PELAJARAN BERSYUKUR BUAT ANAK-ANAK

1. PELAJARAN BERSYUKUR BUAT ANAK-ANAK

Dalam Al Qur'an surat Luqman ayat 12 yang artinya :

Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah, dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa tidak bersyukur ( kufur ), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

Serangkaian pendidikan anak-anak secara sistematis di berikan dalam Al Qur'an surat Luqman ayat 12 sampai dengan 19. Maka pelajaran pertama kali yang wajib kita berikan kepada anak-anak adalah bersyukur.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka 2007.
Di halaman 1115 , kata syukur berarti rasa terimakasih kepada Allah.

Ini adalah pelajaran yang sangat mendasar sebagai peletakan mentalitas anak-anak kita.

Betapa rasa berterimakasih harus kita berikan sejak dalam kandungan, bahkan saat akan hubungan jima' suami isteri pun, di sunnahkan membaca doa. Artinya sejak awal proses terjadinya janin sudah melibatkan Allah sebagai bentuk kesyukuran padaNya.

Terlebih berjuta rasa syukur penuh keharuan, saat si bayi terlahir di muka bumi ini. Pasti.. saat terlahirnya si bayi, kita semua, khususnya si ibu akan mengucapkan Alhamdulillah...
Segala Puji hanya bagi Allah..

Rasa syukur seorang ibu, memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Apapun akan di lakukan demi buah hati tercinta.

Yang menjadi persoalan adalah, ketika rasa terimakasih nya menjadi berbelok arah, atau terlupakan, atau karena tidak faham tentang aturan main dari Allah. Padahal Allah lah yang Memberikan semuanya. Tapi kita memakai aturan main sendiri berdasarkan tradisi, ataupun ilmu-ilmu yang tanpa melibatkan Allah.

Untuk memudahkan pemahan begini, kalau ada dua cara menyiapkan kelahiran, kita mau lilih cara siapa ?
Cara Islam atau cara Jahiliyah ??

Islam punya cara tersendiri dalam mempersiapkan kelahiran, Hindu juga punya cara tersendiri dalam mempersiapkan kelahiran.

Lalu mengapa ketika kita menjadi seorang muslim, justru cara Hindu yang kita gunakan ??

Nah itu sudah termasuk kategori, tidak bersyukur pada Allah. Namanya bersyukur itu memakai dan mengikuti siapa yang memberi kita.

Misal, seorang ibu memasak buat keluarganya tercinta dengan susah payah. Di sajikan menarik di atas meja makan. Tiba-tiba masing-masing anggota keluarga, mencaci maki ibu atas makanan tersebut, tidak mau makan, bahkan makanan itu di acak-acak, bahkan di ludahi. Lalu di buang di tong sampah.
Apakah begini rasa syukur kepada ibu ??

Seringkali para orang tua, kurang bahkan tidak bersyukur pada Allah, dalam urusan mendidik anak-anaknya. Menjadi anak-anak bahkan keluarga yang sombong karena merasa lebih daripada yang lain.

Pendidikan Syukur,  jika kita mampu menerapkannya, Masya'Allah kita akan menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa.

Sejak dalam kandungan, kelahiran, balita, anak-anak, remaja bahkan sampai dewasapun. Orang tua wajib menanam dan mengingatkan rasa syukur pada anak-anaknya.

Bagaimana bentuk nyata mendidik anak-anak dalam bersyukur ?

1. Kenalkan Islam, Allah dan RasulNya kepada anak-anak sejak dini. Dengan berdialog, berdiskusi, mendongeng, segenap bacaan dan media visualisasi tentang itu semua.  Islam itu harus di bawa setiap hari sampai mati, di manapaun  dan apapun yang terjadi. Jangan membuat bingung anak-anak, dengan hal yang seperti ini, jika sholat bawa Islam kalau sekolah bawa aturan yang menentang Islam. Jika ke masjid bawa Islam, kalau rekreasi pakai cara Nasrani. Kalau nikah pakai cara Islam, kalau bergaul pakai ala Barat Liberalisme. Dan lain sebagainya, yang membuat benturan jiwa pada anak-anak. Bagaimana mungkin bisa bersyukur pada Allah, kalau pola fikir sudah bukan Islam ??

2. Allah memberikan tubuh manusia begitu lengkap. Maka tunjukkan pada anak-anak agar bisa bersyukur dengan menjaga kesehatannya dengan memulai hidup sehat sejak dini. Anak-anak harus diberikan edukasi tentang makanan halal dan haram. Bagaiamana makanan thoyyibah. Apa dan bagaimana makanan sehat itu ? Seorang ibu haruslah memperhatikan makanan anak-anaknya. Memberikan hak tubuh agar menjadi sehat dengan segala macam cara, mulai beratifitas dan berolah raga, hingga kebutuhan istirahatnya.

3. Akhlaqul Karimah, memberikan kebiasaan pada anak-anak untuk mengucapkan "Alhamdulillah" saat memperoleh segala kebaikan. Membiasakan anak-anak, jika dia berhasil melakukan sesuatu apapun, meski itu hal yang biasa dan sederhana, selalu mengucapkan alhamdulillah. Hatta hanya keberhasilan yang mungkin remeh buat orang lain. Sejatinya setiap ucapan hamdallah, adalah melatih rasa syukur pada Allah.

4. Setiap mendapat pemberian apapun dari orang lain. Anak-anak wajib mengucapkan terimakasih dan doa Jazakummullahu khairan katsiir, Semoga balasan Allah yang baik dan banyak atasmu sekalian.

5. Anak-anak yang baik, adalah anak-anak yang bangga dan bersyukur memilikki orang tuanya. Mereka mengidolakan orang tua, ibu dan ayahnya. Jika ada anak yang tidak bangga dengan orang tuanya, berarti kita gagal dalam mendidiknya. Kita bukan orang tua yang baik.

6. Anak-anak yang bersyukur, mereka mampu memberikan sikap dan prestasi yang baik dalam segala urusan. Di rumah baik, di sekolah baik, di masyarakat juga baik. Karena mereka faham betul untuk apa dia di ciptakan di dunia ini.

7. Anak-anak yang baik karena rasa syukurnya. Mereka tidak pernah menuntut orang tuanya untuk memfasilitasi dirinya dengan kemewahan. Mereka tidak mau menyusahkan orang tuanya dengan meminta ini dan itu. Cara sederhana mengajarkan anak-anak bersyukur adalah dengan makan dan minum seadanya yang tersedia di rumah. Mereka mampu mengoptimalkan segala pemberian orang tua, tanpa mencela ataupun mengomel. Mereka sangat memahami kondisi orang tua, bahkan anak yang shalih shalihah justru meringankan beban orang tua.
Ehmm.. betapa indahnya anak-anak yang seperti itu.

Semoga kita mampu bersyukur serta mengajarkan kesyukuran pada anak-anak kita..
Dan Allah Mudahkan segala urusan kita dalam mendidik anak-anak, aamiin.