Bagaimana mengenalkan Allah Swt pada anak kita?

 Bagaimana mengenalkan Allah Swt pada anak kita?

 

1. Memperdengarkan kalimat tauhid ketika bayi lahir.

 

Islam mengajarkan kita untuk memperdengarkan adzan pada anak yang baru lahir, agar kalimat pertama yang ia dengar adalah kalimat tauhid.

mayoritas ulama meliputi ulama mazhab Hanafi, ulama mazhab Syafi’i, dan ulama mazhab Hanbali menegaskan, mengadzani bayi hukumnya sunnah.

Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ menyampaikan :

 

 

   السُّنَّةُ أَنْ يُؤَذِّنَ فِي أُذُنِ الْمَوْلُوْدِ عِنْدَ وِلَادَتِهِ ذَكَرًا كَانَ أَوْ أُنْثَى، وَيَكُوْنَ الأَذَانُ بِلَفْظِ أَذَانِ الصَّلَاةِ. قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا: يُسْتَحَبُّ أَنْ يُؤَذِّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَيُقِيْمَ الصَّلَاةَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى.  

 

“Disunnahkan mengumandangkan adzan pada telinga bayi saat ia baru lahir, baik bayi laki-laki maupun perempuan, dan adzan itu menggunakan lafadz adzan shalat. Sekelompok sahabat kita berkata: Disunnahkan mengadzani telinga bayi sebelah kanan dan mengiqamati telinganya sebelah kiri, sebagaimana iqamat untuk shalat” (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’, juz 8, h. 442).

 

2. Mengenalkan nama dan sifat Allah Swt.

 

Cara mengenalkan nama dan sifat Allah Swt pada ananda bukan dengan teori semata. Namun dengan aplikasi dalam kehidupan sehari2. Misalnya, ketika anak sakit diajak berdoa, memohon kesembuhan pada Allah Swt. Karena Allah adalah Asy-Syaafii,  Yang Maha Menyembuhkan.

 

Ketika mendapatkan hadiah diajak bersyukur pada Allah Swt. Karena Allah Swt adalah Ar-Razaq, Yang Maha Pemberi Rizqi.

 

Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Al Qur'an surah Al-A’raf ayat 180,

 

وَلِلّهِ الأَسْمَاء الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُواْ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَآئِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

 

Hanya milik Allah nama-nama (asmaul husna), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama (asmaul husna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

 

3. Melihat alam semesta

 

Keimanan yang kuat adalah yang ditempuh melalui proses berpikir, bukan doktrin atau dogma. Islam juga memerintahkan umatnya untuk berpikir.

 

Agar anak bisa mengenal Allah, kita ajak melihat alam semesta, lalu diajak berpikir bahwa semua itu adalah ciptaan Allah Swt.

 

Dirinya (anak) juga ciptaan Allah. Mata, hidung, tangan, kaki, dan lainnya semua adalah ciptaan Allah Swt.

 

Tidak harus plesir ke tempat yang mahal. Bisa dengan jalan2 di sekitar rumah, ke desa nenek/kakek,dll.

 

Al-Quran Surat Ali Imran Ayat 190-191

 

 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ 

 

Arti: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.


4. Melalui Al Qur'an

 

Al Qur'an adalah kalamullah, membacakan dan memperdengarkan Al Qur'an pada anak akan mendekatkannya pada kalamullah.

 

Sehingga imannya tumbuh, hatinya lembut dan lebih mudah diajak taat pada syariat.

 

Allah Ta’ala berfirman :

 

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

 

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu (Al-Qur’an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya” (Al-Kahfi : 27).

 

5. Melalui kalimat thayyibah

 

Ingatkan anak pada Allah Swt kapan pun dan dalam kondisi apapun. Sehingga hanya meminta dan bergantung pada Allah Swt. Bukan pada manusia, apalagi sesembahan lain.

 

Kelak, ketika dewasa, dia akan lebih kuat menghadapi ujian hidup. Karena ada Allah sebagai tempat curhat dan minta pertolongan. Hatinya menjadi tabah dan tawakal, tidak mudah stress.

 

Ketika anak mau makan, biasakan berdoa. Setelah makan, berdoa. Mengucap masyaAllah ketika takjub. Mengucap subhanallah ketika ada hal yang ingin dihindari. Mengucap takbir atas kebesaran Allah. Istirja' ketika ada hal buruk. Berdoa ketika hujan, ketika keluar rumah, masuk rumah, memakai baju, melepas baju, masuk kamar mandi, keluar kamar mandi, bercermin, dll.

 

Ini akan membiasakan anak ingat Allah dan merasa selalu diawasi Allah Swt.

 

6. Doakan anak

 

Mari doakan anak agar menjadi salih/salihah, kelak anak yang akan mendoakan saat kita terbujur sendirian di tanah

 

Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berkata,

 

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

 

“Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).

 

 

Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a,

 

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

 

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38)

 

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

 

“Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri] (QS. Al Ahqof: 15)

 

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 

“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al Furqon: 74)

 

Semoga kita mau bersabar memproses diri menjadi orang tua yang salih. Sehingga layak dikaruniai anak yang salih/salihah. Aamiin...