Tradisi Peng- Anggo - an Di Desa Sukolilo

4/7/2016
Satu Hari sebelum lebaran , sebelum takbir berkumandang , anak - anak mandi keramas dan menyambut suka cita , hari kemenangan yang sangat di tuggu setahun sekali  yaitu Sebuah tradisi menjelang lebaran Idul Fitri yang sudah terjadi turun temurun sejak nenek moyang,orang Sukolilo menyebutnya " Peng-Anggo-an " ( dalam bahasa jawa yang artinya di pakai ), sebagai uangkapan rasa syukur atas selesainya puasa Ramadhan yang sudah dijalani selama satu bulan penuh .
Tradisi ini hanya ada di desa kami  tepatnya di RW 2 desa sukolilo kelurahan sukolilo baru kecamatan Bulak , dimana anak - anak berpakaian serba baru keliling dan memakai perhiasan lengkap, berjalan dari satu gang ke gang yang lainnya dengan berkelompok di sore hari hingga menjelang maghrib.
Mereka berpose bak foto model dengan busana yang berganti ganti dan kesempatan ini tidak disia siakan oleh fotografer , banyak tukang foto yang menjajakan jasanya , agar mereka mau di foto hanya dengan mengganti uang Rp. 20.000 untuk foto yang sudah jadi ukuran 10 R , mereka bisa puas dan bangga melihat foto dirinya .

namun, tahukah kalian....
aku sering menangis bila mengingat tradisi ini.....
aku yang berasal dari keluarga yang kurang mampu , bapak - mak ku tidak mampu membelikan aku , kakak dan adikku baju baru , kami 10 bersaudara di dalam rumah kecil berukuran 2,5 x 7 m , bapak ku kerja di bengkel saudaranya sedangkan Mak ku hanya buruh nelayan

bagi mereka , yang orang tuanya kaya adalah kesempatan emas untuk memamerkan kekayaan yang mereka punya dengan banyaknya perhiasan emas yang dipakai anak nya dan juga baju baru yang berganti ganti dia pakai, sedangkan aku...
aku harus sembunyi..
sembunyi dari dunia yang kejam ini...
aku hanya menangis ...
meratap...
Bapak dan mak ku hanya bisa bertengkar dan saling menyalahkan!!!
kami anak - anaknya hanya bisa jadi penonton , tak mampu berkata atau membela siapa -siapa, yang ada hanya penyesalan , tangisan dan air mata,
kenapa aku terlahir dari keluarga miskin ?
kenapa bapak mak ku tidak mampu membelikan aku baju baru walau hanya 1 ?
tahukah kalian ....
nenekku penolongku...
neneklah yang kemudian membawaku pergi keliling naik angkot ke pasar , sore hari saat peng-anggo-an di mulai hingga maghrib tiba.

sekarang.....
setelah aku punya 3 anak , tak ku biarkan anakku , keponakanku bahkan cucu ku tidak berbaju baru saat lebaran .
semoga Allah SWT memeberikan rezeki yang barokah pada kami , sehingga kami bisa terus berbuat , berbuat dan berbuat baik
Aaamiin...