Rp. 50.-

                    Rp 50.-( foto : Aini  LS)

Masa Kecilku - Heeeemmmm ..... hari ini aku benar benar bersyukur bisa sampai dititik ini..
Tak pernah kubayangkan , aku bisa menikmati hidup seindah ini...
Apapun yang aku inginkan , pelan tapi pasti bisa aku dapatkan ...

Tak kusangka pembahasan diskusi siang ini dengan teman teman love suroboyo bikin aku baper. ...

Ingatanku menerawang puluhan tahun yang lalu. ..

Seperti biasa pulang sekolah aku langsung mengambil tampah berisi aneka kerupuk yang harus aku jual ke pengunjung pantai ria siap dikepalaku dengan tangan kiri  sedangkan tangan kanan dan badanku mendorong gerobak minuman , seakan waktu sedetik sangat berharga buatku ( time  is money )

Dari satu tempat hingga ke tempat lain seputar pantai ria ,kujajakan daganganku . tak jarang aku keluar masuk gapura motel bila ada pengunjung motel yang ingin beli kerupuk maupun minuman yang aku dorong dengan gerobak minuman.

Disela sela kesibukan jual kerupuk keliling pantai ria , bila ada waktu senggang dan saat sepi pembeli , aku suka membaca tulisan apapun yang aku temukan dijalan walaupun hanya selembar koran bekas bungkus gorengan , maklum aku tak mampu beli koran,  bapakku tahu kalo aku hobby baca , beliau selalu memberi ku oleh oleh koran atau majalah bekas , bahkan untuk buku tulis sekolah aku memakai buku bekas ( didapat bapak dari pasar loak ) aku pilih yang masih bisa ditulisi lalu aku jahit dan disampul dengan kertas bekas kalender .

Sedangkan alat tulis yang aku gunakan , aku buat pensil dari  bambu kuning sebagai alat menulis yang bisa diisi ulang ( dari pensil teman yang putus ) tak lupa ujungnya aku beri karet sebagai pengganti penghapus

Masa kecil yang indah ...

Teman teman  seumuranku hidupnya lebih berwarna dengan lihat aneka hiburan dari tayangan TV
Sedangkan aku g punya TV , agar tak ketinggalan cerita aku selalu up date melalui temanku , namanya supriyatin kebetulan kakaknya diperistri oleh orang terkaya di desaku ( punya TV dan video  yang dibayarkan , dengan bayar Rp.50.- satu kali tayang , teman temanku bisa melihat video dengan film film bagus )

Namun hal itu tidak bisa aku lakukan ( menonton Video / TV ) dikarenakan harus membantu emak jual kerupuk dan minuman di pantai ria , dan yang pasti aku tidak punya cukup uang kalau aku tidak membantu beliau jualan,  kami bukan dari keluarga berada kalau tidak mau kelaparan saya harus membantu bapak dan emak agar kami 10 bersaudara bisa makan.

Dari hasil jualan selalu aku selipkan uang Rp.50.- untuk aku sediakan buat supriyatin ( temanku ) , Untuk bisa tahu cerita tayangan serial film di TV aku harus rela bayar Rp. 50.- Ke temanku untuk satu cerita ( satu serial saja ) dan itu berjalan hingga kami harus dipisahkan oleh waktu.

Masih menancap di ingatanku saat supriyatin terakhir menceritakan film berkelana nya Rhoma Irama , tak kusangka kalau itu adalah cerita terakhir supriyatin padaku menjelang ujian nasional sekolah dasar .

Rasa sedih dan  kehilangan sudah pasti berkecamuk didadaku  namun aku tak berani bertanya ke orang tua supriyatin , pernah kutanyakan pada emakku jawabnya " dia dipingit,  karena mau menikah , sekarang di rumah pamannya di Trenggalek " terang emakku

Tak ada lagi cerita serial TV atau film video yang ada adalah kenangan manis masa lalu .

Saat itu tiba ....

Dirumah mungil ukuran 2,5 x 7 m dengan 12 jiwa aku bahagia walaupun harus berdesakan dalam satu tempat tidur , tak ada sekat antara sumur , kasur dan dapur, hanya selembar kain butut sebagai tabir, namun kami rasakan  susah senang bersama . Sepiring dimakan satu keluarga .

Sore itu bapak pulang membawa kresek  hitam , beliau panggil aku " tik.... tatik  sini.... " teriak bapak sambil tersenyum.
" dalem pak ,.." jawabku..
Kulihat bapak meletakkan kresek hitam itu dengan hati - hati , saat dibuka beliau sampaikan " alhamdulillah  , sekarang kita punya TV " dengan senyumnya yang lebar beliau peluk aku .
Aku tak kuasa menahan tetes airmata bahagia " terimakasih bapak "  ucapku lirih..

Walaupun itu TV bekas dan gambar nya yang hitam putih mulai memudar , bahkan seringkali harus dipukul dulu bila layarnya sudah mulai banyak semutnya , namun kami sekeluarga bahagia ( Bunda Tri )