Makam Muhammad bin Idrus Alhabyi
Makam Muhammad bin Idrus Alhabyi
Bangunan cagar budaya makam Al Habsyi Ampel Surabaya
Surabaya - Klinong - Klinong kawasan religi Ampel Surabaya tak lengkap rasanya kalau belum berkunjung ke Bangunan cagar budaya makam Al Habsyi Ampel Surabaya
Makam Al Habsyi Ampel Surabaya adalah kompleks makan keluarga yang dibangun abad 18 , seperti yang dikisahkan oleh Tuan Hasan Al Habsyi sebagai turunan ke 7 generasi Al Habsyi yang sudah berusia 70 tahun.
Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi, bermukim di Surabaya pada pertengahan abad ke-20 silam. Ia adalah seorang habib dan ulama besar, yang wafat di Surabaya pada malam Rabu, 12 Rabi’ul Akhir 1337 H /1917 M. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Ampel Gubah, Kompleks Masjid Ampel, Surabaya.
Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi lebih dikenal sebagai ulama yang mencintai fakir miskin dan anak yatim. Itu sebabnya kaum muslimin menjulukinya sebagai “bapak kaum fakir miskin dan anak yatim.”
Makam Muhammad bin Idrus Alhabyi
Semasa hidupnya ia rajin berdakwah ke beberapa daerah. Dalam perjalanan dakwahnya, ia tak pernah menginap di hotel melainkan bermalam di rumah salah seorang habib. Hampir setiap hari banyak tamu yang bertandang ke rumahnya, sebagian dari mereka datang dari luar kota. Ia selalu menyambut mereka dengan senang hati dan ramah. Jika tamunya tidak mampu, ia selalu mempersilakannya menginap di rumahnya, bahkan memberinya ongkos pulang disertai beberapa hadiah untuk keluarganya.
Ia juga memelihara sejumlah anak yatim yang ia perlakukan seperti halnya anak sendiri. Itu sebabnya mereka menganggap Habib Muhammad sebagai ayah kandung mereka sendiri. Tidak hanya memberi mereka tempat tidur, pakaian dan makanan, setelah dewasa pun mereka dinikahkan.
Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi lahir di kota Khala’ Rasyid, Hadramaut, Yaman Selatan, pada 1265 H atau 1845 M. Sejak kecil ia diasuh oleh pamannya, Habib Shaleh bin Muhammad Al-Habsyi. Ayahandanya, Habib Idrus bin Muhammad Alhabsyi, berdakwah ke Indonesia dan wafat pada 1919 M di Jatiwangi, Majalengka. Sedangkan ibunya, Syaikhah Sulumah binti Salim bin Sa’ad bin Smeer.
Ketika menunaikan ibadah haji ke Makkah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah, ia sekalian menuntut ilmu kepada beberapa ulama besar di Al-Haramain alias dua kota suci tersebut. Salah seorang di antara para ulama besar yang menjadi gurunya adalah Habib Husain bin Muhammad Al-Habsyi.
Seperti halnya para ulama yang lain, di masa mudanya Habib Muhammad juga rajin menuntut ilmu agama hingga sangat memahami dan menguasainya. Beberapa ilmu agama yang ia kuasai, antara lain, tafsir, hadits dan fiqih. Menurut Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi, seorang ulama terkemuka, “Sesungguhnya orang-orang Hadramaut pergi ke Indonesia untuk bekerja dan mencari harta, tetapi putra kami Muhammad bin Idrus Al-Habsyi bekerja untuk dakwah Islamiyyah dalam rangka mencapai ash-shidqiyyah al-kubra, maqam tertinggi di kalangan para waliyullah.”
Banyak kalangan mengenal Habib Muhammad sebagai ulama yang berakhlak mulia, dan sangat dermawan. Ia begitu ramah dan penuh kasih sayang, sehingga siapa pun yang sempat duduk di sampingnya merasa dirinyalah yang paling dicintai. Ia selalu tersenyum, tutur katanya lemah lembut. Menjelang wafatnya, ia menyampaikan wasiat, ”Aku wasiatkan kepada kalian agar selalu ingat kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT menganugerahkan keberkahan kepada kalian dalam menegakkan agama terhadap istri, anak dan para pembantu rumah tanggamu. Hati-hatilah, jangan menganggap remeh masalah ini, karena seseorang kadang-kadang mendapat musibah dan gangguan disebabkan oleh orang-orang di bawah tanggungannya, yaitu isteri, anak, dan pembantu. Sebab, dia adalah pemegang kendali rumah tangga.”
Muhammad bin Idrus Alhabyi
Prasasti di Makam Muhammad bin Idrus Alhabyi
Bangunan makam bergaya seni perpaduan Arab dan Eropa terlihat jelas di ornamen ornamen nya
Ada tanda makam ( batu nisan ) pemberian hadiah ratu wilhelmina dari Belanda pada tahun 1839 berbentuk mahkota ratu kerajaan Belanda , Ini membuktikan hubungan baik dua negara
Batu nisan makam yang lainnya yang berada di dalam kompleks Bangunan cagar budaya makam Al Habsyi Ampel Surabaya lainnya juga tak kalah indahnya
Muhammad bin Idrus Alhabyi
Makam Saudara Muhammad bin Idrus Alhabyi
Kubah Makam
Ada yang menarik bagi kami , saat melihat prasasti kuno yang menempel dilindungi dengan simbol mirip tanda orang yahudi ( sebuah lingkaran yang diatasnya ada dua segitiga yang bertumpuk silang membentuk gambar bintang ) sempat menjadi perdebatan para wisatawan religi yang berkunjung di Bangunan cagar budaya makam Al Habsyi Ampel Surabaya ini .
Ornamen makam Muhammad bin Idrus Alhabyi
Simbol " Bintang Daud " ( The David Star ). Bintang Daud identik dengan simbol dari Kaum Yahudi, tetapi yang membuat saya merasa agak aneh ialah Bangunan ini berada di pemukiman Kaum Muslim yg berada di kawasan Ampel Denta, Apakah umat Yahudi ini (dahulu) hidup berdampingan dengan umat Islam di kawasan ini
Sumber mengatakan memang dahulu terdapat kaum yahudi di surabaya. Ataukah ini hanya Simbol dengan maksut tertentu? Tetapi dahulu pun di Surabaya terdapat Synagogue yang berada di kawasan Kayoon dan sekarang telah menjadi tanah.
Simbol " Bintang Daud " dan " Huruf Hijaiyyah " dibawahnya pun sangat membuat kami berskeptis, apa maksutnya.
Kemisteriusan simbol Bintang Daud itu sangat mungkin bisa berkorelasi dengan huruf hijaiyyah itu. Atau mungkin ini cuma hiasan penuh misteri .
Keramik keramik kuno dan batu nisan yang berusia ratusan tahun yang Indah adalah saksi sejarah peradaban manusia kala itu sehingga harus diamankan dari tangan tangan yang tidak bertanggung jawab
Ornamen lampu antik
Kotak Amal Tua
Batu nisan makam yang lainnya yang berada di dalam kompleks Bangunan cagar budaya
makam Al Habsyi Ampel Surabaya lainnya juga tak kalah indahnya
Buah Tin
Batu Nisan hadiah dari ratu belanda di abad 18
Keramik keramik kuno dan batu nisan yang berusia ratusan tahun yang Indah adalah saksi sejarah peradaban manusia kala itu sehingga harus diamankan dari tangan tangan yang tidak bertanggung jawab
Namun Tuan Hasan Al Habsyi menjelaskan dengan rinci alasan tanda itu ada disana hanya lah sebuah karya seni yang dituangkan oleh pembuatnya tanpa ada maksud apa apa
Ini membuktikan bahwa di abad 18 seni eropa sudah masuk ke Indonesia
Bangunan cagar budaya makam Al Habsyi Ampel Surabaya berbentuk segi delapan sama seperti bangunan masjid sunan Ampel Surabaya yang dikelilingi oleh pagar besi yang kokoh dikarenakan untuk melindungi keoriginalitasan cagar budaya akan tangan tangan jahil manusia yang ingin menjarah ornamen yang ada di Bangunan cagar budaya makam Al Habsyi Ampel Surabaya .
makam keluarga keturunan Muhammad bin Idrus Alhabyi
Diluar bangunan segi delapan , ada beberapa makam dari anggota keluarga lain yangvmasih satu nasab
Tuan Hasan al Habsyi menjelaskan kakaknya yang berusia 75 tahun baru saja berpulang kerahmatullah 2 bulan lalu , tanah makamnya masih merah dimakamkan didepan bangunan makam segi delapan tepatnya didepan mitra musholla keluarga .
" Suatu saat kalau allah SWT berkehendak , saya harus menutup usia maka saya juga akan dimakamkan disini " terang tuan Hasan Al Habsyi
Dibelakang bangunan makam segi delapan ada buah tin yang tumbuh subur disana , seperti yang tertulis dalam QS: At Tin :1
Buahnya yang kecil berwarna hijau memiliki banyak manfaat dan keistimewaan sehingga namanya diabadikan dalam Alquran oleh Allah SWT
Sayang sekali kami tidak sempat memetik dan merasakan lezatnya buah tin , yang didalam kitab injil disebut sebagai buah ara ( Bunda Tri )
Love Suroboyo
No comments:
Post a Comment