Latar belakang
Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan proses belajar mengajar antara siswa dan guru dalam mencapai
suatu tujuan. Pembelajaran berasal dari dua konsep yang tak terpisahkan yaitu
konsep belajar dan mengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu
kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pengajaran
berlangsung .
Salah satu hal yang
harus dimiliki oleh pendidik agar seseorang pendidik mampu menjalankan tugasnya
dengan profesional adalah kompetensi pendidik, yang mampu mengikuti
perkembangan zaman sehingga tidak ketinggalan, yaitu mampu memanfaatkan
teknologi yang tersedia saat ini untuk memudahkan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Banyak pakar yang mencoba merumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Mereka berbeda-beda dalam
merumuskannya antara satu dengan yang lainnya walaupun sebenarnya memiliki
esensi yang sama.
Profesi sebagai guru,
harus tertanam dalam jiwa dan menjadi panggilan hati bagi siapapun yang
memilihnya. Pilihan ini semestinya menjadi prioritas awal, bukan pilihan
antara, apalagi pilihan terakhir. Islam sendiri memberi apresiasi yang tinggi
akan profesi guru (Kiai,Ustadz,Mubaligh,dsb), profesi dipandang baik di sisi
Allah SWT dengan firman-Nya :”Adakah orang (lain) yang paling baik
(profesinya) dibanding orang yang mengajak atau menyeru orang lain untuk tetap
di jalan Allah SWT dan selalu beramal shaleh.
Atas landasan tersebut
setiap GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam) harus bekerja semaksimal mungkin,
termasuk memperbaiki proses pembelajaran PAI, melalui aplikasi dan pemanfaatan
informasi teknologi. Perkembangan informasi teknologi yang begitu cepat,
mendobrak tata nilai dan norma agama. Kondisi ini tentu tidak kita biarkan
terjadi, kini terpulang bagi GPAI bersama stakeholder lain, mengantisipasi sisi
negatif keberadaan informasi teknologi sekaligus mengambil mengambil aspek
positif keberadannya.
Perkembangan komputer
saat ini sangat cepat Perkembangan komputer tntu mendorong munculnya berbagai
macam aplikasi yang membawa manfaat bagi kita semua dan memang saat ini
penggunaan yang sangat populer adalah unuk internet Teknologi komputer
merupakan konsep yang sangat luas, kompleks dan komprehensip serta memberikan
kekuatan baru dalam meningkatkan kemampuan peseta didik.Komputer suatu
perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh informasi yang banyak
dan cepat serta mudah dari berbagai belahan dunia. Karena itu diperlukan
kemampuan cara mendapatkan, memilih dan mengelola produk teknologi informasi
secara mudah diterapkan pada peserta didik.[1]
Melihat substansi
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang baru ditetapkan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan saat ini di butuhkan sarana komputer
yang memadai dan bermutu. Sarana pendidikan sebagai salah satu komponen yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan sarana pendidikan yang
lengkap dan bermutu kualitas pembelajaran akan semakin baik, dan motivasi
belajar siswa akan meningkat. Hal itu akan berakibat meningkatnya daya serap
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan.[2]
B. Pemanfaatan
teknologi dalam Pembelajaran PAI
1. Pola
Pemanfaatan Media Teknologi
Ada beberapa pola
pemanfaatan teknologi media pembelajaran:[3]
a. Pemanfaatan
media dalam situasi kelas (classroom setting) dalam tatanan (setting) ini media
pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatanya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan
dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta
strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media
pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah materi,
dan strategi pembelajaranya.
b. Pemanfaatan
media di luar situasi kelas.
Pemanfaatan media
pembelajaran diluar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama:
1. Pemanfaatan
secara bebas
Yang dimaksud dengan
pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu dimasyarakat
pemakai media baik dengan cara diperjual belikan maupun didistribusikan secara
bebas, dengan harapan media itu dapat digunakan orang dan cukup efektif untuk
mencapai tujuan tertentu.[4]
Sebagai contoh jenis
pemanfaatan media seperti ini ialah pemanfaatan siaran radio pendidikan. Pada
saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan.
Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan
pendidikan tertentu. Pemanfaatan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh
penyelenggara siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan
dimanfaatkan oleh orang. Dalam hal ini penyelenggara siaran juga tidak mengatur
bagaimana program itu didengar dan dimanfaatkan.
2. Pemanfaatan
secara terkontrol
Yang dimaksud
pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan
tertentu. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi
maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau
menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka
dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media
perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Berikut ini beberapa contoh
pemanfaatan program media secara terkontrol:
a) Pemanfaatan
siaran radio pendidikan utuk penataran guru.
Pusat teknologi
komonikasi pendidikan dan kebudayaan sejak tahun 1975 telah menyelenggarakan
program penataran guru SD melalui radio yang disebut proyek teknologi
komonikasi pendidikan dasar (TK.PD).[5] siaran radio pendidikan ini program-programnya
dibuat oleh Pus Tekkom bersama dengan direktorat Pendidikan Dasar (Dikdiknas)
Ditjen dikdasmen, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum
dan materi program siaran. Pus Tekkom kemudian mengkoordinasikan penjabaran
materi itu kedalam naskah siaran dan kemudian merekanya dalam kaset.
b) Pemanfaatan
media untuk mencapai ijazah persamaan SMA,di AS
Di Amerika Serikat ada
beberapa negara bagian yang menyelenggarakan program pendidikan untuk
mendapatkan ijazah persamaan SMA (Highscool equevalanc). Siswa tersebut
kemudian dapat belajar secara bebas menggunakan bahan belajar berupa media
cetak dan media lain.
3. Pemanfaatan
media secara perorangan, kelompok atau massal
a) Media
dapat dapat digunakan secara perorangan.
Artinya media itu
digunakan oleh seseorang sendiri saja. Banyak media yang memang dirancang untuk
digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan
petunjuk pemanfaatan yang jelas sehinggah orang dapat menggunakanya dengan
mandiri, artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang laintentang
bagaimana cara menggunakanya, alat apa yang diperlukan, dan bagaiman mengetahui
bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
b) Media
dapat digunakan secara berkelompok
Keuntugan belajar
menggunakan media secara kelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan
diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara
kelompok harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu suara yang disajikan oleh
media itu harus cukup keras sehinggah semua anggota kelompok dapat
mendengarnya, gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehinggah
dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu, dan perlua ada penyajian yang
dapat memperkeras suara dan membesarkan gambar (proyektor)
c) Media
dapat juga digunakan secara massal.
Orang yang jumlahnya
puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media
yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio
televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar.[6]
2. Strategi
Pemanfaatan
Supaya media dapat
digunakan secara efektif dan efesien ada tiga langkah utama yang perlu diikuti
dalam menggunakan media yaitu:
1. Persiapan
sebelum menggunakan media
Supaya penggunaan media
dapat berjalan dengan baik kita perlu membuat persiapan dengan baik pula.
Pertama-tama kita pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita
ikutu petunjuk itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga
perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat kita menggunakan nanti
kita tidak akan digaggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan
media itu.Peralatan media perlu kita tempatkan dengan baik sehinggah kita dapat
melihat dan mendengarkan progranya dengan enak.
2. Kegiatan
selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama
kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat
mengganggu perhatian dan konsetrasi harus dihindarkan. Kalau mungkin ruangan
jangan digelapkan sama sekali, supaya kita masih dapat menulis bila kita
menjumpai hal-hal yang penting atau menulis pertanyaan bila ada bagian yang
tidak jelas atau sulit dipahami.
Bila kita menulis atau
membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak
mengganggu konsentrasi kita. Jangan sampai perhatian kita terlalu banyak
tercurah pada apa yang kita tulis sehinggah kita tidak dapat memperhatikan
sajian media yang sedang berjalan.
3. Kegiatan
tindak lanjut
Maksud kegiatan tidak
lanjut ini adalah untuk menjajaki apakah tujuan telah tercapai dan untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi intruksional yang disampaikan melalui
media bersangkutan. Bila kita belajar secara berkelompok kita perlu mengadakan
diskusi kelompok untuk membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan
hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Misalnya melakukan tindak lanjut
dengan melakukan percobaan, observasi, menyusun sesuatu dan sebagainya.
3. Perkembangan
Teknologi Pendidikan di Era Globalisasi
Kemajuan teknologi
dewasa ini dan di masa yang akan datang terutama dibidan informasi dan
komunikasi menyebabkan dunia menjadi sempit cakupannya. Interaksi antara bangsa
yang satu dengan bangsa yang lainnya, baik yang di sengaja ataupun tidak
disengaja menjadi semakain ntensif. Demikian juga yang terjadi di Indonesia dan
negara-negara di dunia. Globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.[7]
Pada era globalisasi,
ada kecenderungan kuat terjadinya proses universalisasi yang melanda seluruh
aspek khidupan manusia. Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan
munculnya gaya hidup global seperti makanan, pakaian dan musik. Anak-anak kecil
yang mengenal film-film kartun dari berbagai negara, kita sudah banyak mengenal
makanan dari negara-negara lain, dan deman mode melanda semua negara, contoh
nyata bahwa arus globalisasi tidak terbendung di negara kita.[8]
Banyak hal yang perlu di
cermati agar sebagai bangsa kita tidak ketinggalang oleh hala-hal yang baru,
yang terjadi secara global sehingga kita dapat beradaptasi dengan negara-negara
di dunia. Di sisi lain kita juga harus punya filter yang kuat agar pengaruh
globalisasi yang negatif tidak mengganggu kehidupan bangsa kita yang menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur, budi pekerti dan memiliki budaya yang
sarat dengan nilai kebangsaan. Hal ini penting agar kita menjadi bangsa yang
bermartabat tampa harus ketinggalang dengan negara-negara lain.[9]
Di bidang pendidikan,
perang guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang selalu mengikuti
perkembangan zaman tampa meniggalkan akar budaya sangat penting dalam
menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi pendidik yang
bisa menjembatani kepentingan-kepentingan itu. Tentu saja melakukan usaha-usah
yang nyata yang bisa diterapkan dalam mendidik peserta didiknya.
4. Pemanfaatan
teknologi dalam Pembelajaran
Dulu para ulama
mengandalkan lisan untuk menyebarkan [risalah] penutup para nabi dan banyak
dari mereka yang menghabiskan waktu berbulan-bulan berkelana dengan kuda atau
onta untuk berbagi kabar gembira tentang Islam kepada yang lain. Usaha keras
yang luar biasa, melelahkan, menghabiskan banyak waktu dan kesulitan besar
merupakan keadaan yang bisa menganggu hal utama. Perang suku, cuaca yang tidak
bersahabat, dan peralatan sederhana hanyalah beberapa kondisi yang sering
menghambat usaha berpergian demi jalan dakwah[10]
Dalam pelaksanaan
kegiatan sehari- hari, guru dan pelajar membutuhkan alat-alat
pelajaran. Alat pelajaran adalah yang di pakai untuk di kelas misal, papan
tulis, spidol, spidol, dan melihat perkembangan zaman di dunia modern ini, guru
dituntut lebih kreatif menggunakan media yang lebih efektif dalam pembelajaran
seperti komputer, internet dan lain sebagainya.
5. Kendala-kendala
pengimplikasian Teknologi Pendidikan di Indonesia
Dunia pendidikan hari
ini dihadapkan dengan pelbagai persoalan: ledakan informasi teknologi,
industrialisasi, globalisasi, dan liberalisasi. Ditengah ini semua, dunia
pendidikan dituntut untuk bersikap lebih realistik dan pragmatik dalam arti
kata bisa memenuhi kebutuhan pasar: mensupply tenaga kerja yang
siap pakai. Untuk tujuan ini, tidak sedikit sekolah dan institusi-institusi
pendidikan yang banting stir, mengorbankan idealismenya, mengubur cita-cita
luhurnya. Karena mereka khawatir jika mereka tidak mengikuti selera pasar, maka
mereka harus siap ditinggal para “consumer”nya alias berpindah kepada lembaga
pendidikan lain yang lebih menjanjikan. Hari ini, sekolah atau universitas yang
baik dilihat dari tingkat keterserapan alumninya di pasar kerja: semakin banyak
alumninya yang diterima bekerja, semakin tinggi rating dan kualitas lembaga
pendidikan tersebut, sebaliknya semakin sedikit jebolannya bisa memasuki pasar
kerja, semakin rendah pulalah kredibilitasnya. Jadi kualitas sama dengan
keterserapan alumninya ke dalam lapangan kerja.[11]
Jika memang TIK dan
internet memiliki banyak manfaat, maka penting bagi kita untuk segera
menggunakannya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang mneyebabkan TIK
dan internet belum dapat digunakan sepotensial muingkin. Kesiapan pemerintah
Indonesia masih patut di pertanyakan dalam hal ini.[12]
Salah satu penyebab
utama dalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi
teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya.
Apakah infrastruktur hukum yang melandasi oprasional pendidikan di Indonesia
cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan TIK untuk pendidikan
ini? Perlu di ketahui bahwa Cyber law belum diterapkan pada hukum pendidikan di
Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan teknologi
informasi, multimedia dan informasi yang merupakan
persyaratan terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi
Komputer di Indonesia masih rendah.
Hal ini tentunya
dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta walaupun pada
akhirnya terpulang lagi nkepada pihak pemerintah. Sebab pemerintahlah yang
dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi
nvestasi swasta dalam bidan pendidikan . sementara itu, pemerintah sendiri
demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk pendidikan saat ini
C. Pemanfaatan
Komputer dalam pembelajaran PAI
1. Komputer
sebagai media Baru dalam Proses Komunikasi Pembelajaran
Aplaikasi teknologi
komunikasi cederung mengarah pada aspek pengelolaan proses komunikasi,
pemanfaatan media komunikasi baru, serta sistem informasi atau manajemen arus
informasi. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya pemanfaatan teknologi dalam
komunikasi ini diasumsikan merupakan salah satu akibat dari adanya “difusi
Inovasi”. Proses komunikasi melalui komputer tidak hanya menuntut kemampuan
membaca, tetapi juga kemampuan mengetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
proses komunikasi dengan melalui media komputer menurut
keterampilan menggunakan media komunikasi komputer dari individu,
baik yang bertindak sebagai pengirim maupunb penerima pesan.[13]
Informasi yang di
persiapkan dalam jumlah banyak untuk keperluan komunikasi yang dinamis mudah
dilakukan melalui penyimpanan data dalam bentuk basis data atau database dalam
komputer. Pool (1983) menyatakan bahwa informasi yang besar bisa diedit
(diproses) disimpan ditransformasikan, dan di cari kembali dengan cepat serta
tidak menutup kemungkinan kembali untuk digunakan dalam kertas, pendapat
tersebut memberikan arahan bahwa proses komunikasi dengan media komputer
cenderung memperoleh nilai efektifitas prosesw komunikasi pembelajaran,
dan ini snagat berperan penting dalam pembelajaran Pendidikan Islam
2. Tujuan
pemanfaatan Komputer dalam pembelajaran PAI
Agar pembelajaran
pendidikan agama islam bukan semata-mata mengajarkan siswa tentang pembelajarn
yang bersifat agama tapi bagaiman pendidikan agama di komparasikan dengan
teknologi
a. Tujuan
Umun
Secara umum penggunaan
alat laboratorium Komputer berfungsi sebagai salah satu media yang dapat
dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan penciptaan operasi yang efektif dalam
membimbing dan mendorong serta membantu peserta didik dalam penyelenggarakan
pendidikan yang lebih bermutu dan ketercapaian lulusan yang bermutu pula.[14]
b. Tujuan
khusus
1) Komputer
diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran yang pelaksana-annya dilakukan pada
hari efektif, sebagai upaya mempersiapkan peserta didik bersikap
2) Komputer
meningkatkan mutu peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar agar
mampu menguasai dasar teknologi dalam menghadapi perubahan yang dinamis dalam
kehidupannya.
3) Komputer
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari informasi baru
sekaligus menyeleksi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan.
4) Laboratorium
Komputer dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam
mengimplementasikannya pada mata pelaj
c. Hasil
yang Diharapkan
Materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam sarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi
muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak
mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan bahkan juga terhadap gurunya[15]. Salah satu usaha untuk mengatasi
keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam
proses belajar mengajar. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam tampaknya dalam
mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran Islam sesuai
dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan RasulNya perlu dibantu
dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik, berarti
Guru Pendidikan Agama Islam telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur
psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat,
perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap
jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali
ditumbuh kembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial,
pembentukan akhlak karimah dan sebagainya.[16]
Berdasarkan tujuan umum
dan tujuan khusus diharapkan[17] :
1) Kemampuan
peserta didik dalam memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.
2) Meningkatkan
pemahaman peserta didik dalam menyamakan persepsi tentang konsep kerangka dasar
serta pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3) Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata.
4) Menumbuhkan
pemikiran yang reklektif serta memelihara keterlibatan aktif para siswa dalam
proses belajar mengajar.
5) Dengan
teknologi komputer dasar memberi kesempatan pada peserta didik untuk
mengembangkan suatu pandangan yang menyeluruh serta memadukan pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai disiplin dengan mengabaikan batasan-batasan yang
bersifat arti fisial.[18]
6) Dengan
menggunakan laboratorium Komputer sebagai persiapan yang memadai agar dimasa
depan dapat berperan dimasyarakat serta sebagai orientasi pendidikan dan
pekerjaan dimasa yang akan datang.
7) Dengan
menggunakan laboratorium komputer dapat memberi sumbangan bagi pendidikan
secara umum dengan cara memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
yang sangat diperlukan yang berpusat pada situasi kehidupan nyata.
D. Penutup
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi
lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari dan memahami pengajaran agama. Akhirnya media komputer memang pantas
digunakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, bukan hanya sekedar alat bantu
mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media
pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem
pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu
lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas
peserta didik.
Dalam setiap penggunaan
media pembelajaran maka harus di perhatikan kefektifan dan durasi waktu yang di
gunaklan dalam pembelajran..Adapun manfaat bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Agar
terjadinya suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2. Mempermudah
bagi Guru dalam penyampaian materi.
3. Memberi
gambaran terhadap Guru akan pentingnya penggunaan Komputer sebagai media dalam
pembelajaran.
4. Agar
Guru bisa mengembangkan kemampuannya dibidang Teknologi, khususnya Teknologi
yang berkaitan dengan Media Komputer.
Faktor Anak
Didik Dalam pendidikan faktor peserta anak didik merupakanfaktor yang penting.
Karena kalau tanpa adanya peserta didik makapendidikan tidak akan bisa
berlangsung. Karena itu faktor pesertadidik tidak bisa digantikan oleh faktor
yang lain. Karena dalamproses pendidikan, kedudukan anak didik adalah sangat
penting.Proses pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasipendidikan
yang dialaminya., anak didik merupakan komponenyang hakiki.Sebenarnya
ketergantungan anak didik terhadap pendidik hanya bersifat sementara,
sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri, dan
dalam hal ini sedikit demisedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan
semakinberkurang sejalan dengan perkembangan anak menuju kedewasaan
Daftar Pustaka
Darmawan, Deni, Teknologi
Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012..
Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Sadiman, Arif S.
dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafindo, 1993.
[3]Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafindo,
1993, hlm. 189.
[5]Tujuan yang akan dicapai oleh proyek TKPD ini adalah
meningkatkan kemampuan mengajar guru SD dalam mengajarkan berbagai bidang
pelajaran, seperti Bahasa Indonesia, PMP, IPA, dan sebagainya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Lihat Arif S. Sadiaman, Media Pendidikan...hlm.
192.
[7]Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 7.
[11] Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,...
hlm., 10
[13] Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,...
hlm.,24-25
[17]Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya
mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 75.
·
► 2014 (1)Latar belakang
Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan proses belajar mengajar antara siswa dan guru dalam mencapai
suatu tujuan. Pembelajaran berasal dari dua konsep yang tak terpisahkan yaitu
konsep belajar dan mengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu
kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pengajaran
berlangsung .
Salah satu hal yang
harus dimiliki oleh pendidik agar seseorang pendidik mampu menjalankan tugasnya
dengan profesional adalah kompetensi pendidik, yang mampu mengikuti
perkembangan zaman sehingga tidak ketinggalan, yaitu mampu memanfaatkan
teknologi yang tersedia saat ini untuk memudahkan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Banyak pakar yang mencoba merumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Mereka berbeda-beda dalam
merumuskannya antara satu dengan yang lainnya walaupun sebenarnya memiliki
esensi yang sama.
Profesi sebagai guru,
harus tertanam dalam jiwa dan menjadi panggilan hati bagi siapapun yang
memilihnya. Pilihan ini semestinya menjadi prioritas awal, bukan pilihan
antara, apalagi pilihan terakhir. Islam sendiri memberi apresiasi yang tinggi
akan profesi guru (Kiai,Ustadz,Mubaligh,dsb), profesi dipandang baik di sisi
Allah SWT dengan firman-Nya :”Adakah orang (lain) yang paling baik
(profesinya) dibanding orang yang mengajak atau menyeru orang lain untuk tetap
di jalan Allah SWT dan selalu beramal shaleh.
Atas landasan tersebut
setiap GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam) harus bekerja semaksimal mungkin,
termasuk memperbaiki proses pembelajaran PAI, melalui aplikasi dan pemanfaatan
informasi teknologi. Perkembangan informasi teknologi yang begitu cepat,
mendobrak tata nilai dan norma agama. Kondisi ini tentu tidak kita biarkan
terjadi, kini terpulang bagi GPAI bersama stakeholder lain, mengantisipasi sisi
negatif keberadaan informasi teknologi sekaligus mengambil mengambil aspek
positif keberadannya.
Perkembangan komputer
saat ini sangat cepat Perkembangan komputer tntu mendorong munculnya berbagai
macam aplikasi yang membawa manfaat bagi kita semua dan memang saat ini
penggunaan yang sangat populer adalah unuk internet Teknologi komputer
merupakan konsep yang sangat luas, kompleks dan komprehensip serta memberikan
kekuatan baru dalam meningkatkan kemampuan peseta didik.Komputer suatu
perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh informasi yang banyak
dan cepat serta mudah dari berbagai belahan dunia. Karena itu diperlukan
kemampuan cara mendapatkan, memilih dan mengelola produk teknologi informasi
secara mudah diterapkan pada peserta didik.[1]
Melihat substansi
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang baru ditetapkan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan saat ini di butuhkan sarana komputer
yang memadai dan bermutu. Sarana pendidikan sebagai salah satu komponen yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan sarana pendidikan yang
lengkap dan bermutu kualitas pembelajaran akan semakin baik, dan motivasi
belajar siswa akan meningkat. Hal itu akan berakibat meningkatnya daya serap
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan.[2]
B. Pemanfaatan
teknologi dalam Pembelajaran PAI
1. Pola
Pemanfaatan Media Teknologi
Ada beberapa pola
pemanfaatan teknologi media pembelajaran:[3]
a. Pemanfaatan
media dalam situasi kelas (classroom setting) dalam tatanan (setting) ini media
pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatanya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan
dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta
strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media
pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah materi,
dan strategi pembelajaranya.
b. Pemanfaatan
media di luar situasi kelas.
Pemanfaatan media
pembelajaran diluar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama:
1. Pemanfaatan
secara bebas
Yang dimaksud dengan
pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu dimasyarakat
pemakai media baik dengan cara diperjual belikan maupun didistribusikan secara
bebas, dengan harapan media itu dapat digunakan orang dan cukup efektif untuk
mencapai tujuan tertentu.[4]
Sebagai contoh jenis
pemanfaatan media seperti ini ialah pemanfaatan siaran radio pendidikan. Pada
saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan.
Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan
pendidikan tertentu. Pemanfaatan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh
penyelenggara siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan
dimanfaatkan oleh orang. Dalam hal ini penyelenggara siaran juga tidak mengatur
bagaimana program itu didengar dan dimanfaatkan.
2. Pemanfaatan
secara terkontrol
Yang dimaksud
pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan
tertentu. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi
maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau
menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka
dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media
perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Berikut ini beberapa contoh
pemanfaatan program media secara terkontrol:
a) Pemanfaatan
siaran radio pendidikan utuk penataran guru.
Pusat teknologi
komonikasi pendidikan dan kebudayaan sejak tahun 1975 telah menyelenggarakan
program penataran guru SD melalui radio yang disebut proyek teknologi
komonikasi pendidikan dasar (TK.PD).[5] siaran radio pendidikan ini program-programnya
dibuat oleh Pus Tekkom bersama dengan direktorat Pendidikan Dasar (Dikdiknas)
Ditjen dikdasmen, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum
dan materi program siaran. Pus Tekkom kemudian mengkoordinasikan penjabaran
materi itu kedalam naskah siaran dan kemudian merekanya dalam kaset.
b) Pemanfaatan
media untuk mencapai ijazah persamaan SMA,di AS
Di Amerika Serikat ada
beberapa negara bagian yang menyelenggarakan program pendidikan untuk
mendapatkan ijazah persamaan SMA (Highscool equevalanc). Siswa tersebut
kemudian dapat belajar secara bebas menggunakan bahan belajar berupa media
cetak dan media lain.
3. Pemanfaatan
media secara perorangan, kelompok atau massal
a) Media
dapat dapat digunakan secara perorangan.
Artinya media itu
digunakan oleh seseorang sendiri saja. Banyak media yang memang dirancang untuk
digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan
petunjuk pemanfaatan yang jelas sehinggah orang dapat menggunakanya dengan
mandiri, artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang laintentang
bagaimana cara menggunakanya, alat apa yang diperlukan, dan bagaiman mengetahui
bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
b) Media
dapat digunakan secara berkelompok
Keuntugan belajar
menggunakan media secara kelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan
diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara
kelompok harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu suara yang disajikan oleh
media itu harus cukup keras sehinggah semua anggota kelompok dapat
mendengarnya, gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehinggah
dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu, dan perlua ada penyajian yang
dapat memperkeras suara dan membesarkan gambar (proyektor)
c) Media
dapat juga digunakan secara massal.
Orang yang jumlahnya
puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media
yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio
televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar.[6]
2. Strategi
Pemanfaatan
Supaya media dapat
digunakan secara efektif dan efesien ada tiga langkah utama yang perlu diikuti
dalam menggunakan media yaitu:
1. Persiapan
sebelum menggunakan media
Supaya penggunaan media
dapat berjalan dengan baik kita perlu membuat persiapan dengan baik pula.
Pertama-tama kita pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita
ikutu petunjuk itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga
perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat kita menggunakan nanti
kita tidak akan digaggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan
media itu.Peralatan media perlu kita tempatkan dengan baik sehinggah kita dapat
melihat dan mendengarkan progranya dengan enak.
2. Kegiatan
selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama
kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat
mengganggu perhatian dan konsetrasi harus dihindarkan. Kalau mungkin ruangan
jangan digelapkan sama sekali, supaya kita masih dapat menulis bila kita
menjumpai hal-hal yang penting atau menulis pertanyaan bila ada bagian yang
tidak jelas atau sulit dipahami.
Bila kita menulis atau
membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak
mengganggu konsentrasi kita. Jangan sampai perhatian kita terlalu banyak
tercurah pada apa yang kita tulis sehinggah kita tidak dapat memperhatikan
sajian media yang sedang berjalan.
3. Kegiatan
tindak lanjut
Maksud kegiatan tidak
lanjut ini adalah untuk menjajaki apakah tujuan telah tercapai dan untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi intruksional yang disampaikan melalui
media bersangkutan. Bila kita belajar secara berkelompok kita perlu mengadakan
diskusi kelompok untuk membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan
hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Misalnya melakukan tindak lanjut
dengan melakukan percobaan, observasi, menyusun sesuatu dan sebagainya.
3. Perkembangan
Teknologi Pendidikan di Era Globalisasi
Kemajuan teknologi
dewasa ini dan di masa yang akan datang terutama dibidan informasi dan
komunikasi menyebabkan dunia menjadi sempit cakupannya. Interaksi antara bangsa
yang satu dengan bangsa yang lainnya, baik yang di sengaja ataupun tidak
disengaja menjadi semakain ntensif. Demikian juga yang terjadi di Indonesia dan
negara-negara di dunia. Globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.[7]
Pada era globalisasi,
ada kecenderungan kuat terjadinya proses universalisasi yang melanda seluruh
aspek khidupan manusia. Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan
munculnya gaya hidup global seperti makanan, pakaian dan musik. Anak-anak kecil
yang mengenal film-film kartun dari berbagai negara, kita sudah banyak mengenal
makanan dari negara-negara lain, dan deman mode melanda semua negara, contoh
nyata bahwa arus globalisasi tidak terbendung di negara kita.[8]
Banyak hal yang perlu di
cermati agar sebagai bangsa kita tidak ketinggalang oleh hala-hal yang baru,
yang terjadi secara global sehingga kita dapat beradaptasi dengan negara-negara
di dunia. Di sisi lain kita juga harus punya filter yang kuat agar pengaruh
globalisasi yang negatif tidak mengganggu kehidupan bangsa kita yang menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur, budi pekerti dan memiliki budaya yang
sarat dengan nilai kebangsaan. Hal ini penting agar kita menjadi bangsa yang
bermartabat tampa harus ketinggalang dengan negara-negara lain.[9]
Di bidang pendidikan,
perang guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang selalu mengikuti
perkembangan zaman tampa meniggalkan akar budaya sangat penting dalam
menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi pendidik yang
bisa menjembatani kepentingan-kepentingan itu. Tentu saja melakukan usaha-usah
yang nyata yang bisa diterapkan dalam mendidik peserta didiknya.
4. Pemanfaatan
teknologi dalam Pembelajaran
Dulu para ulama
mengandalkan lisan untuk menyebarkan [risalah] penutup para nabi dan banyak
dari mereka yang menghabiskan waktu berbulan-bulan berkelana dengan kuda atau
onta untuk berbagi kabar gembira tentang Islam kepada yang lain. Usaha keras
yang luar biasa, melelahkan, menghabiskan banyak waktu dan kesulitan besar
merupakan keadaan yang bisa menganggu hal utama. Perang suku, cuaca yang tidak
bersahabat, dan peralatan sederhana hanyalah beberapa kondisi yang sering
menghambat usaha berpergian demi jalan dakwah[10]
Dalam pelaksanaan
kegiatan sehari- hari, guru dan pelajar membutuhkan alat-alat
pelajaran. Alat pelajaran adalah yang di pakai untuk di kelas misal, papan
tulis, spidol, spidol, dan melihat perkembangan zaman di dunia modern ini, guru
dituntut lebih kreatif menggunakan media yang lebih efektif dalam pembelajaran
seperti komputer, internet dan lain sebagainya.
5. Kendala-kendala
pengimplikasian Teknologi Pendidikan di Indonesia
Dunia pendidikan hari
ini dihadapkan dengan pelbagai persoalan: ledakan informasi teknologi,
industrialisasi, globalisasi, dan liberalisasi. Ditengah ini semua, dunia
pendidikan dituntut untuk bersikap lebih realistik dan pragmatik dalam arti
kata bisa memenuhi kebutuhan pasar: mensupply tenaga kerja yang
siap pakai. Untuk tujuan ini, tidak sedikit sekolah dan institusi-institusi
pendidikan yang banting stir, mengorbankan idealismenya, mengubur cita-cita
luhurnya. Karena mereka khawatir jika mereka tidak mengikuti selera pasar, maka
mereka harus siap ditinggal para “consumer”nya alias berpindah kepada lembaga
pendidikan lain yang lebih menjanjikan. Hari ini, sekolah atau universitas yang
baik dilihat dari tingkat keterserapan alumninya di pasar kerja: semakin banyak
alumninya yang diterima bekerja, semakin tinggi rating dan kualitas lembaga
pendidikan tersebut, sebaliknya semakin sedikit jebolannya bisa memasuki pasar
kerja, semakin rendah pulalah kredibilitasnya. Jadi kualitas sama dengan
keterserapan alumninya ke dalam lapangan kerja.[11]
Jika memang TIK dan
internet memiliki banyak manfaat, maka penting bagi kita untuk segera
menggunakannya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang mneyebabkan TIK
dan internet belum dapat digunakan sepotensial muingkin. Kesiapan pemerintah
Indonesia masih patut di pertanyakan dalam hal ini.[12]
Salah satu penyebab
utama dalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi
teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya.
Apakah infrastruktur hukum yang melandasi oprasional pendidikan di Indonesia
cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan TIK untuk pendidikan
ini? Perlu di ketahui bahwa Cyber law belum diterapkan pada hukum pendidikan di
Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan teknologi
informasi, multimedia dan informasi yang merupakan
persyaratan terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi
Komputer di Indonesia masih rendah.
Hal ini tentunya
dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta walaupun pada
akhirnya terpulang lagi nkepada pihak pemerintah. Sebab pemerintahlah yang
dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi
nvestasi swasta dalam bidan pendidikan . sementara itu, pemerintah sendiri
demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk pendidikan saat ini
C. Pemanfaatan
Komputer dalam pembelajaran PAI
1. Komputer
sebagai media Baru dalam Proses Komunikasi Pembelajaran
Aplaikasi teknologi
komunikasi cederung mengarah pada aspek pengelolaan proses komunikasi,
pemanfaatan media komunikasi baru, serta sistem informasi atau manajemen arus
informasi. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya pemanfaatan teknologi dalam
komunikasi ini diasumsikan merupakan salah satu akibat dari adanya “difusi
Inovasi”. Proses komunikasi melalui komputer tidak hanya menuntut kemampuan
membaca, tetapi juga kemampuan mengetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
proses komunikasi dengan melalui media komputer menurut
keterampilan menggunakan media komunikasi komputer dari individu,
baik yang bertindak sebagai pengirim maupunb penerima pesan.[13]
Informasi yang di
persiapkan dalam jumlah banyak untuk keperluan komunikasi yang dinamis mudah
dilakukan melalui penyimpanan data dalam bentuk basis data atau database dalam
komputer. Pool (1983) menyatakan bahwa informasi yang besar bisa diedit
(diproses) disimpan ditransformasikan, dan di cari kembali dengan cepat serta
tidak menutup kemungkinan kembali untuk digunakan dalam kertas, pendapat
tersebut memberikan arahan bahwa proses komunikasi dengan media komputer
cenderung memperoleh nilai efektifitas prosesw komunikasi pembelajaran,
dan ini snagat berperan penting dalam pembelajaran Pendidikan Islam
2. Tujuan
pemanfaatan Komputer dalam pembelajaran PAI
Agar pembelajaran
pendidikan agama islam bukan semata-mata mengajarkan siswa tentang pembelajarn
yang bersifat agama tapi bagaiman pendidikan agama di komparasikan dengan
teknologi
a. Tujuan
Umun
Secara umum penggunaan
alat laboratorium Komputer berfungsi sebagai salah satu media yang dapat
dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan penciptaan operasi yang efektif dalam
membimbing dan mendorong serta membantu peserta didik dalam penyelenggarakan
pendidikan yang lebih bermutu dan ketercapaian lulusan yang bermutu pula.[14]
b. Tujuan
khusus
1) Komputer
diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran yang pelaksana-annya dilakukan pada
hari efektif, sebagai upaya mempersiapkan peserta didik bersikap
2) Komputer
meningkatkan mutu peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar agar
mampu menguasai dasar teknologi dalam menghadapi perubahan yang dinamis dalam
kehidupannya.
3) Komputer
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari informasi baru
sekaligus menyeleksi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan.
4) Laboratorium
Komputer dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam
mengimplementasikannya pada mata pelaj
c. Hasil
yang Diharapkan
Materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam sarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi
muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak
mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan bahkan juga terhadap gurunya[15]. Salah satu usaha untuk mengatasi
keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam
proses belajar mengajar. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam tampaknya dalam
mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran Islam sesuai
dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan RasulNya perlu dibantu
dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik, berarti
Guru Pendidikan Agama Islam telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur
psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat,
perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap
jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali
ditumbuh kembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial,
pembentukan akhlak karimah dan sebagainya.[16]
Berdasarkan tujuan umum
dan tujuan khusus diharapkan[17] :
1) Kemampuan
peserta didik dalam memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.
2) Meningkatkan
pemahaman peserta didik dalam menyamakan persepsi tentang konsep kerangka dasar
serta pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3) Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata.
4) Menumbuhkan
pemikiran yang reklektif serta memelihara keterlibatan aktif para siswa dalam
proses belajar mengajar.
5) Dengan
teknologi komputer dasar memberi kesempatan pada peserta didik untuk
mengembangkan suatu pandangan yang menyeluruh serta memadukan pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai disiplin dengan mengabaikan batasan-batasan yang
bersifat arti fisial.[18]
6) Dengan
menggunakan laboratorium Komputer sebagai persiapan yang memadai agar dimasa
depan dapat berperan dimasyarakat serta sebagai orientasi pendidikan dan
pekerjaan dimasa yang akan datang.
7) Dengan
menggunakan laboratorium komputer dapat memberi sumbangan bagi pendidikan
secara umum dengan cara memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
yang sangat diperlukan yang berpusat pada situasi kehidupan nyata.
D. Penutup
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi
lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari dan memahami pengajaran agama. Akhirnya media komputer memang pantas
digunakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, bukan hanya sekedar alat bantu
mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media
pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem
pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu
lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas
peserta didik.
Dalam setiap penggunaan
media pembelajaran maka harus di perhatikan kefektifan dan durasi waktu yang di
gunaklan dalam pembelajran..Adapun manfaat bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Agar
terjadinya suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2. Mempermudah
bagi Guru dalam penyampaian materi.
3. Memberi
gambaran terhadap Guru akan pentingnya penggunaan Komputer sebagai media dalam
pembelajaran.
4. Agar
Guru bisa mengembangkan kemampuannya dibidang Teknologi, khususnya Teknologi
yang berkaitan dengan Media Komputer.
Faktor Anak
Didik Dalam pendidikan faktor peserta anak didik merupakanfaktor yang penting.
Karena kalau tanpa adanya peserta didik makapendidikan tidak akan bisa
berlangsung. Karena itu faktor pesertadidik tidak bisa digantikan oleh faktor
yang lain. Karena dalamproses pendidikan, kedudukan anak didik adalah sangat
penting.Proses pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasipendidikan
yang dialaminya., anak didik merupakan komponenyang hakiki.Sebenarnya
ketergantungan anak didik terhadap pendidik hanya bersifat sementara,
sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri, dan
dalam hal ini sedikit demisedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan
semakinberkurang sejalan dengan perkembangan anak menuju kedewasaan
Daftar Pustaka
Darmawan, Deni, Teknologi
Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012..
Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Sadiman, Arif S.
dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafindo, 1993.
[3]Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafindo,
1993, hlm. 189.
[5]Tujuan yang akan dicapai oleh proyek TKPD ini adalah
meningkatkan kemampuan mengajar guru SD dalam mengajarkan berbagai bidang
pelajaran, seperti Bahasa Indonesia, PMP, IPA, dan sebagainya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Lihat Arif S. Sadiaman, Media Pendidikan...hlm.
192.
[7]Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 7.
[11] Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,...
hlm., 10
[13] Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,...
hlm.,24-25
[17]Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya
mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 75.
·
► 2014 (1)Latar belakang
Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan proses belajar mengajar antara siswa dan guru dalam mencapai
suatu tujuan. Pembelajaran berasal dari dua konsep yang tak terpisahkan yaitu
konsep belajar dan mengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu
kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pengajaran
berlangsung .
Salah satu hal yang
harus dimiliki oleh pendidik agar seseorang pendidik mampu menjalankan tugasnya
dengan profesional adalah kompetensi pendidik, yang mampu mengikuti
perkembangan zaman sehingga tidak ketinggalan, yaitu mampu memanfaatkan
teknologi yang tersedia saat ini untuk memudahkan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Banyak pakar yang mencoba merumuskan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Mereka berbeda-beda dalam
merumuskannya antara satu dengan yang lainnya walaupun sebenarnya memiliki
esensi yang sama.
Profesi sebagai guru,
harus tertanam dalam jiwa dan menjadi panggilan hati bagi siapapun yang
memilihnya. Pilihan ini semestinya menjadi prioritas awal, bukan pilihan
antara, apalagi pilihan terakhir. Islam sendiri memberi apresiasi yang tinggi
akan profesi guru (Kiai,Ustadz,Mubaligh,dsb), profesi dipandang baik di sisi
Allah SWT dengan firman-Nya :”Adakah orang (lain) yang paling baik
(profesinya) dibanding orang yang mengajak atau menyeru orang lain untuk tetap
di jalan Allah SWT dan selalu beramal shaleh.
Atas landasan tersebut
setiap GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam) harus bekerja semaksimal mungkin,
termasuk memperbaiki proses pembelajaran PAI, melalui aplikasi dan pemanfaatan
informasi teknologi. Perkembangan informasi teknologi yang begitu cepat,
mendobrak tata nilai dan norma agama. Kondisi ini tentu tidak kita biarkan
terjadi, kini terpulang bagi GPAI bersama stakeholder lain, mengantisipasi sisi
negatif keberadaan informasi teknologi sekaligus mengambil mengambil aspek
positif keberadannya.
Perkembangan komputer
saat ini sangat cepat Perkembangan komputer tntu mendorong munculnya berbagai
macam aplikasi yang membawa manfaat bagi kita semua dan memang saat ini
penggunaan yang sangat populer adalah unuk internet Teknologi komputer
merupakan konsep yang sangat luas, kompleks dan komprehensip serta memberikan
kekuatan baru dalam meningkatkan kemampuan peseta didik.Komputer suatu
perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh informasi yang banyak
dan cepat serta mudah dari berbagai belahan dunia. Karena itu diperlukan
kemampuan cara mendapatkan, memilih dan mengelola produk teknologi informasi
secara mudah diterapkan pada peserta didik.[1]
Melihat substansi
pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang baru ditetapkan
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan saat ini di butuhkan sarana komputer
yang memadai dan bermutu. Sarana pendidikan sebagai salah satu komponen yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan sarana pendidikan yang
lengkap dan bermutu kualitas pembelajaran akan semakin baik, dan motivasi
belajar siswa akan meningkat. Hal itu akan berakibat meningkatnya daya serap
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan.[2]
B. Pemanfaatan
teknologi dalam Pembelajaran PAI
1. Pola
Pemanfaatan Media Teknologi
Ada beberapa pola
pemanfaatan teknologi media pembelajaran:[3]
a. Pemanfaatan
media dalam situasi kelas (classroom setting) dalam tatanan (setting) ini media
pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatanya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan
dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta
strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media
pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, ialah materi,
dan strategi pembelajaranya.
b. Pemanfaatan
media di luar situasi kelas.
Pemanfaatan media
pembelajaran diluar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama:
1. Pemanfaatan
secara bebas
Yang dimaksud dengan
pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu dimasyarakat
pemakai media baik dengan cara diperjual belikan maupun didistribusikan secara
bebas, dengan harapan media itu dapat digunakan orang dan cukup efektif untuk
mencapai tujuan tertentu.[4]
Sebagai contoh jenis
pemanfaatan media seperti ini ialah pemanfaatan siaran radio pendidikan. Pada
saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan.
Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan
pendidikan tertentu. Pemanfaatan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh
penyelenggara siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan
dimanfaatkan oleh orang. Dalam hal ini penyelenggara siaran juga tidak mengatur
bagaimana program itu didengar dan dimanfaatkan.
2. Pemanfaatan
secara terkontrol
Yang dimaksud
pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan
tertentu. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi
maupun dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah, memperdalam pemahaman, atau
menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Hasil belajar mereka
dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan evaluasi ini pembuat program media
perlu menyediakan alat evaluasi tersebut. Berikut ini beberapa contoh
pemanfaatan program media secara terkontrol:
a) Pemanfaatan
siaran radio pendidikan utuk penataran guru.
Pusat teknologi
komonikasi pendidikan dan kebudayaan sejak tahun 1975 telah menyelenggarakan
program penataran guru SD melalui radio yang disebut proyek teknologi
komonikasi pendidikan dasar (TK.PD).[5] siaran radio pendidikan ini program-programnya
dibuat oleh Pus Tekkom bersama dengan direktorat Pendidikan Dasar (Dikdiknas)
Ditjen dikdasmen, terutama untuk memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum
dan materi program siaran. Pus Tekkom kemudian mengkoordinasikan penjabaran
materi itu kedalam naskah siaran dan kemudian merekanya dalam kaset.
b) Pemanfaatan
media untuk mencapai ijazah persamaan SMA,di AS
Di Amerika Serikat ada
beberapa negara bagian yang menyelenggarakan program pendidikan untuk
mendapatkan ijazah persamaan SMA (Highscool equevalanc). Siswa tersebut
kemudian dapat belajar secara bebas menggunakan bahan belajar berupa media
cetak dan media lain.
3. Pemanfaatan
media secara perorangan, kelompok atau massal
a) Media
dapat dapat digunakan secara perorangan.
Artinya media itu
digunakan oleh seseorang sendiri saja. Banyak media yang memang dirancang untuk
digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan
petunjuk pemanfaatan yang jelas sehinggah orang dapat menggunakanya dengan
mandiri, artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang laintentang
bagaimana cara menggunakanya, alat apa yang diperlukan, dan bagaiman mengetahui
bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
b) Media
dapat digunakan secara berkelompok
Keuntugan belajar
menggunakan media secara kelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan
diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara
kelompok harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu suara yang disajikan oleh
media itu harus cukup keras sehinggah semua anggota kelompok dapat
mendengarnya, gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehinggah
dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu, dan perlua ada penyajian yang
dapat memperkeras suara dan membesarkan gambar (proyektor)
c) Media
dapat juga digunakan secara massal.
Orang yang jumlahnya
puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media
yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio
televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar.[6]
2. Strategi
Pemanfaatan
Supaya media dapat
digunakan secara efektif dan efesien ada tiga langkah utama yang perlu diikuti
dalam menggunakan media yaitu:
1. Persiapan
sebelum menggunakan media
Supaya penggunaan media
dapat berjalan dengan baik kita perlu membuat persiapan dengan baik pula.
Pertama-tama kita pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita
ikutu petunjuk itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga
perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat kita menggunakan nanti
kita tidak akan digaggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan
media itu.Peralatan media perlu kita tempatkan dengan baik sehinggah kita dapat
melihat dan mendengarkan progranya dengan enak.
2. Kegiatan
selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama
kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat
mengganggu perhatian dan konsetrasi harus dihindarkan. Kalau mungkin ruangan
jangan digelapkan sama sekali, supaya kita masih dapat menulis bila kita
menjumpai hal-hal yang penting atau menulis pertanyaan bila ada bagian yang
tidak jelas atau sulit dipahami.
Bila kita menulis atau
membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak
mengganggu konsentrasi kita. Jangan sampai perhatian kita terlalu banyak
tercurah pada apa yang kita tulis sehinggah kita tidak dapat memperhatikan
sajian media yang sedang berjalan.
3. Kegiatan
tindak lanjut
Maksud kegiatan tidak
lanjut ini adalah untuk menjajaki apakah tujuan telah tercapai dan untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi intruksional yang disampaikan melalui
media bersangkutan. Bila kita belajar secara berkelompok kita perlu mengadakan
diskusi kelompok untuk membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan
hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Misalnya melakukan tindak lanjut
dengan melakukan percobaan, observasi, menyusun sesuatu dan sebagainya.
3. Perkembangan
Teknologi Pendidikan di Era Globalisasi
Kemajuan teknologi
dewasa ini dan di masa yang akan datang terutama dibidan informasi dan
komunikasi menyebabkan dunia menjadi sempit cakupannya. Interaksi antara bangsa
yang satu dengan bangsa yang lainnya, baik yang di sengaja ataupun tidak
disengaja menjadi semakain ntensif. Demikian juga yang terjadi di Indonesia dan
negara-negara di dunia. Globalisasi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.[7]
Pada era globalisasi,
ada kecenderungan kuat terjadinya proses universalisasi yang melanda seluruh
aspek khidupan manusia. Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan
munculnya gaya hidup global seperti makanan, pakaian dan musik. Anak-anak kecil
yang mengenal film-film kartun dari berbagai negara, kita sudah banyak mengenal
makanan dari negara-negara lain, dan deman mode melanda semua negara, contoh
nyata bahwa arus globalisasi tidak terbendung di negara kita.[8]
Banyak hal yang perlu di
cermati agar sebagai bangsa kita tidak ketinggalang oleh hala-hal yang baru,
yang terjadi secara global sehingga kita dapat beradaptasi dengan negara-negara
di dunia. Di sisi lain kita juga harus punya filter yang kuat agar pengaruh
globalisasi yang negatif tidak mengganggu kehidupan bangsa kita yang menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur, budi pekerti dan memiliki budaya yang
sarat dengan nilai kebangsaan. Hal ini penting agar kita menjadi bangsa yang
bermartabat tampa harus ketinggalang dengan negara-negara lain.[9]
Di bidang pendidikan,
perang guru untuk mendidik peserta didik menjadi manusia yang selalu mengikuti
perkembangan zaman tampa meniggalkan akar budaya sangat penting dalam
menentukan perjalanan generasi bangsa ini. Guru dituntut menjadi pendidik yang
bisa menjembatani kepentingan-kepentingan itu. Tentu saja melakukan usaha-usah
yang nyata yang bisa diterapkan dalam mendidik peserta didiknya.
4. Pemanfaatan
teknologi dalam Pembelajaran
Dulu para ulama
mengandalkan lisan untuk menyebarkan [risalah] penutup para nabi dan banyak
dari mereka yang menghabiskan waktu berbulan-bulan berkelana dengan kuda atau
onta untuk berbagi kabar gembira tentang Islam kepada yang lain. Usaha keras
yang luar biasa, melelahkan, menghabiskan banyak waktu dan kesulitan besar
merupakan keadaan yang bisa menganggu hal utama. Perang suku, cuaca yang tidak
bersahabat, dan peralatan sederhana hanyalah beberapa kondisi yang sering
menghambat usaha berpergian demi jalan dakwah[10]
Dalam pelaksanaan
kegiatan sehari- hari, guru dan pelajar membutuhkan alat-alat
pelajaran. Alat pelajaran adalah yang di pakai untuk di kelas misal, papan
tulis, spidol, spidol, dan melihat perkembangan zaman di dunia modern ini, guru
dituntut lebih kreatif menggunakan media yang lebih efektif dalam pembelajaran
seperti komputer, internet dan lain sebagainya.
5. Kendala-kendala
pengimplikasian Teknologi Pendidikan di Indonesia
Dunia pendidikan hari
ini dihadapkan dengan pelbagai persoalan: ledakan informasi teknologi,
industrialisasi, globalisasi, dan liberalisasi. Ditengah ini semua, dunia
pendidikan dituntut untuk bersikap lebih realistik dan pragmatik dalam arti
kata bisa memenuhi kebutuhan pasar: mensupply tenaga kerja yang
siap pakai. Untuk tujuan ini, tidak sedikit sekolah dan institusi-institusi
pendidikan yang banting stir, mengorbankan idealismenya, mengubur cita-cita
luhurnya. Karena mereka khawatir jika mereka tidak mengikuti selera pasar, maka
mereka harus siap ditinggal para “consumer”nya alias berpindah kepada lembaga
pendidikan lain yang lebih menjanjikan. Hari ini, sekolah atau universitas yang
baik dilihat dari tingkat keterserapan alumninya di pasar kerja: semakin banyak
alumninya yang diterima bekerja, semakin tinggi rating dan kualitas lembaga
pendidikan tersebut, sebaliknya semakin sedikit jebolannya bisa memasuki pasar
kerja, semakin rendah pulalah kredibilitasnya. Jadi kualitas sama dengan
keterserapan alumninya ke dalam lapangan kerja.[11]
Jika memang TIK dan
internet memiliki banyak manfaat, maka penting bagi kita untuk segera
menggunakannya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang mneyebabkan TIK
dan internet belum dapat digunakan sepotensial muingkin. Kesiapan pemerintah
Indonesia masih patut di pertanyakan dalam hal ini.[12]
Salah satu penyebab
utama dalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi
teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya.
Apakah infrastruktur hukum yang melandasi oprasional pendidikan di Indonesia
cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan TIK untuk pendidikan
ini? Perlu di ketahui bahwa Cyber law belum diterapkan pada hukum pendidikan di
Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan teknologi
informasi, multimedia dan informasi yang merupakan
persyaratan terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi
Komputer di Indonesia masih rendah.
Hal ini tentunya
dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta walaupun pada
akhirnya terpulang lagi nkepada pihak pemerintah. Sebab pemerintahlah yang
dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi
nvestasi swasta dalam bidan pendidikan . sementara itu, pemerintah sendiri
demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk pendidikan saat ini
C. Pemanfaatan
Komputer dalam pembelajaran PAI
1. Komputer
sebagai media Baru dalam Proses Komunikasi Pembelajaran
Aplaikasi teknologi
komunikasi cederung mengarah pada aspek pengelolaan proses komunikasi,
pemanfaatan media komunikasi baru, serta sistem informasi atau manajemen arus
informasi. Kondisi yang mengakibatkan terjadinya pemanfaatan teknologi dalam
komunikasi ini diasumsikan merupakan salah satu akibat dari adanya “difusi
Inovasi”. Proses komunikasi melalui komputer tidak hanya menuntut kemampuan
membaca, tetapi juga kemampuan mengetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
proses komunikasi dengan melalui media komputer menurut
keterampilan menggunakan media komunikasi komputer dari individu,
baik yang bertindak sebagai pengirim maupunb penerima pesan.[13]
Informasi yang di
persiapkan dalam jumlah banyak untuk keperluan komunikasi yang dinamis mudah
dilakukan melalui penyimpanan data dalam bentuk basis data atau database dalam
komputer. Pool (1983) menyatakan bahwa informasi yang besar bisa diedit
(diproses) disimpan ditransformasikan, dan di cari kembali dengan cepat serta
tidak menutup kemungkinan kembali untuk digunakan dalam kertas, pendapat
tersebut memberikan arahan bahwa proses komunikasi dengan media komputer
cenderung memperoleh nilai efektifitas prosesw komunikasi pembelajaran,
dan ini snagat berperan penting dalam pembelajaran Pendidikan Islam
2. Tujuan
pemanfaatan Komputer dalam pembelajaran PAI
Agar pembelajaran
pendidikan agama islam bukan semata-mata mengajarkan siswa tentang pembelajarn
yang bersifat agama tapi bagaiman pendidikan agama di komparasikan dengan
teknologi
a. Tujuan
Umun
Secara umum penggunaan
alat laboratorium Komputer berfungsi sebagai salah satu media yang dapat
dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan penciptaan operasi yang efektif dalam
membimbing dan mendorong serta membantu peserta didik dalam penyelenggarakan
pendidikan yang lebih bermutu dan ketercapaian lulusan yang bermutu pula.[14]
b. Tujuan
khusus
1) Komputer
diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran yang pelaksana-annya dilakukan pada
hari efektif, sebagai upaya mempersiapkan peserta didik bersikap
2) Komputer
meningkatkan mutu peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar agar
mampu menguasai dasar teknologi dalam menghadapi perubahan yang dinamis dalam
kehidupannya.
3) Komputer
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari informasi baru
sekaligus menyeleksi informasi yang bermanfaat bagi pendidikan.
4) Laboratorium
Komputer dapat mengembangkan pengetahuan peserta didik dalam
mengimplementasikannya pada mata pelaj
c. Hasil
yang Diharapkan
Materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam sarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi
muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak
mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan bahkan juga terhadap gurunya[15]. Salah satu usaha untuk mengatasi
keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam
proses belajar mengajar. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam tampaknya dalam
mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran Islam sesuai
dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan RasulNya perlu dibantu
dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik, berarti
Guru Pendidikan Agama Islam telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur
psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat,
perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap
jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali
ditumbuh kembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial,
pembentukan akhlak karimah dan sebagainya.[16]
Berdasarkan tujuan umum
dan tujuan khusus diharapkan[17] :
1) Kemampuan
peserta didik dalam memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran.
2) Meningkatkan
pemahaman peserta didik dalam menyamakan persepsi tentang konsep kerangka dasar
serta pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
3) Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan nyata.
4) Menumbuhkan
pemikiran yang reklektif serta memelihara keterlibatan aktif para siswa dalam
proses belajar mengajar.
5) Dengan
teknologi komputer dasar memberi kesempatan pada peserta didik untuk
mengembangkan suatu pandangan yang menyeluruh serta memadukan pengetahuan yang
diperoleh dari berbagai disiplin dengan mengabaikan batasan-batasan yang
bersifat arti fisial.[18]
6) Dengan
menggunakan laboratorium Komputer sebagai persiapan yang memadai agar dimasa
depan dapat berperan dimasyarakat serta sebagai orientasi pendidikan dan
pekerjaan dimasa yang akan datang.
7) Dengan
menggunakan laboratorium komputer dapat memberi sumbangan bagi pendidikan
secara umum dengan cara memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
yang sangat diperlukan yang berpusat pada situasi kehidupan nyata.
D. Penutup
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Penggunaan komputer sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi
lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari dan memahami pengajaran agama. Akhirnya media komputer memang pantas
digunakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam, bukan hanya sekedar alat bantu
mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media
pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem
pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu
lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas
peserta didik.
Dalam setiap penggunaan
media pembelajaran maka harus di perhatikan kefektifan dan durasi waktu yang di
gunaklan dalam pembelajran..Adapun manfaat bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Agar
terjadinya suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2. Mempermudah
bagi Guru dalam penyampaian materi.
3. Memberi
gambaran terhadap Guru akan pentingnya penggunaan Komputer sebagai media dalam
pembelajaran.
4. Agar
Guru bisa mengembangkan kemampuannya dibidang Teknologi, khususnya Teknologi
yang berkaitan dengan Media Komputer.
Faktor Anak
Didik Dalam pendidikan faktor peserta anak didik merupakanfaktor yang penting.
Karena kalau tanpa adanya peserta didik makapendidikan tidak akan bisa
berlangsung. Karena itu faktor pesertadidik tidak bisa digantikan oleh faktor
yang lain. Karena dalamproses pendidikan, kedudukan anak didik adalah sangat
penting.Proses pendidikan tersebut akan berlangsung di dalam situasipendidikan
yang dialaminya., anak didik merupakan komponenyang hakiki.Sebenarnya
ketergantungan anak didik terhadap pendidik hanya bersifat sementara,
sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri, dan
dalam hal ini sedikit demisedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan
semakinberkurang sejalan dengan perkembangan anak menuju kedewasaan
Daftar Pustaka
Darmawan, Deni, Teknologi
Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012..
Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam, Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Sadiman, Arif S.
dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafindo, 1993.
[3]Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan,
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafindo,
1993, hlm. 189.
[5]Tujuan yang akan dicapai oleh proyek TKPD ini adalah
meningkatkan kemampuan mengajar guru SD dalam mengajarkan berbagai bidang
pelajaran, seperti Bahasa Indonesia, PMP, IPA, dan sebagainya sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Lihat Arif S. Sadiaman, Media Pendidikan...hlm.
192.
[7]Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 7.
[11] Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,...
hlm., 10
[13] Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,...
hlm.,24-25
[17]Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya
mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 75.