian tidak pernah mensyukurinya.”


وَالْعَاشِرُ : دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِم

.

10. Kesepuluh: ”Kalian menguburkan orang mati di antara kalian. Namun kalian tidak mau mengambil pelajaran darinya.”


[Disebutkan oleh Abu Nu’aim Al-Ashbahani dalam Hilyatul Auliya’ VII/426 karya,  Ibnu Abdil Barr dalam Jâmi Bayân Al-‘Ilmi wa Fadhlihi no. 1220, Asy-Syâthiby dalam Al-I’tishom I/149 (Tahqîq Masyhûr Hasan Alu Salman), dan selainnya)]


Semoga Allah melindungi kita semua dari segala perkara yang dapat merusak dan mematikan hati.


Allahumma Aamiin..

Read More

KERAJAAN KAPAS

 KERAJAAN KAPAS


Pekan ini seorang pangeran dilantik menjadi raja. Oleh karena itu, sang raja yang baru tersebut memulai tugas pertamanya dengan berkeliling kawasan di sekitar istana kerajaan.


Sepanjang perjalanan itu kakinya berkali-kali menginjak batu-batu kerikil kecil sampai memar. Maka sang raja memerintahkan kepada menterinya agar jalanan di sekeliling istana dilapisi dengan kapas. Agar kelak saat ia berkeliling lagi kakinya selamat.


Pekan berikutnya sang raja kembali berkeliling meninjau desa-desa di sebelah barat dan timur istana. Lagi-lagi jalanan yang tidak mulus menjadi keluhannya. Sang raja memberi perintah yang sama kepada menteri untuk melapisi jalan-jalan desa dengan kapas.


Begitu pula yang terjadi pada seluruh desa di penjuru utara dan selatan. Dalam satu bulan persediaan para petani di kebun kapas habis untuk melapisi jalanan. Kerajaan itu sudah laksana kerajaan kapas.


Suatu hari sang raja berniat mengunjungi kerajaan tetangga. Seperti biasa ia mengajak menterinya yang setia. Ketika rombongan tersebut sampai di kerajaan tetangga, sang raja melihat kondisi jalan di sana belum berlapis kapas.


Ia lantas bertanya kepada seorang prajurit yang ditugaskan menyambut rombongan tersebut, 


"Bagaimana caranya saya berjalan menuju istana kerajaanmu sedangkan kondisi jalannya seperti ini? Tidakkah kalian berniat untuk melakukan perubahan seperti yang aku lakukan pada seluruh kerajaanku?" 


"Maaf Baginda Raja. Kami sebenarnya juga memiliki masalah yang sama dengan kondisi jalan. Tetapi kami menemukan solusi dengan cara yang lain. Tidakkah Baginda Raja melihat sepatu yang aku pakai ini?" 


"Sepatumu tebal sekali! Memangnya ada apa dengan sepatu itu?" 


"Sepatuku ini telah aku lapisi dengan kapas, sehingga kaki kami tetap selamat! Ketahuilah Baginda Raja, kami juga ingin melakukan perubahan. Tetapi kami sadar, sebelum mengubah kerajaan ini, pertama kali kami harus mengubah diri sendiri terlebih dulu."


Sungguh di luar dugaan. Rupanya perkataan dari prajurit biasa itu mampu menyadarkan sang raja atas kesalahannya selama ini. Ia terlalu berhasrat untuk membuat perubahan pada orang lain, tetapi tidak dimulai dari perubahan dirinya sendiri.


Demikianlah dongeng kerajaan kapas yang tak lekang dimakan waktu tentang hakikat sebuah perubahan. Sebagai seorang muslim, dongeng ini mengingatkan kita pada Surat As-Shaf ayat 2,


"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"


Lihatlah bagaimana Allah menegur orang-orang yang menyeru perubahan kepada orang lain, tetapi ia sendiri tidak melakukannya. 

Read More

Hari Jumat

 Nggak terasa hari ini udah hari Jum'at. Artinya, lusa udah weekend. Assik. 🤩


Ngomong-ngomong, kamu tahu gak RAHASIA orang-orang yang Rezekinya berkah berlimpah?


Belum tau? Oke saya kasih tau ya.


Rahasianya adalah Sedekah di Hari Jum'at.


Kenapa bisa begitu?


Karena di hari Jum'at, semua amalan dilipatgandakan pahalanya.


Apalagi sedekah, yang kata Allah akan diganti 10x lipat, terus sedekahnya di hari Jum'at pula. Makin dilipatgandakan lagi pastinya.


Ibnul Qoyim pernah menceritakan dalam Kitabnya Zadul Ma'ad;


“Saya pernah melihat Ibnu Taimiyah apabila beliau berangkat jumatan, beliau membawa apa yang ada di rumah, baik roti atau yang lainnya, dan beliau sedekahkan kepada orang di jalan dengan diam-diam,”


Ibnu Qayyim juga berkata, “Sedekah di hari Jumat dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya”.


MasyaAllaah...


Apa pun bentuknya, makanan, harta, dan sebagainya.... Sedekahkan.


Orang kaya bisa jadi sempit, kalau dia pelit...

Orang miskin bisa jadi lapang, kalau dia dermawan...


Berapa pun harta yang kita miliki, yuk biasakan untuk bersedekah. Terutama di hari Jum'at.


Kalo bingung mau sedekah ke mana, kamu bisa ikutan Sedekah Al-Quran 

Read More

T E M A N

 T E M A N


"Tak harus memiliki banyak teman untuk membuatmu punya pribadi yang dikenal..."


"SINGA berjalan sendirian..."


"Sedangkan ANAK DOMBA berjalan dengan bergerombol..."


"Kelingking...

Jari Manis...

Jari Tengah...

Jari Telunjuk...

saling berdampingan 

satu sama lainnya..."


"Kecuali JEMPOL yang jauh dari mereka..."


"Dan aku takjub saat telah mengetahui bahwasanya semua jari itu takkan bisa berbuat apa-apa tanpa adanya sebuah JEMPOL yang jauh (dari yang lain)..."


"Cobalah engkau menulis atau menutup kancing bajumu (tanpa adanya jempol)..."


"Maka yakinlah bahwasanya suatu pelajaran itu diambil bukanlah dengan

''BANYAKNYA TEMAN YANG ADA DI SEKITARMU...''


Namun sesungguhnya pelajaran tsb adalah dengan,


''BANYAKNYA KECINTAAN MEREKA DAN JUGA MANFAAT YANG MEREKA BERIKAN UNTUKMU, WALAUPUN MEREKA BERADA JAUH DARIMU".


Read More

MELIHATNYA MEMBUAT INGAT ALLAH

 MELIHATNYA MEMBUAT INGAT ALLAH 


Dalam sebuah hadits disebutkan..


عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ ، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَلا أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ ؟ " , قَالُوا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ! قَالَ : " الَّذِينَ إِذَا رُءُوا ذُكِرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ " . ثُمَّ قَالَ : " أَلا أُخْبِرُكُمْ بِشِرَارِكُمْ ؟ " , قَالُوا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ ! قَالَ : " الْمَشَّاؤُونَ بِالنَّمِيمَةِ ، الْمُفَرِّقُونَ بَيْنَ الأَحِبَّةِ ، الْبَاغُونَ الْبُرَءاءَ الْعَنَتَ " .


Dari Asma bintu Yazid, ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda..

"Maukah aku kabarkan kepada kalian orang yg terbaik ?"


Mereka berkata, 

"Mau wahai Rasulullah.."


Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

"Yaitu orang orang yg apabila dilihat, membuat ingat kepada Allah.."


Lalu Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

"Maukah aku beritahu siapa orang terburuk?


Mereka berkata, 

"Mau wahai Rasulullah."


Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

"Yaitu orang yg berjalan mengadu domba, menceraikan orang orang yg saling mencintai dan menyusahkan orang yg tak berdosa.."

[HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani]


Itulah sebaik-baiknya manusia, melihatnya membuat ingat Allah..


Karena ketaqwaan dan istiqomahnya, karena ibadah dan ketaatannya dan selalu tunduk kepada perintah-Nya..


Sifat mereka tawadlu dan rendah hati, baju mereka dihiasi sunnah, lisan mereka memancarkan hikmah..


Bahagialah, orang yg diberikan teman seperti itu..


Read More

Segeralah Taubat Karena Ajal Kian Mendekat

 Segeralah Taubat Karena Ajal Kian Mendekat


"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan juga orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. 

(QS. Ali ‘Imran : 133-134).


Mari bergegas menuju hidup yang berkualitas. Menjadi hamba-hamba yang senantiasa menyadari bahwa hidup ini terbatas. Mengkhawatiri tentang adanya neraka yang sangat panas. 

Dan sangat takut bila bertemu dengan malaikat yang beringas. 


Segeralah masuk menjadi golongan orang yang selalu berjalan menuju Allah. 

Jangan sampai tidak ada kesempatan lagi untuk bertaubat. 

Ketika cahaya datang segera sambut sehingga keridhaan Allah senantiasa hadir bagi hamba yang menyadari bahwa dirinya telah salah memilih jalan.


Allah SWT sangat sayang kepada hamba-Nya. Hingga tak ingin ketergelinciran terjadi pada manusia. 

Maka diutuslah Nabi dan Rasul untuk menyampaikan kebenaran, untuk menunjukkan jalan mana yang harus dipilih agar bisa kembali ke asalnya. 


Sebelum ruh ditiupkan ke jasad, sebenarnya enggan dan khawatir. Karena ruh mengetahui bahwa ketika bersama dengan jasad, ia akan bertemu dengan dunia yang akan memesonakan. 

Godaan dunia sulit dielakkan. 

Tipu dayanya memerdayakan. 

Karena iblis telah bersumpah akan mencari pasukan untuk menemaninya di neraka. 


"Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. "

(Q.S. Al-A’râf:16-17)


Jangan sampai kita menjadi pengikut iblis yang akan menjadi penghuni neraka. 

Maka mencari hikmah dalam kitabullah dan nenemukan kebenaran dari hadits Rasulullah pun harus kita lakukan. Karena disitulah terdapat rambu-rambu yang akan mengarahkan kita kembali menuju jalan ke Surga. 

Yakni sebuah tempat dari mana ruh itu berasal.


Adakah diantara kita ingin tersesat? 

Adakah diantara kita tidak ingin kembali ke akhirat dengan selamat? Na'udzubillahi min dzalik. Semoga kita tergolong hamba yang senang bertaubat. 

Selalu menyadari bahwa ajal itu sangat dekat. Merenungkan bahwa perjalanan akhirat sangat panjang dan berat. Merisaukan bila tak mampu melewati shirath dengan cepat. 

Hingga terjatuh ke neraka yang gelap pekat. 


Imam Ghazali menyampaikan bahwa hal yang terdekat dengan manusia adalah kematian. Tak pernah tahu kapan datangnya, diharap tak kunjung jua, dihindari pun tak bisa kita mengelaknya. 

”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”

(Q.S. An-Nisaa: 78)


Ya Rabb...

Jadikan kami hamba yang senantiasa bertaubat.

Jadikan kami hamba yang mudah menyadari kesalahan.

Jadikan kami hamba yang ringan langkah untuk segera kembali menuju-MU.

Sehingga akhir hidup kami pun mendapat Husnul khatimah.


اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ


“Ya Alloh, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah”


Istajib du'ana

Read More

Semangat Subuh

 Semangat Subuh 


Ketika kabar kematian menghampirimu..

Engkau terpana.. Seakan tak percaya 

Apa iya.. dia meninggal? 

Dia kan sehat, dia kan masih muda, dia gagah tinggi besar, tadi aq masih ketemu dengannya... 

Berbagai pertanyaan muncul.. 


Wahai diri... 

Tidak cukupkah kematian sebagai pelajaran, 

Tidak cukupkah kematian sebagai nasehat...? 


Wahai diri... 

Apalagi yg engkau cari didunia ini? 

Apa artinya hidupmu tanpa taat pada Rabbmu.. 

Apa artinya hidupmu jika terus bermaksiat pd Rabbmu.. 

Hanya kelelahan yg engkau dapat, kesengsaraan dunia akherat.. 


Mati tak mengenal usia

Mati tak harus sakit

Mati tak mengenal waktu

Mati tak mengenal tempat


Dia datang tiba², mengejutkan 


Karena itu.. Segeralah taubat, sebelum terlambat 

Karena mati tak menunggu taubatmu

Read More

Antara Bertemu & Berpisah

 Antara Bertemu & Berpisah


Ingin mendekap erat yang kita sayang, tapi suatu saat pasti akan berpisah. Ingin memiliki sesuatu seutuhnya, namun suatu saat jelas akan terlepas.


Semua yang bertemu, akan berpisah. Kemudian menjadi kenangan. Demikian pula kehidupan, silih berganti, gugur dan tumbuh lagi. "Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu suatu hal yang baru." (QS. Ath-Thalaq: 1)


Semua ini terjadi atas kehendakNya. Jangan terlalu sedih jika berpisah, pun jangan terlalu bahagia jika bertemu kembali. Tetap jagakan hati pada Allah.

Karena tak semua episode kehidupan dapat berjalan sesuai harapan. Nikmati setiap pertemuan. Maksimalkan setiap inchi kehidupan.

Read More

SYUKURI KEKURANGANNYA

 SYUKURI KEKURANGANNYA


"Semahal apa pun bantal yg engkau beli, tak akan mampu menggantikan rasa nyaman bahu seorang suami untuk bersandar." @uh


Banyak pasangan yg terkaget setelah berjalan sekian lama berkeluarga; "ternyata....". Menyadari setelah melewatinya. Tak jarang jika hal ini terjadi lalu gagal dlm menyikapi dan beradaptasi diri dgn pasangan, maka keruntuhan bangunan keluarga dimulai. 


Sungguh sikap yg paling elegan menghadapi kekurangan pasangan adalah syukuri & sabari. Syukuri kelebihannya dan sabari kekurangannya sebagai ujian bagimu. Boleh jadi juga syukuri apa yg terjadi, lantaran itu yg terbaik dari Allah Swt. Pasti ada hikmah terbaik bagimu. Dan sabari atas kekurangannya, karena boleh jadi itu yg terbaik di mata Allah Swt. 


Syukurilah kekurangan² pasanganmu, karena jika sedari awal tidak memiliki kekurangan² itu, mungkin sudah menikah dgn orang lain yg lebih baik darimu. Bukan jodohmu. Ingatlah bahwa orang yg baik akan Allah pertemukan jodohnya dgn orang yg baik. Bahwa kemudian kita menemukan kekurangannya, bersebab itu menjadi lahan pahalamu dgn kesyukuran dan kesabaranmu. 


Apalagi tidak ada orang yg sempurna. Maka lengkaplah pemahaman kita tentang "pasangan". Justru Dia tidak sempurna bila tidak ada di sisimu. Di sinilah keberadaanmu menjadi "pasangan" yg menyempurnakan posisinya. 


Tak mudah memang, tetapi bisa dimengerti. Tak gampang sungguh, tetapi banyak yg telah melampauinya. Yakinlah jika Allah ingin mengirim sesuatu padamu, pasti Allah menurunkan sebab bagimu sebelumnya. Bagi seorang mukmin akhirnya selalu yakin bahwa tak ada yang sia² atas segala sesuatu yg terjadi.


Wallah'alam bishowab...

Read More

Empat Pasal GR-nya Manusia

 Empat Pasal GR-nya Manusia


Kita itu, sebagai manusia, memiliki empat pasal GR yang serius sekali saat berurusan dengan Tuhan.


Pasal 1:


Saat kita sukses dan berhasil, kita GR sekali merasa bahwa itu karena kita, karena kemampuan kita, tapi apakah demikian sebenarnya? Tidak. Kita sukses dan berhasil karena Tuhan memberikan jalan keberhasilan tersebut. Boleh GR? Silakan, tapi orang-orang yang paham, memilih untuk bersyukur dan berterima-kasih. 


Pasal 2:


Saat kita susah hati dan gagal, kita GR sekali merasa bahwa itu ujian, cobaan dari Allah . Atau disebabkan orang lain, kesalahan orang lain, dan sebagainya. Tapi apakah demikian? Tidak. Kita susah hati dan gagal boleh jadi karena kita sendiri. Disuruh belajar dan sekolah, tidak mau. Disuruh bekerja dari yang kecil, malah gengsi. Untuk kemudian menghabiskan waktu sia-sia. Kebanyakan main HP. Masa' itu ujian dari Allah ? GR banget kan?


Pasal 3:


Ketika kita disuruh memberikan sesuatu, misalnya bersedekah, berbagi, kita GR sekali, menolak mentah-mentah. Bilang itu punya kita. Enak saja dibagikan. Tapi apakah demikian? Tidak. GR kita kebangetan. Bukankah bahkan diri sendiri itu bukan milik kita? Apalagi harta benda, lebih-lebih bukan. Termasuk pengetahuan, masa' kita jumawa mengaku itu ilmu kita? GR banget. Itu semua milik Allah , dikasih titip saja sama kita.


Pasal 4:


Ketika kita meminta, maka sebaliknya, kita ngotot, maksa. Lihat saja saat berdoa, sadar atau tidak kadang ngotot sekali. Seolah kita memang berhak. Apakah kita memang berhak? Tidak. Itu GR banget. Bahkan dibanding orang2 di dekat kita saja, boleh jadi kita sama sekali tidak masuk prioritas dikasih. Lagipula, memang kita yakin cara meminta kita sudah benar? Jangan2 GR banget, menganggap Allah seperti kerabat dekat, punya facebook, jadi bisa minta lewat facebook. Itu GR. 


Read More

Istighfar Anak Shaleh mengangkat Derajat Orang Tuanya di Surga

 Istighfar Anak Shaleh mengangkat  Derajat Orang Tuanya di Surga


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، أَنَّى لِي هَذِهِ ؟ فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ


Artinya: “Dari Abu Hurairah – Radhiyallahu ‘Anhu – berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla meninggikan derajat seorang hambaNya yang Saleh di surga, sehingga hamba tersebut bertanya: ‘Ya Rabb, Bagaimanakah semua ini (bisa menjadi) milikku? Allah berfirman menjawabnya: ‘Karena Istghfar anakmu untuk dirimu'. (HR: Ahmad, Ibnu Majah. Dan dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani dan Hasan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth).


Pelajaran yang terdapat dalam hadits:


1- Allah ‘Azza Wajjalla akan meninggikan derajat di surga setiap orang tua dengan amalan dan istighfar anak-anaknya yang tak pernah mereka ia duga sebelumnya.


2- Maka alangkah beruntungnya orang tua yang beriman dan saleh, terlebih apabila ia memiliki anak cucu yang Saleh dan Salehah. mereka akan berkumpul bersama di surga yang penuh kenikmatan dan kekal selama lamanya.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:


- Selamat mendidik diri dan keluarga dan jangan lupa untuk selalu membaca doa ini, doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Zakariyya dan Ibrahim ‘Alaihimassalam agar kita diberikan anak cucu yang saleh


رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء


“Ya Rabbi berikanlah kepadaku dari sisimu keturunan yang baik sesungguhnya engkau adalah Maha mendengar doa” Ali Imron: 38


رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِين

َ

“Ya Rabbi berikanlah untukku (keturunan) yang Saleh”. As-Soffat:100


2- Apabila orang yang beriman memiliki keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan niscaya Allah akan hubungkan anak cucu mereka bersama dengannya kelak dalam satu Manzilah  (tempat) yang sama disurga. Demikian penjelasan Ibnu Katsir ketika menafsirkan Ayat ini:


وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ


Artinya: “Dan orang-orang yang beriman beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedikit pun pahala kebaikan atau kebajikan mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya” (QS: Ath-Thūr – 21).

Read More

TAK KAN MAMPU MEMBALASNYA

 TAK KAN MAMPU MEMBALASNYA


Uwais Al Qorni, adalah salah satu kisah teladan terbaik tentang bakti seorang anak kepada Ibu. 


Ia berjalan sambil menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. 


Maka tatkala ada seorang penduduk Mekkah melihat Uwais Al Qorni thawaf di sekitar ka’bah sembari menggendong ibu di punggungnya.. Ia bertanya, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi ibu?”


Ibnu Umar menjawab, "Belum, walau kadar satu helaan nafas ibumu saat melahirkanmu.” 

(Shahih, al-Adabul Mufrad: 11 al-Bukhari)


Karenanya, bakti kita kepada ibu bukan semata upaya membalas jasanya, tapi wujud penghormatan dan mentaati perintah Allah Ta'ala.


"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula) ... " (Q.S Al-Ahqaf: 15)


Read More

HARI IBUKU ADALAH SEMUA HARI

 HARI IBUKU ADALAH SEMUA HARI


Mengajari aku alif yang lurus

Mengajari aku cinta yang tulus

Mengajari aku pedih yang  halus

Mengajari aku duka yang dengan cara bagus


Bila maghrib tiba

Kau tuntun alif ba ta

Kau urai percikan cinta

Pada Allah yang maha Esa


Tak jemu merangkai lelah

Tak bosan menjamu ilmu

Tak kasar kata di ramu

Semua karena lillah


Tahu kah ibu,

Aku bisa membaca alif sekarang

Aku bisa membaca Al-Fatihah sekarang

Aku bisa mengingat wajahmu mengucapkannya dulu untukku

Aku ingat semua itu ibu


Ibu, terimakasih telah menerangi hidup ku dengan kalam Rabb semesta

Aku bisa tahu dunia

Aku tahu cara berjalan di gelapnya malam

Aku bisa mengeja hari yang kelam


Ibu kata mereka hari ini hari ibu,

Bagiku ibu, tiap hari adalah hari mu bu.

Karena dalam nadiku ada nafasmu

Dalam darahku ada tetesan cinta darimu bu

Terimakasih ibu atas segala cinta dan sayangmu bu.


Salam Bahagia Bersama

Read More

BERBAGI ITU MEMBAHAGIAKAN

 BERBAGI ITU MEMBAHAGIAKAN


Memberi sesuatu pada orang lain sesungguhnya menabung amal kebaikan. Karena menang amal kebaikan suatu saat ketika kita membutuhkannya, tabungan itu bisa kita ambil kembali. Maka saat kita menolong orang lain sesungguhnya kita juga sedang menabung pertolongan. Demikian sunah kauniyahnya.


Saat kita berbagi sebenarnya tidak terbersit dalam hati untuk berharap kembali, atau ada balasan dari yang bersangkutan. Kadang juga dalam kondisi yang lain, menjadi gidaan untuk berharap. Manusiawi banget. Tetapi ingin menjadi insan Rabbani yang memberi tanpa berharap itu sungguh butuh perjuangan dan pengorbanan. Apalagi memberi sesuatu yang pada saat yang sama kita sedang membutuhkannya. Berat bukan? 


Tak salah bila dalam urutan tingkatan ukhuwah dalam Islam "itsar" (merelakan memberi sesuatu pada orang lain, padahal pada saat itu apa yang diberikan juga sedang kita butuhkan) menduduki peringkat tertinggi. Begitu mulianya perkara memberi ini hingga Rasulullah menjamin bahwa sesiapa yang mau berbagi (shodaqah), ia tak bakalan miskin.


Nabi bersabda; “Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena shadaqah.” (HR. Riwayat Tirmidzi, shahih)


Sebagaimana firman Allah SWT surat Al Baqarah ayat 261. ... (QS Al Baqarah [2]:261). Sedekah tidak  akan membuat orang jatuh  miskin dan melarat. Namun sebaliknya, dengan bersedekah  akan membuat orang selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT dalam segala urusannya di dunia.


Gemar memberi disaat masa-masa sulit seperti ini merupakan tindakan yang membahagiakan bagi si penerima maupun si pemberi. Si penerima mendapatkan manfaat apa yang diberikan, sedang si pemberi juga merasa gembira apa yang diberikan bermanfaat bagi orang lain. Ini bukan soal berapa kadar brang yang diberikan, tetapi sikap mental untuk berbagi itu wujud keshalihan bagi seseorang.


Begitu mulianya dan pentingnya berbagi sebagai shodaqoh sampai-sampai orang yang sudah meninggalpun merindui untuk bershodaqah bila diijinkan untuk sebentar saja kembali ke dunia.


Allah menggambarkan dalam al Qur'an;"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10)


Nabi SAW bersabda, "Sedekah dapat mencegah 70 macam musibah, paling ringan adalah penyakit kulit lepra". Nabi Muhammad SAW melalui hadis riwayat Thabrani, mengatakan, "Sedekah dapat meredam murka Allah dan mencegah mati dalam keadaan buruk.


Read More

Bagaimana mengenalkan Allah Swt pada anak kita?

 Bagaimana mengenalkan Allah Swt pada anak kita?

 

1. Memperdengarkan kalimat tauhid ketika bayi lahir.

 

Islam mengajarkan kita untuk memperdengarkan adzan pada anak yang baru lahir, agar kalimat pertama yang ia dengar adalah kalimat tauhid.

mayoritas ulama meliputi ulama mazhab Hanafi, ulama mazhab Syafi’i, dan ulama mazhab Hanbali menegaskan, mengadzani bayi hukumnya sunnah.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ menyampaikan :

 

 

   السُّنَّةُ أَنْ يُؤَذِّنَ فِي أُذُنِ الْمَوْلُوْدِ عِنْدَ وِلَادَتِهِ ذَكَرًا كَانَ أَوْ أُنْثَى، وَيَكُوْنَ الأَذَانُ بِلَفْظِ أَذَانِ الصَّلَاةِ. قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا: يُسْتَحَبُّ أَنْ يُؤَذِّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَيُقِيْمَ الصَّلَاةَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى.  

 

“Disunnahkan mengumandangkan adzan pada telinga bayi saat ia baru lahir, baik bayi laki-laki maupun perempuan, dan adzan itu menggunakan lafadz adzan shalat. Sekelompok sahabat kita berkata: Disunnahkan mengadzani telinga bayi sebelah kanan dan mengiqamati telinganya sebelah kiri, sebagaimana iqamat untuk shalat” (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’, juz 8, h. 442).

 

2. Mengenalkan nama dan sifat Allah Swt.

 

Cara mengenalkan nama dan sifat Allah Swt pada ananda bukan dengan teori semata. Namun dengan aplikasi dalam kehidupan sehari2. Misalnya, ketika anak sakit diajak berdoa, memohon kesembuhan pada Allah Swt. Karena Allah adalah Asy-Syaafii,  Yang Maha Menyembuhkan.

 

Ketika mendapatkan hadiah diajak bersyukur pada Allah Swt. Karena Allah Swt adalah Ar-Razaq, Yang Maha Pemberi Rizqi.

 

Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Al Qur'an surah Al-A’raf ayat 180,

 

وَلِلّهِ الأَسْمَاء الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُواْ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَآئِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

 

Hanya milik Allah nama-nama (asmaul husna), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama (asmaul husna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

 

3. Melihat alam semesta

 

Keimanan yang kuat adalah yang ditempuh melalui proses berpikir, bukan doktrin atau dogma. Islam juga memerintahkan umatnya untuk berpikir.

 

Agar anak bisa mengenal Allah, kita ajak melihat alam semesta, lalu diajak berpikir bahwa semua itu adalah ciptaan Allah Swt.

 

Dirinya (anak) juga ciptaan Allah. Mata, hidung, tangan, kaki, dan lainnya semua adalah ciptaan Allah Swt.

 

Tidak harus plesir ke tempat yang mahal. Bisa dengan jalan2 di sekitar rumah, ke desa nenek/kakek,dll.

 

Al-Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191

 

 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ 

 

Arti: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.


4. Melalui Al Qur'an

 

Al Qur'an adalah kalamullah, membacakan dan memperdengarkan Al Qur'an pada anak akan mendekatkannya pada kalamullah.

 

Sehingga imannya tumbuh, hatinya lembut dan lebih mudah diajak taat pada syariat.

 

Allah Ta’ala berfirman :

 

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

 

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu (Al-Qur’an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya” (Al-Kahfi : 27).

 

5. Melalui kalimat thayyibah

 

Ingatkan anak pada Allah Swt kapan pun dan dalam kondisi apapun. Sehingga hanya meminta dan bergantung pada Allah Swt. Bukan pada manusia, apalagi sesembahan lain.

 

Kelak, ketika dewasa, dia akan lebih kuat menghadapi ujian hidup. Karena ada Allah sebagai tempat curhat dan minta pertolongan. Hatinya menjadi tabah dan tawakal, tidak mudah stress.

 

Ketika anak mau makan, biasakan berdoa. Setelah makan, berdoa. Mengucap masyaAllah ketika takjub. Mengucap subhanallah ketika ada hal yang ingin dihindari. Mengucap takbir atas kebesaran Allah. Istirja' ketika ada hal buruk. Berdoa ketika hujan, ketika keluar rumah, masuk rumah, memakai baju, melepas baju, masuk kamar mandi, keluar kamar mandi, bercermin, dll.

 

Ini akan membiasakan anak ingat Allah dan merasa selalu diawasi Allah Swt.

 

6. Doakan anak

 

Mari doakan anak agar menjadi salih/salihah, kelak anak yang akan mendoakan saat kita terbujur sendirian di tanah

 

Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berkata,

 

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

 

“Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).

 

 

Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a,

 

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

 

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38)

 

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

 

“Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri] (QS. Al Ahqof: 15)

 

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 

“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)

 

Semoga kita mau bersabar memproses diri menjadi orang tua yang salih. Sehingga layak dikaruniai anak yang salih/salihah. Aamiin... 

Read More

© Copyright BUNDA TRI.COM