Taman Sari – Istana Air Tempat Permaisuri dan Putri Raja Mandi
Tamansari merupakan istana air
yang digunakan untuk tempat permandian permaisuri serta para putri raja pada
zaman dulu. Bangunan kuno ini memiliki arsitektur yang indah perpaduan budaya
Eropa, Hindu, Jawa, dan Cina lengkap dengan ruangan dan lorong-lorong rahasia
yang menyimpan banyak kisah.
Sebagai ibukota
kerajaan Mataram, Yogyakarta kaya akan peninggalan bersejarah berupa reruntuhan
dan situs-situs budaya yang menarik. Salah satunya adalah Tamansari yang
terletak di belakang kompleks Keraton Yogyakarta. Meski kini hanya tersisa
reruntuhannya, bangunan Tamansari tetap menyimpan pesona keindahan dan
kemegahannya tersendiri.
Tamansari dibangun
atas inisiatif Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai bentuk penghormatan kepada
istri-istri Sultan yang telah membantu selama masa peperangan yang sulit.
Sebagai arsitek dipilihlah seorang berkebangsaan Belanda, Demak Tegis, dan
sebagai mandornya adalah Bupati Madiun. Sultan memerintahkan mereka untuk
membangun sebuah istana di umbul (mata air) yang terletak tak jauh dari
Keraton. Istana itulah yang kini dikenal dengan nama Tamansari.
Istana ini dulunya
dikelilingi segaran (danau buatan) dan dipenuhi aroma
wewangian yang berasal dari bunga-bunga yang ditanam di pulau-pulau buatan di
sekitarnya. Saat ini wisatawan memang sudah tidak bisa menyaksikan hal
tersebut. Namun sisa-sia kecantikan bangunan tersebut masih dapat dilihat oleh
wisatawan yang berkunjung.
Jika wisatawan masuk
melalui pintu utama, wisatawan akan langsung bertemu dengan kolam pemandian
Taman Sari. Gemericik air jernih kebiruan berpadu apik dengan tembok-tembok
krem yang mengitarinya. Kolam pemandian di area ini terbagi menjadi tiga, yakni Umbul Kawitan (kolam
untuk putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), danUmbul Panguras (kolam untuk Raja). Dulunya tempat ini
hanya boleh dimasuki oleh Raja dan keluarganya. Saat ini kolam pemandian
Tamansari menjadi magnet utama kunjungan ke tempat ini. Kolam pemandian ini
juga biasa menjadi spot foto prewedding. Di sekeliling kolam pemandian terdapat
ruangan yang dulu dijadikan tempat ganti pakaian dan menara 3 lantai tempat
raja menikmati pemandangan.
Tempat lain yang bisa Anda saksikan adalah Sumur Gumuling dan
Gedung Kenongo. Untuk mencapai tempat tersebut wisatawan harus melewati lorong
bawah tanah nan eksotik. Kadang di sudut lorong terdapat rombongan seniman yang
mengamen dengan alat musik seperti biola dan bas betot. Lorong panjang yang
berkelok-kelok ini juga dilengkapi dengan anak tangga.
Sumur Gumuling dulunya merupakan masjid tempat peribadatan
raja dan keluarga. Namun masjid disini sangat unik dengan desain akustik yang
baik. Imam yang memimpin shalat akan berdiri di sebuah podium kecil berbentuk
persegi yang dikelilingi 5 anak tangga dan dinding-dinding berjendela di
sampingnya. Tanpa perlu berteriak kencang suara imam akan terdengar ke segala
penjuru. Hal tersebut terus berlaku hingga kini. Wisatawan yang berada di Sumur
Gumuling bisa mendengar dengan jelas percakapan orang-orang yang berdiri di
tempat jauh seolah-olah mereka ada di samping kita.
Dari Sumur Gumuling wisatawan bisa melanjutkan perjalanan
menuju Gedung Kenongo yang dulunya menjadi tempat bersantap raja dan keluarga.
Saat ini Gedung Kenongo hanya berupa puing-puing yang eksotik. Sebagai tempat
tertinggi dari Kompleks tamansari, wisatawan bisa menyaksikan Kota Jogja maupun
sunset yang indah dari tempat ini.
Lokasi dan Akses
Istana Air Taman Sari terletak di kompleks Njeron Beteng, tak
jauh dari Keraton Yogyakarta. Dari Malioboro tempat ini bisa ditempuh dengan
berjalan kaki atau naik becak. Lokasinya yang tersebunyi di kompleks
perkampungan warga sering menjadikan wisatawan sedikit bingung saat ingin
mengunjungi Taman Sari. Padahal tempat ini sangat mudah dicapai.
Ada dua cara untuk sampai ke tempat ini. Yang pertama adalah
melewati Pasar dan Plaza Ngasem. Silahkan masuk dan temukan gang KP III. Dari
gang tersebut belok kiri dan jalan kaki sekitar 200 m. Pulo Kenongo sudah
menyambut Anda. Sedangkan jika ingin masuk memalui gerbang utama, dari Pasar
Ngasem naik becak ke arah Alun-alun Selatan. Kurang lebih 0,5 km akan bertemu
dengan Jln Tamansari.
No comments:
Post a Comment