32 - 40 JTM Bagi GPAI - GPJOK Surabaya
32 - 40 JTM Bagi GPAI - GPJOK Surabaya
Surabaya - Kondisi Guru PAI dan PJOK
di Surabaya belum bisa memenuhi kebutuhan di sekolah dikarenakan belum
adanya perekrutan guru baru sejak 2010 hingga sekarang .
Apalagi
dengan adanya beberapa GPAI yg purna tugas dan regulasi tidak adanya
rekrutmen bagi Guru. Maka, semakin banyak jumlah sekolah yang tidak ada
Guru PAInya. Adapun peserta didik sangat berhak utk menerima Pelajaran
PAI yg diajarkan oleh Guru yang 'seharusnya'.
Karena itu, maka Dinas Pendidikan Kota Surabaya membuat kebijakan bagi
GPAI (juga Guru PJOK) dengan ikhlas dan penuh pengabdian utk
memaksimalkan kewajiban jam mengajarnya, yakni 32 - 40 Jam dalam
seminggu.
Kebijakan tsb bersifat fleksibel, adaptif, dan dapat dimusyawarahkan. Artinya, melalui UPTD yang selanjutnya K3S dan berujung KS diharapkan bisa mengatur penyebaran GPAI dan Jumlah Jamnya sehingga TIDAK ADA lagi Sekolah yang tidak ada/kekurangan GPAI-GPJOK dan tidak ada lagi Guru yang kelebihan/kekurangan Jam. Intinya adalah pemerataan dan pemenuhan GPAI di semua sekolah se-Surabaya.
Andaikata di lapangan didapati ada GPAI-GPJOK GTT yg tergeser dan tidak punya Jam Mengajar (kata Bu Mamik) itu tidak mungkin terjadi. karena Dispendik Surabaya sudah MENGHITUNG dengan teliti jumlah sekolah dan jumlah GPAI.
Dan hasil penghitungannya adalah dg pemberian Jumlah Jam Maksimal 40 jam bagi GPAI - GPJOK se-Surabaya dengan memberikan penyebaran dan pemerataan ke seluruh SD di Surabaya itu saja masih kekurangan 10/11 GPAI.
Terkait dengan hal itu , pak Rudy kepala Sdnbulak Rukem I No 258 Surabaya mengumpulkan GPAI dan GPJOK untuk berlapang dada dan mohon keikhlasannya menjalankan amanah dr dinas pendidikan. itu pun juga tidak menyalahi regulasi.
Akhirnya dengan bertambahnya hati salah satu GPAI Bursa harus pindah ke SDN Kenjeran 248 Kecamatan Bulak Kota surabaya karena kekosongan GPAI yang sudah pensiun.
Kebijakan tersebut (Bu Mamik menambah penjelasan), hanya bersifat sementara. Sampai menunggu Rekrutmen GPAI yang insya Allah akan dilaksakan Oktober. Jika sudah ada tambahan GPAI, maka semua akan kembali normal.
Kebijakan tsb bersifat fleksibel, adaptif, dan dapat dimusyawarahkan. Artinya, melalui UPTD yang selanjutnya K3S dan berujung KS diharapkan bisa mengatur penyebaran GPAI dan Jumlah Jamnya sehingga TIDAK ADA lagi Sekolah yang tidak ada/kekurangan GPAI-GPJOK dan tidak ada lagi Guru yang kelebihan/kekurangan Jam. Intinya adalah pemerataan dan pemenuhan GPAI di semua sekolah se-Surabaya.
Andaikata di lapangan didapati ada GPAI-GPJOK GTT yg tergeser dan tidak punya Jam Mengajar (kata Bu Mamik) itu tidak mungkin terjadi. karena Dispendik Surabaya sudah MENGHITUNG dengan teliti jumlah sekolah dan jumlah GPAI.
Dan hasil penghitungannya adalah dg pemberian Jumlah Jam Maksimal 40 jam bagi GPAI - GPJOK se-Surabaya dengan memberikan penyebaran dan pemerataan ke seluruh SD di Surabaya itu saja masih kekurangan 10/11 GPAI.
Terkait dengan hal itu , pak Rudy kepala Sdnbulak Rukem I No 258 Surabaya mengumpulkan GPAI dan GPJOK untuk berlapang dada dan mohon keikhlasannya menjalankan amanah dr dinas pendidikan. itu pun juga tidak menyalahi regulasi.
Akhirnya dengan bertambahnya hati salah satu GPAI Bursa harus pindah ke SDN Kenjeran 248 Kecamatan Bulak Kota surabaya karena kekosongan GPAI yang sudah pensiun.
Kebijakan tersebut (Bu Mamik menambah penjelasan), hanya bersifat sementara. Sampai menunggu Rekrutmen GPAI yang insya Allah akan dilaksakan Oktober. Jika sudah ada tambahan GPAI, maka semua akan kembali normal.
No comments:
Post a Comment