Sholawat Cinta Ibu Antarkan Jaka Raih Cita-cita
Sholawat Cinta Ibu Antarkan Jaka Raih Cita-cita
Nama Penulis : Tri Eko Sulistiowati, M.Pd.I
Penjelasan Singkat :
Setiap kali melihat tentara berangkat kerja naik mobil disang di perumahan dinas TNI AL, ibu Jaka yang sedang berjualan ikan hasil tangkapan nelayan mengiringinya dengan sholawat dan doa berharap Allah SWT mengabulkan cita-cita putra bungsunya menjadi bagian dari mereka.
Kerasnya kehidupan sejak kecil tanpa sosok ayah dengan sembilan bersaudara menjadikan Jaka harus banting tulang bekerja sebagai nelayan dan peternak ayam hingga seluruh kakaknya menikah dan ia tinggal berdua dengan ibunya.
Pertemuan Jaka dengan gadis impiannya telah menjadi titik balik kehidupan Jaka yang mau menerima cintanya dengan tantangan meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan di laut dan beralih pada pekerjaan di darat.
Badai besar , ombak menggulung dan angin kencang telah membalikkan perahu Jaka dan menghanyutkan semua yang ada menjadikan Jaka bertekad merubah nasib di darat berbekal ijasah SMA sebab untuk menjadi nelayan tak perlu ijasah cukup dengan skill yang dia punya.
Tiga kali gagal mengikuti tes masuk prajurit TNI AL tak mematahkan semangat Jaka hingga di periode ke empat Jaka terpilih dan lolos pantokir hingga menjalani pendidikan kemiliteran dan lulus dengan pangkat tamtama.
Bersama gadis impiannya, karir dan kehidupan Jaka terus bergulir menjawab doa ibunya yang tak lekang oleh panas dan hujan hingga bisa meraih penghargaan presiden atas loyalitasnya di kesatuan TNI AL
Bab 1 Sering di Bully
Sejak usia dua tahun Jaka hanya mendapatkan kasih sayang dari Ibunya dikarenakan ayah yang ia sayangi telah wafat , bungsu dari sembilan bersaudara ini hidup serba kekurangan sementara kedelapan saudaranya telah berumahtangga di rumahnya sendiri-sendiri
Kasih sayang ibunya sangat berlimpah sehingga Jaka berjanji untuk membahagiakan ibunya dengan membantunya berjualan es lilin keliling dari kampung ke kampung dan upahnya ia belikan beras dan kebutuhan pokok lainnya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar.
"Jangankan beli baju , untuk makan saja kita harus hemat nak". Begitu pesan ibunya yang selalu terngiang ditelinga nya yang membuatnya rajin belajar dan bekerja diwaktu luangnya
Walaupun begitu Jaka bersyukur hidup di kampung nelayan karena banyak yang peduli dan mau berbagi dengannya , salah satunya adalah Suyatmo yang sering memberinya baju layak pakai untuk ia kenakan meskipun kedodoran karena kebesaran tetap saja dipakai "daripada tidak ganti baju" ujarnya
Tubuhnya yang kecil mungil, kulitnya yang hitam seakan ia tenggelamkan dalam baju kebesaran yang ia gunakan , bahkan lipatan tangan dan kakinya sangat tebal hanya supaya baju yang ia pakai bisa terlihat pas ke badannya.
Gaya hidup nya yang sederhana dengan pakaian seadanya menambah image bahwa Jaka adalah orang miskin yang pantas untuk di bully dan dijadikan bahan ledekan teman-teman sebayanya bahkan kakak-kakak yang usia nya jauh diatasnya.
Kesabaran dan ketabahan nya dalam menghadapi teman sepermainan tak jarang membuat ibunya prihatin dan menangisinya di tengah malam gelap gulita sambil memanjatkan doa agar Allah SWT melindungi dan mengangkat derajatnya
Ejekan dan hinaan yang diterima Jaka bukan tak berbalas akan tetapi dengan penuh ketekunan Jaka mengasah dirinya untuk berani tampil di muka umum di ajang kompetisi keagamaan yang diselenggarakan organisasi berbasis masjid di kampung nelayan.
Kebiasaannya buang air di ponten umum pinggir pantai sambil membaca buku menjadikan wawasan dan keilmuannya semakin bertambah seiring dengan usianya begitupun keberaniannya dalam mengemukakan pendapat di depan umum.
Walhasil berbagai trophy kemenangan ia dapatkan di cabang lomba pidato , cerdas cermat dan juga ketrampilan lainnya sehingga pelan tapi pasti teman-teman yang membully nya berubah simpati akan prestasi yang sudah diraih diusia sekolah dasar.
Bab 2 Semangat Belajar Ditengah Keterbatasan
Kehidupan yang dijalani bersama ibunya telah menjadikan dirinya lebih bisa menerima keadaan untuk hidup sederhana dan apa adanya tanpa bisa menuntut apa-apa bahkan hanya untuk sebuah sepeda angin yang akan digunakannya menuntut ilmu di bangku sekolah menengah
Setiap hari ketika berangkat sekolah ia "nggandol" alias "nunut" jadi harus rela berdesakan di mobil pick up dengan pegawai pabrik terasi yang menjemput dan mengantar mereka pulang pergi ke rumah masing-masing dengan melewati rute depan sekolahnya , sedangkan pulang sekolah ditengah terik matahari ia harus berjalan berkilo-kilo meter dari sekolah sampai jalan raya yang dilewati angkutan umum.
Kehidupan seperti itu ia jalani selama enam tahun dengan penuh suka cita sejak pertama kali melanjutkan sekolah di jenjang menengah pertama dan kemudian berlanjut ke sekolah menengah atas di kelas sepuluh.
Sejatinya Jaka tidak sendiri , ia melakukan itu bersama sahabat-sahabat karib sebayanya dan satu kelas bersamanya di sekolah yang sama diantaranya Iswahyudi, Alvian alias Oyek dan Nur Rohim dari berangkat hingga pulang sekolah dengan membawa alat tulis seadanya.
Tak dihiraukannya jempol kaki yang keluar dari sepatu dengan kaos kakinya yang berlubang begitupun dengan seragam yang dipakainya tak ia hiraukan walau warnanya tak lagi putih dengan lintingan baju hingga ke lengan atas serupa dengan celananya yang dijahit tebal karena kepanjangan.
Senyum tawanya terkadang terlihat dipaksakan karena ekonomi keluarga membuatnya kurang percaya diri , hanya karena dukungan dan motivasi ibunyalah ia bisa bertahan hingga melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
Bab 3 Pencari Kerang Ulung
Kehidupan keras yang dijalani Jaka tak membuatnya patah semangat untuk sekolah sambil bekerja dan bekerja seraya sekolah , bahkan tak jarang ia ijin beberapa hari tak sekolah bila panen kerang di kampungnya.
Dengan meminjam perahu kakaknya yang nomer lima untuk mencari kerang hingga ke perairan Juanda kurang lebih lima jam perjalanan pulang pergi , Jaka melaut bersama beberapa nelayan lainnya dengan perahu masing-masing.
Ketika di tanya apa tujuannya, agar ibunya yang berprofesi sebagai penjual ikan tidak bingung nyari dagangan karena anaknya bisa mencarikannya di laut dengan hasil yang lebih banyak dibandingkan kulakan ke nelayan lainnya.
Berbekal makanan secukupnya ia melaut mengambil kerang yang tinggal di habitatnya dengan cara yang berbeda , misalnya kerang kur-kur maka ia akan menyelam ke dasar laut untuk mengambil kerang dengan tangannya dan memindahkan ke perahu beda dengan kerang simping dan kerang lelet yang diambil saat air laut surut.
Begitupun dengan kerang lurjuk yang harus menggunakan alat seperti pacul atau tongkat bambu dan juga tuba dari gamping agar bisa mengeluarkan lurjuk dari habitatnya dan dibawa pulang untuk dijual oleh ibunya ke perumahan TNI AL yang ada didekat pemukiman kampung nelayan.
Keuletan dan ketekunannya dalam mencari kerang hingga membawa hasil satu perahu penuh atau kalau ditimbang bisa berkwintal-kwintal ini membuat emak-emak kampung nelayan jatuh cinta dan ingin meminang Jaka untuk dijadikan menantu, akan tetapi pilihan hati Jaka tetap dengan gadis idaman yang diimpikannya.
Bab 4 Sukses Jadi Peternak Ayam
Kehidupan nelayan pencari kerang tak setiap hari mendapatkan hasil apalagi dimusim kemarau sangat sulit mendapatkannya sehingga Jaka harus memikirkan pemasukan lainnya yang bisa menopang perekonomian dia dan ibunya.
Dengan bermodal uang Rp. 5.500 sisa hasil penjualan kerang Ia membeli dua ekor ayam untuk dipelihara nya sehingga kalau nanti berkembang biak bisa digunakan bayar biaya sekolahnya.
Namun nasib baik belum berpihak padanya dua ekor ayam yang dibeli keduanya mati yang penyebabnya belum diketahui Jaka tetapi hal itu tak membuatnya patah semangat , ia terus berusaha mencari penghidupan lain dengan tetap menjual es lilin keliling kampung.
Suatu hari Jaka bermain kerumah Zainul Hamzah teman sepermainan yang juga masih saudara dari nasab ibunya , tak disangka ayah Zainul yang ia panggil Abah Hasan memiliki peternakan ayam yang sukses maka dengan tanpa malu-malu ia pun memohon kepadanya untuk dibolehkan membeli ayamnya
"Tidak usah beli nak, ambil saja mana yang kamu suka". Ujar Abah Hasan yang kemudian memperkenankan Jaka untuk masuk ke kandang ayam dan memilih ayam yang akan ia bawa pulang.
Dengan suka cita Jaka memilih satu ekor ayam indukan yang menurutnya bagus dan tak lupa mengucapkan terima kasih, Abah Hasan berpesan "bila nanti ayamnya sakit bawa kesini nanti diobati begitupun kalau nanti ayamnya mati kamu boleh kesini ngambil ayam lagi yaa.."
Hari itu Jaka bersedih karena ayam pemberian Abah Hasan tak seaktif biasanya , dengan tergesa-gesa ia berlari membawa ayamnya kerumah Abah Hasan untuk diperlihatkan kondisinya ,"tenang... semua bisa diatasi nak .. sini Abah obati ayamnya. Bismillahirrahmanirrahim". Ujarnya sambil memasukkan sesuatu ke mulut ayam tersebut kemudian menyerahkan kembali pada Jaka
"Sudah , ayam mu sudah kuobati In sya Allah sehat kembali sekarang silahkan dibawa pulang". Kata Abah Hasan yang disambut suka cita oleh Jaka dengan ucapan "terimakasih".
Selang beberapa hari kemudian ayamnya telah pulih kembali dan bisa bertelur , untuk kali pertama sepuluh telur yang dihasilkan ditetaskan dan semuanya menetas dengan baik sehingga ayamnya bertambah sepuluh ekor dan kemudian berjalannya waktu semakin hari semakin bertambah.
Semangat memelihara ayam dan berbekal belajar ilmunya pada Abah Hasan akhirnya Jaka sukses menjadikan ayamnya berkembang biak menjadi banyak dari sepasang kemudian menjadi puluhan pasang dan mencapai angka ratusan ayam yang kemudian hasilnya bisa buat membiayai sekolahnya.
Hampir setiap hari para penjual jamu antri membeli telur ayamnya untuk dijual kembali , hal ini membuat perekonomian ibunya makin tertata dan Jaka semakin bahagia dengan pencapaian yang sudah diraihnya.
Kini aktivitas nya makin bertambah , sebelum berangkat sekolah ia harus memberi makan ratusan ayamnya dan saat pulang sekolah ia bisa jualan es ataupun mencari kerang sesekali berpidato di masjid dekat rumahnya.
Hal ini berdampak baik pada lingkungan sekitar nya sehingga pelan tapi pasti para tetangganya mulai meniru dan membeli ayamnya untuk dipelihara, Ibunya makin bangga memiliki putra bungsu yang bisa membahagiakannya dan memberikan manfaat bagi orang-orang disekitarnya.
Bab 5 Bertemu Gadis Idaman
Terik matahari sangat menyengat, Jaka berjalan kaki keluar gerbang sekolah dengan lunglai karena kecapekan, tiba-tiba ada yang menyapanya dari belakang "Hey ... Ikut pulang bersama saya ta?". Tanyanya sambil melempar senyum manisnya
Dah Dig dug der begitulah perasaan hatinya ketika melihat orang yang menyapanya adalah wanita idaman bernama Gadis yang telah lama ia bidik dan sempat disampaikan kepada ibunya bahwa kelak ia yang akan dijadikan pendamping hidupnya di masa sekolah dasar saat berkompetisi di M3S, sebuah organisasi anak-anak berbasis kemasjidan
"Iya terimakasih". Ujarnya menjawab dengan gugup karena tidak pernah menyangka nasib telah berpihak baik padanya sehingga ia bisa dipertemukan dengan gadis idaman nya di saat yang tepat karena kondisinya yang agak kelelahan.
"Ayo sini saya bonceng". Lanjutnya seraya mengambil kendali sepeda angin yang dibawa wanita idamannya dan tak menunggu lama sepedapun di kayuhnya dengan perasaan yang bercampur aduk antara senang , gemetar dan penuh sukacita ia pun tersenyum sendiri sambil bergumam "terimakasih Allah , akhirnya takdir baikmu berbicara".
Tak terasa sepedapun melaju hingga pertigaan jalan berpapasan dengan truk yang melaju kencang , Gadis yang diboncengnya pun ketakutan dan melompat dari boncengan tanpa ia sadari hingga Gadis pun terjatuh dan berteriak " Hey ... Aku jangan ditinggal".
Sejenak Jaka pun menoleh dan menghentikan sepedanya kemudian meminggirkannya lalu berlari menghampiri Gadis yang terjatuh sambil menghiburnya "loh kok bisa...wkwkwk". Ia pun tertawa kecil seraya menolong sigadis bangkit kembali
Gadis pun merajuk karena kesal " sudah sakit karena jatuh ditertawakan pula" gerutunya sambil cemberut yang menambah gemas dan si Jaka pun meminta maaf karena kejadian tersebut diluar perkiraannya "maafin yaa... Ayo lanjutkan perjalanan ". Katanya sambil membawa Gadis ke arah sepedanya tadi.
Selama di perjalanan keduanya terdiam hingga tak terasa sudah sampai di depan gang rumah si Gadis , Jaka kemudian menghentikan sepedanya dan mengucapkan terimakasih sudah diijinkan ikut pulang dan memohon maaf atas kecelakaan yang tak disengaja tadi.
Gadis pun hanya mengangguk tanpa menyahut seraya menerima sepeda dan menuntunnya ke arah gang depan kelurahan dengan menundukkan kepala seakan ia masih menyimpan rasa marah , kesal dan lain sebagainya yang berkecemuk di dadanya
Sejak hari itu semangat belajar Jaka semakin membuncah tak peduli hujan angin , tak peduli tak punya uang saku ia semakin giat sekolah hanya untuk menyapa dan menjumpai gadis idaman masa kecilnya yang ternyata satu sekolah dengannya
Ibu yang selalu memperhatikannya melihat perubahan kebahagiaan diwajahnya menjadi penasaran dan menanyakannya "kenapa nak, ibu lihat kamu bahagia sekali" ujarnya sambil mengelus rambut putra yang tidur di pangkuannya dengan penuh kasih sayang.
Jaka menjawab sambil tersenyum " Ibu ingat Gadis yang setiap sore lewat depan rumah kita" tanyanya kemudian dijawab ibunya dengan balik bertanya "yang mana , kan rumah kita depan masjid dan depan jalan tempat orang berlalu lalang tak mungkin ibu mengingatnya satu persatu nak".
Jaka kemudian duduk dan melihat ibunya dengan pancaran mata berbinar ia berkata "Aku pernah bilang sama ibu ketika ia jalan lewat depan rumah kita menuju ke mushola kubilang sama ibu , gadis itu yang akan jadi istriku , ingat Bu ?".
"Oh ... yang jadi guru ngaji di mushola itu Putranya Pak Mat Cucunya Bu Markani itu ya". Jawab ibunya sambil menggoda Jaka dengan mencubit pipinya
Jaka tersenyum malu sambil berkata "bagaimana Bu, Ibu setujukah kalau ia jadi menantu ibu?".
"Asal kamu bahagia , ibu bahagia nak" jawab ibunya
Dan akhirnya Jaka pun menceritakan kejadian awal bagaimana semesta mempertemukan dia dengan gadis idaman yang sejak pertama bertemu diam-diam ia menyukainya, saat itu masih usia sekolah dasar saat ia jualan es lilin hingga ia pun tertidur pulas di sebelah ibunya.
Bab 6 Melamar Gadis Idaman
Jaka tak pernah menyangka kalau ternyata saat ia berboncengan dengan gadis idamannya sepulang sekolah menjadi hari penentuan bagi mereka berdua untuk diikat dalam satu hubungan yang serius.
Sebuah tradisi yang masih dijaga di kampung nelayan saat itu apabila ada dua anak muda berjenis kelamin laki-laki dan perempuan berboncengan maka keduanya harus segera dinikahkan untuk menghindari fitnah dan menjaga nama baik keluarga.
Wal hasil , karena Jaka sudah berani berboncengan dan sebelumnya tidak pernah diberitahu akan adanya tradisi itu maka ketika Jaka tiba dirumah disidang oleh kakak- kakaknya ia hanya bisa tersenyum dan bergumam "inilah yang disebut nasib baik berpihak padaku".
Berbeda dengan ibunya Jaka yang diam-diam mengamati percakapan anak-anak nya dengan senyum manisnya , seakan tahu ending cerita dari diskusi yang mereka bahas.
Gadis yang tinggal di rumah neneknya juga tak pernah menyangka kalau kebaikannya menawarkan pulang bareng akan mempertemukan dia dengan jodoh yang sudah mentargetnya sejak usia sekolah dasar.
Hari itu juga ibu si Jaka bertamu ke rumah Gadis dan menanyakan statusnya , apakah Gadis sudah punya pacar kalau memang belum bolehkah kami minta untuk menjadi menantu di keluarga kami. Begitulah kira-kira isi percakapan antar dua keluarga yang terjadi sore itu
Namun sepertinya ada kesalahpahaman karena bibi si Gadis yang tinggal serumah dengan nenek mengira Jaka menyukai putrinya yang seumuran dengan si Gadis, sehingga bibinya menolak dengan dalih masih sekolah.
Dengan penuh pengertian Ibu Jaka menjelaskan bahwa yang disukai putranya adalah Gadis bukan sepupunya, yang akhirnya mengembalikan keputusan pada ayah si Gadis yang baru datang dari bekerja di bengkel.
Bibit , bobot dan bebet ternyata menjadi perhitungan yang tak boleh ditinggalkan di keluarga Gadis sebagai syarat utama saat memilih menantu dengan alasan bahwa menikah adalah ibadah terlama yang harus banyak menyesuaikan.
Dan ternyata tak butuh waktu lama bagi ayah si Gadis untuk menyetujui pinangan ibu si Jaka walaupun sebenarnya sudah ada tiga orang tua dari calon menantu yang meminangnya dengan profesi yang bisa menjamin kehidupan masa depan putrinya namun semuanya ditolak dengan halus olehnya.
Kesepakatan pun didapat untuk melamar Gadis tanpa meminta persetujuan dari si Gadis sesuai jadwal yang sudah mereka tentukan, keluarga Jaka akan datang bersama rombongan untuk meminang secara resmi sesuai adat di kampung nelayan.
Setelah ibu si Jaka pulang barulah ayah si Gadis menceritakan semuanya dan sebagai anak yang Sholihah Gadis tak berhak membantah keputusan yang sudah diambil oleh kedua belah pihak, ia hanya bisa merenungi nasibnya sendiri.
Sehari kemudian Jaka menemui Gadis dan menyatakan maksudnya untuk melamar dan mengajaknya membeli cincin di toko emas, namun dengan halus Gadis menolak dengan dalih menghindari fitnah dan gunjingan tetangga padahal sesungguhnya yang terjadi Gadis masih belum bisa menerima Jaka sebagai calon suami namun ia tak kuasa menolak.
Ibu si Gadis tak bisa berkata banyak melihat kesedihan anaknya karena harus menerima lamaran Jaka " inilah takdir yang harus dijalani anak perempuan, mereka tidak boleh menolak pinangan seseorang kalau tidak ingin sebel alias tidak laku" begitu nasehat ibunya yang membuat Gadis makin tak berdaya
Seharian Gadis tak mau keluar rumah karena ia merasakan ketidak adilan dan ketidak berdayaan sebagai perempuan di usianya yang masih kelas 1 SMA , "haruskah cita-cita ku kandas sampai disini". Begitu ratap si Gadis yang masih ingin melanjutkan sekolahnya hingga ke perguruan tinggi.
Keesokan hari sepulang sekolah si Gadis melihat banyak orang dirumahnya sedang sibuk ada yang memasak di dapur, ada yang menyiapkan tenda , ada yang menyiapkan pengeras suara dan itu bukan hal biasa menurutnya
Dalam keadaan masih belum mengerti, ibunya datang menghampiri dan menjawab salamnya sambil meraih puncaknya ibu berkata "ayo segera bersiap sebentar lagi calon suamimu akan datang melamar bersama keluarga nya nak".
Mendengar hal itu Gadis hanya bisa mengangguk lemah dan menuruti apa kata ibunya , ia hanya ingin menyenangkan hati orang tuanya walau sebenarnya hal itu sangat bertolak belakang dengan hatinya
"Assalamualaikum.... Besan, kami datang bawa rombongan" terdengar suara orang berteriak di luar rumah sambil diiringi sorakan panjang yang disambut suka cita oleh keluarga si Gadis
Ramah tamah pun terjadi , aneka makanan dan minuman di hidangkan untuk rombongan pengantar lamaran yang jumlahnya ratusan orang hingga memenuhi jalanan dari mulai jajanan hingga nasi rawon khas kampung nelayan.
Berbagai hantaran lamaran telah dimasukkan kedalam rumah hingga memenuhi kamar dan si Gadis diminta keluar untuk memberi salam dan menyambut calon mertua dan calon suaminya diruang tamu.
"Sini nak , ini adalah cincin pengikat buatmu agar tak ada lelaki lain yang berani menggodamu karena kamu sudah punya Jaka sebagai calon suamimu, tolong dijaga ya nak..". Ujar Ibu Jaka sambil memasangkan cincin tunangan di jari manis Gadis
Kemudian Gadis menganggukkan kepala dengan pelan seraya mencium tangan calon ibu mertua nya dan semua keluarga yang datang hingga acara selesai dan semua berpamitan untuk kembali pulang , gadis hanya bisa diam dan kemudian berlari ke kamarnya lalu mengunci pintu rapat-rapat dan membenamkan wajahnya di bantal sambil menangis hingga ia tertidur.
Bab 7 Tantangan Dari Gadis Idaman
Jaka harus menerima dan menjalani takdir nya ketika gadis idaman yang sudah dilamar lebih banyak acuh , cuek dan tidak membalas cinta nya sehingga dengan gigih ia tetap berjuang dan memperjuangkan keyakinannya bahwa suatu hari kelak Gadis akan jatuh cinta padanya.
Seperti sabtu malam minggu sebelumnya, Jaka berkunjung ke rumah Gadis sambil membawa buah tangan dan amplop uang saku mingguan sebagai wujud tanggung jawab calon suami ke calon istrinya walaupun ia sering kecewa karena hanya ditemui calon mertua dengan alasan Gadis banyak tugas sekolah.
"Pantang menyerah tuk dapat menaklukkan cintanya" , begitulah pedoman Jaka tuk mendapatkan hati si Gadis yang dingin dan tak mengindahkannya
Tengah malam Jaka merasakan perutnya keroncongan , rasa lapar menghinggapinya dan ia pun keluar rumah untuk membeli nasi goreng kesukaannya di warung kopi dekat rumah si Gadis sambil sesekali ia melirik barangkali si Gadis belum tidur.
Dan benar , nasib baik berpihak padanya.
Jaka melihat Gadis sendirian membelah ikan untuk dikeringkan esok harinya, dengan inisiatif sendiri Jaka membawakan roti dan susu panas untuk diberikan pada Gadis "hey... ini kubawakan roti dan susu dimakan yaa... jaga kesehatan". Ucapnya sambil meletakkan plastik makanan yang ia bawa.
Gadis hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara dan bergegas masuk ke dalam rumah, setelah mendengar langkah kaki Jaka semakin menjauh gadis pun melanjutkan pekerjaannya
"Entahlah apa yang ada di pikiran nya , semoga niat baikku hari ini bisa meluluhkan hatinya". Gumam Jaka usai menoleh ke arah Gadis yang menghilang dibalik pintu rumahnya
Minggu pun berlalu berganti bulan dan akhirnya Jaka telah lulus SMA sedangkan Gadis naik ke kelas 2 SMA , kesempatan ini digunakan Jaka untuk lebih semangat bekerja agar bisa membahagiakan Gadis ditengah musim kemarau dan ayam peliharaan nya banyak yang mati karena musim penyakit.
"Aku akan mencari pekerjaan lain agar bisa menabung untuk modal nikah". Katanya saat ditanya Alvian teman sekelasnya masa putih abu-abu ketika jumpa di jalan.
"Wah kebetulan ini ada lowongan, di larangan ada pabrik manisan butuh pegawai bagian masak. apakah kamu mau ?". Tanyanya yang dijawab dengan "mau" oleh Jaka , dan sejak itu Jaka bekerja sebagai juru masak di pabrik manisan
Bahan dasar membuat manisan adalah mangga dan gula namun ditangan Jaka kedua bahan itu jadi nikmat dan lezat sehingga produksi meningkat dan Jaka banyak disuka karyawan lainnya karena baik hati dan suka memberi incip manisan hasil olahannya.
Realitanya tak semua orang menyukainya terutama bagian pengawas pabrik yang menganggap Jaka telah merugikan perusahaan dengan memberikan incip pada karyawan lainnya sehingga Jaka harus diberhentikan dengan alasan pengurangan pegawai.
Di saat yang bersamaan kondisi laut sudah mulai normal sehingga Jaka kembali mengais rezeki menjadi nelayan dari mulai cari kerang hingga cari ikan dijalaninya agar bisa menghidupi kebutuhannya dan ibu yang tinggal serumah dengannya , sisanya dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk modal nikah
Seperti biasa sabtu malam minggu adalah hari yang ditunggu untuk berjumpa gadis idaman, kali ini gadis sedang berbaik hati mau menemuinya karena ada tantangan yang harus disampaikan untuk Jaka .
"Emmm ... Maaf , apakah kamu benar-benar suka padaku?. Tanya Gadis pada Jaka yang membuatnya terkejut dan tak menyangka setelah apa yang sudah ia lakukan selama ini ternyata masih dijadikan bahan pertanyaan oleh calon istrinya
"Jawab saja sesuai apa yang saya tanyakan". Lanjut Gadis ketika melihat ekspresi Jaka yang seperti orang tidak yakin akan pertanyaan Gadis , ia sempat berpikir "apakah yang sudah kulakukan selama ini belum bisa membuktikan kalau aku menyukainya".
"Ya aku suka kamu". Akhirnya pengakuan itu keluar dari mulut Jaka dan didengar langsung oleh Gadis , kemudian Gadis melanjutkan pembicaraannya " baiklah, sebelumnya saya ucapkan terimakasih banyak atas jawabannya dan karena kamu suka aku maka aku akan berikan tantangan buat mu agar aku yakin tidak salah memilihmu". Lanjut Gadis yang membuat Jaka makin tidak mengerti maksud nya dan jadi penasaran.
"Tantangannya adalah aku ingin kamu bekerja di darat , tidak lagi melaut atau jadi nelayan karena selama ini aku hidup dengan orang tuaku yang nelayan sudah sangat repot dan bila kemudian aku menikah dengan nelayan maka apa bedanya aku hidup dengan orang tua dan suami, kalau aku akhirnya sama-sama repot.
Lebih lanjut Gadis menyatakan "Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin agar kita termasuk orang yang beruntung , buat apa kamu sekolah tinggi sampai lulus menengah atas kalau pada akhirnya kamu berprofesi sebagai nelayan, bukankah di tengah laut tak ditanyakan kamu lulusan apa ?".
Sejenak Jaka terdiam tak berkata-kata karena tak pernah menyangka kalau ternyata gadis idaman nya masih belum bisa menerima dirinya sebagai calon suami walaupun sudah melalui berbagai strategi dan cara tuk menaklukkan hatinya.
"Baiklah , aku akan terima tantangan mu dengan segala upaya, akan aku coba sampai Yang Maha Berkehendak memutuskan takdir baikku". Jawab Jaka sebelum berpamitan meninggalkan rumah Gadis.
Bab 8 Hampir Kehilangan Nyawa
Sepulang dari rumah Gadis malam itu Jaka tak bisa memejamkan matanya walau sekejap, ia berpikir keras untuk mencari solusi dari tantangan yang diberikan Gadis. "Saya harus bekerja di darat, apapun pekerjaan dan resikonya harus aku hadapi". Tekad Jaka mengakhiri lamunannya
Seperti biasa ia akan kumandangkan adzan subuh di masjid dan melanjutkan sholat berjamaah dan berdoa , banyak doa yang dia panjatkan sehingga tak ia sadari semua jamaah sudah pulang ke rumah masing-masing dan ia ditinggal sendirian.
"Jaka, kalau mau melaut perahunya sudah siap dan ini bekalnya nak". Terdengar suara ibunya membuyarkan lamunannya seraya menyahut "Iya Bu.." dan kemudian bergegas menemui ibunya dan sejenak ia lupa akan janjinya semalam pada Gadis idaman nya.
Usai berpamitan dengan ibunya ia pun melajukan perahunya sendirian ke tengah lautan dengan harapan bisa membawa tangkapan ikan sebanyak-banyaknya untuk ibu yang ia sayangi.
Cuaca sangat bersahabat dan tangkapan yang didapat juga lumayan banyak namun ia melihat gumpalan awan hitam pelan-pelan bergerak ke arahnya sehingga Jaka pun bergegas membereskan semua peralatannya dan secepatnya melajukan perahunya ke arah pulang.
Akan tetapi semuanya terjadi diluar dugaan , angin berhembus sangat kencang , ombak besarpun datang disertai hujan yang semakin deras mengombang-ambingkan layar perahunya hingga tali pengikat layarnya terlepas dan melambai-lambai menabrakkan dirinya kian kemari.
Dalam hitungan detik Jaka sudah tidak bisa menguasai medan dan dalam sekali hentakan ombak, perahunya terbalik hingga semua muatan didalamnya terhanyut dan tenggelam.
Sekuat tenaga Jaka berjuang , ia berusaha melawan arus dengan berenang mencoba meraih perahunya yang sudah terbalik walau harus bersusah payah ia terus bergerak pantang menyerah hingga akhirnya ia bisa memegang ujung perahunya yang tengkurap.
Sejenak ia berhenti untuk mengambil nafas dan mengembalikan tenaganya dengan menelan ludahnya sendiri sambil berpegangan erat pada perahunya agar bisa selamat dari badai yang menyerangnya dengan tiba-tiba hingga ia yakin badai telah berlalu dan alam kembali bersahabat.
Pelan-pelan ia kembali kan posisi perahunya yang tengkurap ke posisi semula dan menguras air yang ada didalam perahu hingga kering sambil mengingat wajah ibunya yang sudah renta telah menanti di daratan bersanding dengan gadis idamannya sebagai asupan energi positif yang menguatkan untuk bisa melalui musibah yang baru saja dialaminya.
Sambil berharap ada perahu nelayan lainnya yang lewat , Jaka termenung diatas perahu merenungi kata demi kata yang diucapkan gadis idamannya kemudian dikolase dengan musibah yang baru saja ia alami.
Terngiang lagi ucapan gadis ditelinganya " "Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin agar kita termasuk orang yang beruntung , buat apa kamu sekolah tinggi sampai lulus menengah atas kalau pada akhirnya kamu berprofesi sebagai nelayan, bukankah di tengah laut tak ditanyakan kamu lulusan apa".
Tak terasa air bening membasahi matanya , sejenak ia tersadar " Andai Allah Yang Maha Rahman Rahim mengambil nyawaku hari ini , aku tak akan sanggup melihat kesedihan dua wanita yang sangat aku sayangi, Ibu dan gadis idaman ku". Gumamnya
"Terimakasih Ya Allah, kau sadarkan aku melalui musibah ini dan terimakasih kau berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hidupku demi ibu dan gadis yang akan kunikahi" ucapnya sambil sujud syukur diatas perahunya
"Heey...... Siapa di perahu, bagaimana keadaanmu? Terdengar suara teriakan seseorang yang kemudian dijawab suka cita oleh Jaka "Alhamdulillah, Terimakasih ya Allah...". Sekali lagi ia bersujud tanda syukur sudah ditemukan oleh nelayan lain yang artinya bantuan sudah datang dan bayangan ibu dan Gadis semakin nyata di pelupuk matanya
Dengan pertolongan sesama nelayan , akhirnya perahu Jaka digandeng untuk diantar ke kampung nelayan , sementara Ia masih belum habis pikir kalau seandainya hari ini ia pulang kepangkuan ibunya dalam keadaan sudah tak bernyawa bagaimana kesedihan yang akan dialami orang telah melahirkan dan membesarkannya.
"Ibu,... Gadis,... Aku pulang "... Ucapnya lirih ketika melihat daratan didepannya semakin nampak jelas.
Bab 9 Alih Profesi
Musibah lolos dari maut yang dialaminya di tengah lautan telah membulatkan tekad Joko untuk menggantungkan perahunya dan mencoba profesi lain yang lebih kecil resiko kecelakaan nya.
Tawaran pertama yang diambil adalah buruh pabrik yang perjalanan nya ditempuh selama satu setengah jam dengan sepeda angin dijalaninya dengan penuh semangat
Usai sholat subuh ia bergegas meminjam sepeda tetangganya untuk berangkat kerja karena dia sadari bahwa kesuksesan nya diawali dari kedisplinan dan keseriusan dalam menjalankan pekerjaan yang dia lakukan.
Tak terasa satu Minggu berlalu dan hari ini dia menerima gaji pertama nya , dengan mengucap syukur Alhamdulillah ia berikan semua gajinya untuk ibunya di rumah " Bu , mohon diterima ya , semoga berkah" katanya sambil menyerahkan amplop putih pada ibunya
Dengan mengucap terimakasih amplop itu dikembalikan ke Jaka oleh ibunya "pakailah nak, kami berhak bahagia dengan uang hasil jerih payahmu". Kata ibunya
"Pegang ibu saja , aku pingin beli sepeda biar tidak pinjam tetangga terus terusan". Jawab Jaka dengan senyum memohon sehingga ibunya tak tega menolak seraya mendoakannya "Semoga Allah SWT mengangkat derajat mu nak, Aamiin ".
Belum genap dua Minggu sepeda yang dipinjam rusak maklumlah setiap hari dipakai dengan jarak tempuh jauh pastinya tidak mampu karena usia dan perawatannya yang kurang intens
Alhasil Jaka tak bisa kembali bekerja di pabrik kayu bertepatan dengan info kejurnas drumband yang ia ikuti di kampung nelayan sehingga ia memilih fokus pada latihan drumband untuk meraih juara nasional di Jogjakarta
Sembari mengerjakan beberapa tawaran kerja semisal membantu tetangga yang sedang membangun rumah dengan jadi tukang bangunan , tukang cat dan buruh mikul ikan hasil tangkapan nelayan Jaka terus berlatih meniup terompet agar bisa memberikan hasil terbaik di team nya.
"Selesaikan tugas hari ini kemudian kerjakan tugas berikutnya". Begitulah prinsip Jaka sehingga rasa tanggung jawab dan profesionalitas yang ada pada dirinya semakin terasah.
Apapun pekerjaannya Jaka tak pernah setengah-setengah, ia mengerjakan semuanya dengan sungguh-sungguh sehingga banyak pelanggannya yang menyukai kinerjanya , hal ini menambah daftar profesi yang dijalaninya dari tukang bangunan hingga tukang pidato dijalaninya.
Usai bekerja ia rutin berlatih drumband dan ngopi bareng teman-teman nya sehingga keseimbangan hidup ia rasakan makin nyaman dan semesta pun mendukungnya seiring dengan pemikirannya yang semakin dewasa.
Bab 10 Tes Prajurit TNI
Semua pekerjaan ia kerjakan asal halal agar bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga nya. Sementara itu Ibunya juga pekerja keras yang pantang menyerah dengan segala keterbatasannya Ibu tetap berjualan ikan keliling di perumahan dinas TNI AL
Setiap kali melihat mobil disang transportasi yang digunakan TNI AL untuk kerja , Ibu Jaka selalu berdoa semoga kelak putranya bisa jadi tentara dan kelak bisa berangkat kerja bersama teman-teman sejawatnya dengan menggunakan mobil itu.
Begitupun ketika ia melihat tentara yang berpapasan dengannya saat menjajakan ikan keliling , ia akan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW berharap agar putranya bisa jadi tentara seperti nya dengan menggunakan seragam kebanggaan TNI
Dalam tangis dan doa ibunya , Jaka selalu disebut dimohonkan agar Allah SWT yang Maha Rahman Maha Rahim mengangkat derajatnya, memuliakannya ,di mudahkan urusannya ,diberkahi rezeki dan usianya
Hari itu , ada kehebohan di kampung nelayan karena ada perekrutan prajurit TNI AL dengan korp khusus musik yang ditawarkan pada anggota drumband melalui rekomendasi pelatihnya.
Mereka yang memenuhi syarat ijasah dan kesehatan berbondong-bondong mendaftarkan diri dengan didampingi Prayoto pelatihnya tak terkecuali Jaka ikut masuk didalamnya.
Pemberlakuan sistem gugur menjadikan para pendaftar berharap keajaiban agar bisa bertahan , seleksi pertama diawali dengan kelengkapan administrasi telah mengeliminasi pendaftar yang kurang memenuhi persyaratan.
Selanjutnya tes kesehatan pertama , satu persatu kompetitor mulai terseleksi sehingga dari belasan pendaftar anggota drumband yang ikut tes hanya tiga orang yang berhasil masuk tahapan seleksi berikutnya dan mereka diminta mempersiapkan diri untuk tes lanjutan.
Persiapan fisik yang dilakukan Jaka jelang tes fisik sangat luar biasa selain push up dan skot jump diantaranya lari tengah hari mengeliling komplek perumahan TNI AL menuju perumahan TNI AU sekitar tiga kilometer setiap hari.
Tekad Jaka untuk bisa menjadi prajurit makin besar setelah tiga kali ia mencoba ikut tes masuk TNI gagal harapan terakhirnya adalah saat ini dikarenakan ada batasan usia yang tercantum dalam salah satu persyaratan menjadi prajurit TNI "jika kali ini aku gagal maka tahun depan aku sudah tidak ada peluang , karena itu mohon doanya ibu semoga aku lolos". Ujarnya ketika berpamitan memohon restu pada ibunya.
Doa ibu yang mustajabah dikabulkan oleh Allah SWT, setelah mengikuti beberapa tahapan tes pendaftaran TNI AL akhirnya lolos pantokirda dan melaju ke pantokir di Malang selama satu Minggu dari sini yang tereliminasi langsung pulang.
Jaka, Hanif dan Eko terus melaju dengan ditandai pemotongan rambut hingga habis alias plontos maka sejak hari itu mereka mengikuti pendidikan militer di TNI AL selama delapan bulan lamanya tidak boleh berjumpa dengan keluarga termasuk ibu dan gadis impiannya.
Dengan berbesar hati Jaka mengikhlaskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk fokus pada pendidikan kemiliteran, karena sebelum pantokir ia sempatkan berpamitan pada gadis " Jaga diri baik-baik aku pergi tuk memenuhi tantangan mu , memperbaiki nasibku dan mengejar cita-cita ku, tolong doa kan aku agar aku sehat selalu dan lulus".
Gadis hanya bisa menatap punggungnya yang semakin lama semakin menghilang di kejauhan seraya bergumam " Ya Allah ... Jaga dia untuk ibunya dan untukku".
Bab 11 Masa Karantina Pendidikan Militer
Perjuangan baru dimulai , tempaan demi tempaan masa pendidikan kemiliteran ia sebut sebagai masa karantina dijalani Jaka dengan penuh semangat merubah nasib walaupun berat tetapi wajah ibu dan gadis idaman jadi motivasi nya untuk bisa bertahan.
Merayap dalam kolam lumpur , mendaki gunung, menyusuri sungai , menyantap nasi komando yang rasanya pahit dan baunya sangat menyengat bisa ia tahan walau diawal sempat ia muntahkan namun lama-lama terbiasa dan mulai kebal
Tendangan , pukulan dan cacian tak menyurutkan nyalinya tuk bisa bertahan dan keluar sebagai pemenang bukan pecundang "ayahku pejuang dan aku harus mewarisi jiwa pejuangnya , tetap semangat taklukkan diri sendiri mengalahkan jiwa kekanak-kanakan untuk lahir sebagai petarung handal penjaga NKRI harga mati". ungkapnya saat ditanya seniornya
Memasuki bulan keenam masa pendidikan prajurit, Ibunya mendapat kabar dari pelatih putranya bahwa Jaka Minggu depan akan melakukan kegiatan jalan kaki sepanjang tiga ratus kilometer dengan rute melewati taman kota bila keluarga ingin melepas kangen tuk melihat wajahnya diperbolehkan tetapi dengan jarak tertentu.
Dengan kerinduan yang sudah tak tertahan ibu mengajak saudara-saudara Jaka menyewa transportasi umum untuk datang ke taman kota ,tak lupa mengajak si gadis idaman yang pastinya memiliki rasa rindu yang sama dengannya
Tetapi diluar dugaan Gadis menolak dengan halus ia mengatakan "maaf, aku banyak tugas sekolah yang harus segera dikumpulkan besok". Katanya walaupun sebenarnya itu hanya alih-alih nya saja karena sesungguhnya Gadis tak ingin membuat Jaka kurang konsentrasi ketika sudah berjumpa dengannya
Keesokan harinya Gadis didatangi ibu Jaka yang menceritakan pertemuannya dengan Jaka walaupun hanya sekilas tak saling sapa hanya bisa melihatnya dari kejauhan diantara barisan prajurit berseragam doreng dengan wajah yang dicontreng- contreng.
"Alhamdulillah Jaka sehat dan terlihat lebih hitam tetapi badannya lebih kekar dan berisi nak , ia melihat ibu tapi tak bisa mendekat hanya dengan menangkupkan kedua telapak tangan seakan meminta restu dan kemudian melambaikannya saja ibu sudah senang". Ungkapnya
Dan lagi-lagi Gadis hanya bisa memberikan simpatik tanpa berani berkomentar apapun, ia khawatir kalau akan mengurangi rasa bangga ibu mertuanya bila salah berbicara cukup dengan isyarat menjadi pendengar yang baik ia berharap bisa membahagiakannya.
Pagi itu ibunya Jaka tergesa-gesa menemui Gadis di rumahnya ," Nek , Gadis dimana". Tanyanya pada nenekku yang dijawab "ada didalam, sebentar ku panggil dulu". Jawab nenek
Sejenak kemudian Gadis keluar bersama nenek nya menemui ibu Jaka , " Iya Bu , ada apa?" Tanya Gadis yang dijawab dengan lemah lembut, sambil memeluk pundak Gadis yang duduk disebelahnya ibu Jaka menyampaikan maksud dan tujuannya mencari Gadis "ini ada titipan buatmu dari Pak Widodo pelatihnya Jaka di Pusdik". Katanya sambil tersenyum
Gadis menerima surat dari Ibu Jaka dengan mengucapkan terimakasih, sebelum pulang ibu Jaka berpesan " yang sabar ya nak, calon suamimu sedang berjuang jadi tolong bantu doa semoga ia sehat selalu dan bisa melalui semua tantangan yang dihadapinya dengan mudah".
Gadis mengangguk dan menjabat tangan ibu Jaka seraya mencium nya sebelum ia berlalu dari rumahnya
Bab 12 Rindu Tak Berbalas
Dua minggu berlalu sejak ibunya Jaka kerumah gadis untuk mengantarkan surat dari Jaka buat calon istri yang dititipkan pada pelatihnya namun tak ada tanda-tanda Gadis membalas surat tersebut.
Hingga suatu hari surat kedua datang lagi, " Mbak, ini ada titipan surat lagi dari Jaka tadi pas ibu jualan Ikan di rumdis disapa pak Widodo dan dibilang ada titipan salam dan surat dari Jaka buat calon istri nya". Ujarnya yang kemudian menyerahkan surat kedua ke tangan Gadis.
Gadis menerimanya dengan ucapan terimakasih tanpa bermaksud memberikan surat balasan , lagi-lagi ia beranggapan tak ingin menjadi penghalang kesuksesan Jaka karena itu gadis lebih memilih diam tak membalasnya
Dan waktupun berlalu , ayah Gadis sempat khawatir putrinya sedang tidak baik-baik saja dan ia pun mendatangi putri kesayangannya "Mbak , mau bakso?" Tanyanya pada gadis yang dijawab "mau...." Sambil bermanja-manja gadispun menikmati semangkok bakso berdua dengan cinta pertamanya.
Bakso lezat yang dimakan ternyata hanya alibi Ayah Gadis agar bisa mencari tahu "masih adakah cinta dihati putrinya untuk Jaka".
Ayah mengawali pembicaraan dengan basa basi " bagaimana sekolahmu , lancar kah ?, Sambil menuangkan saos ke mangkoknya gadis menjawab dengan renyah " Alhamdulillah lancar , tak ada masalah. kenapa yah?"
"Gak papa hanya pingin tahu aja". Lanjut ayahnya ," kudengar kamu dapat surat dari Jaka ,boleh tahu isinya apa ya".
"Ih ayah , pingin tahu aja ... Kan Gadis malu" jawab gadis dengan muka memerah
"Oiya kenapa kamu tidak membalas surat Jaka , kan kalau dibalas pasti ia lebih bersemangat menyelesaikan tugas-tugas pendidikannya nak". Tanya ayah lagi
"Eehmm.... Pingin sih, cuman aku takut kalau ku balas suratnya malah dia tidak fokus dan teringat aku terus jadi malah terganggu konsentrasinya dan aku tidak mau jadi penghalang cita-cita dan karirnya" jawab Gadis
Ayahnya sejenak meletakkan sendok di mangkoknya , menghentikan aktivitas makannya seraya berkata "apapun keputusan mu ayah mendukungmu nak , tetap doa kan yang terbaik buat dia dan yakinlah berjalannya waktu semua kan baik-baik saja dan kan indah pada waktunya". Pungkasnya
Bab 13 Pesiar Jadi Obat Rindu
Waktupun berlalu , setelah lima bulan masa pendidikan militer Jaka diijinkan pesiar atau berkunjung ke rumahnya pada waktu week end, datang hari Sabtu kembali ke kesatrian hari Minggu sehingga ia ingin memberikan kejutan pada gadis idaman nya
Seperti biasa sepulang sekolah Gadis diminta ibunya untuk menjaga warung rokok depan kelurahan , maklumlah keluarga gadis sangat sederhana sehingga tak ada waktu untuk bersantai ria.
Terik mentari tiba-tiba terasa mendung manja ketika Gadis melihat sosok yang ia kenal dengan tampilan yang berbeda ...
Seorang lelaki gagah perkasa menggunakan seragam upacara TNI AL lengkap dengan atribut nya dengan warna serba putih ia berjalan dari arah utara menuju warung rokok si Gadis.
Sempat kurang yakin dengan penglihatannya namun berkali - kali ia melihat ke arah lelaki tersebut maka seketika itu pula jantung Gadis berdegup kencang hingga ia tak berani memandang nya sampai akhirnya Jaka mendekat dan menyapanya dengan gaya militer
"Assalamualaikum....selamat sore, apa kabar" sapanya..
Gadis membalas salamnya dengan lirih , ia masih mencoba menenangkan jantungnya dengan mengalihkan perhatian pada titik yang berbeda "dag dig dug plas" kira-kira begitu bunyi degup jantungnya
Jaka menyadari sikap gadis idamannya yang jinak - jinak merpati , malu-malu mencuri pandang padanya tanpa berani menatapnya langsung, dan ini kesempatan untuk menggodanya tiba-tiba Jaka mengulurkan tangannya dan menjabat tangan si Gadis seketika itu juga wajah Gadis memerah dan Jaka menggoda nya dengan tidak melepaskan genggamannya untuk beberapa saat.
Sekali lagi Jaka menyapa "apa kabar, selama kutinggal apakah kamu baik-baik saja". Tanya Jaka membuka pembicaraan sambil meraih kursi untuk ia duduki.
Gadis menjawab dengan lirih " Alhamdulillah baik". Dan kemudian balik bertanya "kamu bagaimana, selamat ya sudah sukses meraih cita-cita yang kau impikan?".
Jaka menjawab "Seperti yang kamu lihat , aku sampai dititik ini tuk memperjuangkan mu , menjawab tantangan dari mu tetapi sayangnya kamu tak menemui ku saat ada kesempatan melihatku dan tak menjawab surat yang kukirim untukmu".
Gadis tak berani mengangkat wajahnya , ia hanya menunduk sambil mendengarkan kata demi kata yang disampaikan Jaka , "aku datang ingin menyampaikan terimakasih karenamu aku bisa melewati semua ujian berat selama pendidikan dan tinggal selangkah lagi aku akan dilantik menjadi prajurit TNI AL" lanjutnya
"Kehadiranmu telah menjadi motivasi dan inspirasi bagiku untuk gigih berjuang meraih cita-cita dengan segala keterbatasan dan ketidak sempurna an yang aku miliki , sekali lagi terimakasih dan aku yakin dalam doamu ada namaku". Tambahnya
Lagi-lagi wajah Gadis memerah karena pujian lelaki di sebelahnya , ia belum menyadari apakah ini yang disebut benih-benih cinta mulai tumbuh dihatinya ataukah perasaan bangga karena orang yang sama telah berhijrah dan tampil sempurna dihadapan nya.
"Maaf aku harus kembali sore ini ke kesatrian, sampai jumpa dua pekan berikutnya kalau dapat ijin pesiar lagi aku ingin mendengar alasanmu kenapa kau tak membalas surat-surat ku". Pungkasnya seraya berpamitan ia bisikkan kata " selama pendidikan aku selalu mengingatmu, Assalamualaikum..."
"Mak Jleb" Gadis merasakan dirinya melayang-layang di udara untuk beberapa saat setelah mendengar kata terakhir yang diucapkan Jaka , calon suami yang akan menjadi pendamping hidupnya kelak.
Bab 14 Hadapi Tantangan Tuk Tentukan Masa Depan
Sembilan bulan telah berlalu , banyak kenangan duka dan suka yang dialami selama mengikuti pendidikan kemiliteran dan kini Jaka telah menjalani masa dinas sebagai antap atau anggota tetap di TNI AL
Diawal dinas ia jalani kerja dengan naik mobil disang fasilitas negara yang disiapkan untuk para prajurit dititik pusat penjemputan perumahan dinas TNI AL , seperti doa yang selalu dipanjatkan oleh ibunya suatu hari nanti Jaka akan jadi tentara dan berangkat kerja bersama mereka dalam satu rombongan kendaraan yang sama.
Haripun berganti, ujian dan cobaan silih berganti walau intensitas nya tak setinggi masa - masa perjuangan sebelumnya , kini Jaka lebih fokus untuk membangun kehidupan baru dengan aktivitas baru dan berharap segera meresmikan hubungannya dengan gadis idaman yang telah setia menunggu.
Tak terasa hubungan pertunangan Jaka dan Gadis sudah memasuki tahun ke empat, dan gadis idaman nya usai wisuda D3 pendidikan guru TK yang dijalani kemudian Jaka menghadap komandannya di kesatrian agar bisa menikah dengan gadis idaman yang sudah dilamarnya
"Peraturan dibuat untuk dipatuhi, bukankah kamu tahu syarat bagi antap sekurang-kurangnya telah mengabdi selama dua tahun baru bisa melangsungkan pernikahan". Ujar Komandan dengan tegas saat Jaka mengutarakan maksudnya
Lebih lanjut komandan bertanya "coba jelaskan pada kami , apa alasan utama kamu mengajukan ijin menikah sebelum habis masa pengabdianmu ?" Tambahnya
Dengan penuh keyakinan Jaka menjawab " Siap Ndan , sesungguhnya kami sudah memasuki tahun ke empat pertunangan artinya sebelum jadi siapa-siapa saya sudah meminang gadis dan kini setelah saya sukses meraih cita-cita sebagai tentara saya ingin segera menghalalkannya untuk menghindari fitnah dan zina terutama untuk melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya"
Komandan tak pernah menyangka jawaban Jaka begitu tegas dan berani sehingga Ia luluh hatinya walaupun sebenarnya sudah menyetujui namun ia masih ingin menguji sejauh mana keseriusan Jaka dalam mempertahankan keputusannya.
"Baiklah kalau memang itu sudah jadi pertimbangan mu akan tetapi kamu harus tahu sebagai prajurit banyak pintu yang harus dilalui agar bisa mendapatkan ijin dari kesatrian kalau kamu bisa melalui semuanya dengan mendapatkan tanda tangan persetujuan dari nama-nama pejabat di kesatrian ini maka kamu bisa lanjut ke jenjang yang kamu mau". Perintah komandan pada Jaka
Dengan semangat meraih impiannya Jaka terus berjuang dari pintu ke pintu menemui para pejabat terkait sesuai tantangan untuk mendapatkan apa yang dia dapatkan yaitu " menikahi gadis idaman nya yang telah setia menunggu hingga tahun ke empat pertunangan nya.
Bab 15 Pinjam Motor Tuk Penuhi Persyaratan Nikah
Tak hanya sampai disitu walaupun sudah dapat ijin akan tetapi tahapan berikutnya harus dilalui diantaranya mengajak calon istri untuk memenuhi persyaratan administrasi yang sudah ditentukan sebagai calon anggota Jalasenastri yang bebas dari narkoba , tidak terlibat dengan organisasi terlarang dan bahkan uji keperawanan oleh tenaga medis di rumah sakit pusat.
Semua dijalani tahap demi tahap hingga memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya karena kendala kedinasan dan juga kendaraan yang belum dipunyai sehingga untuk mobilisasi selalu pinjam ke saudara dan menunggu longgarnya atau tidak dipakainya kendaraan tersebut oleh saudaranya sehingga bisa dia gunakan.
Berbagai aral rintangan dan halangan terus dihadapi tanpa lelah , kalaupun terjadi kesalahpahaman mereka berdua saling introspeksi dan baikan kembali sehingga proses yang mereka jalani selama perjalanan memenuhi persyaratan nikah menjadi sebuah pendekatan intens yang bisa menyatukan keduanya.
Sesuai jadwal , hari ini waktunya tes administrasi akhir di Lantamal dengan tergesa-gesa Jaka berlari kecil dari rumahnya ke rumah saudara yang jaraknya sekitar empat kilometer hanya untuk meminjam motor yang akan membawa ia dan kekasihnya menyelesaikan tugas-tugas administrasi sebelum tes kesehatan.
Akan tetapi nasib baik belum berpihak padanya , sepeda motor yang ingin dipinjam ternyata di bawa ke pasar untuk jualan ikan oleh pemiliknya walhasil Jaka harus menunggu hingga beberapa waktu.
Mentari semakin naik , panasnya sudah sangat menyengat di kulit pertanda hari makin siang Jaka melihat ke arah jarum jam yang menunjukkan angka 07.30 wib sehingga ia mengambil keputusan untuk pulang dan berusaha mencari pinjaman ke saudara yang lainnya.
Dengan berlari kencang dan membayangkan sepeda motor kakaknya ada dirumahnya yang bisa ia pinjam semangatnya terus digelorakan sehingga ia bisa lebih cepat sampai maklumlah di kesatrian aktivitas berjalan , berlari dan melompat adalah kegiatan rutin yang wajib dilakukan setiap hari sehingga lari empat kilometer pun bagi Jaka merupakan hal yang biasa.
Syukurlah sesampai di rumah kakaknya ternyata motornya tidak sedang dipakai sehingga Jaka boleh meminjam dan menggunakannya , tak pakai nunggu lama Jaka menyalakan motor dan menjemput kekasih yang telah menunggu kedatangannya.
"Maaf terlambat , karena masih usaha nyari pinjaman". Itulah kata pertama yang Jaka ucapkan ketika ketemu gadis idaman nya
Dengan mengganguk pelan Gadis tersenyum sambil berkata "iya tidak apa-apa, semoga ada rezeki kelak kita bisa beli motor sendiri, Aamiin". Tuturnya
Dan keduanya segera meluncur ke arah tujuan tanpa berkata-kata karena waktu yang ia kejar sudah terlewati dan mereka tak ingin membayangkan resiko yang lebih besar dari kesulitan pagi ini.
Bab 16 Nikahi Gadis Idaman
2 Oktober 1993 menjadi hari bersejarah bagi Jaka dan Gadis yang tengah meresmikan hubungannya sebagai suami istri di hadapan penghulu dan ayah si gadis diantara saudara yang menyaksikannya.
Resepsi pernikahan yang digelar dengan sederhana menjadi ajang silaturahmi sahabat , kerabat dan handai taulan yang berdatangan membawa kado dan ucapan selamat tak terkecuali teman-temannya di Kesatrian.
Komandan dan teman sejawat juga darang memberi doa restu untuk pengantin baru yang berbahagia duduk bersanding di pelaminan mereka terlihat serasi bagaikan raja dan ratu sehari dengan menggunakan pakaian pengantin yang indah.
Berbagai nasehat dan petuah terbaik dari semua undangan yang hadir dijadikan bekal utama untuk mengarungi bahtera rumah tangga yang akan mereka jalani berdua.
Selepas resepsi pernikahan yang berlangsung hingga tengah malam , mereka berdua kemudian berpamitan pada orang tua gadis untuk tidur di rumah nenek Gadis sebagaimana sebelumnya gadis tinggal berdua
Minggu pertama semuanya berjalan baik-baik saja , Gadis tak pernah menyerah untuk belajar menjadi istri yang baik buat Jaka dengan segala keterbatasan yang dimilikinya
Tak terasa sudah seminggu pula sejak malam pertama mereka resmi menjadi suami istri , Gadis telah mengalami menstruasi hingga berlangsung lebih dari lima belas hari dan akhirnya genap tiga puluh hari.
Walaupun Gadis selalu melayani dengan baik semua kebutuhan Jaka akan tetapi ada rasa kecewa yang terlintas di wajah Jaka ketika ia ingin berhubungan badan, Gadis hanya bisa meminta maaf dikarenakan kondisinya belum suci.
Berbagai kesibukan dijalani Jaka untuk menghibur dirinya sendiri agar energi mendesak yang mengalir di tubuhnya bisa tersalurkan ke kegiatan positif diantaranya memelihara burung dan memancing.
Hingga suatu malam istrinya terbangun sambil menjerit sehingga Jaka ikut terbangun dan menenangkan istrinya setelah memberinya segelas air minum "kenapa , mimpi buruk yaa?". Tanyanya seraya memandangi Istrinya
"Aku tadi lagi asyik bermain di padang rumput yang hijau bersama teman-teman kemudian tiba-tiba ada kucing berlari ke arahku dan mencengkeram kemaluan ku dengan kuat sehingga aku terkejut dan terbangun". Terang Gadis
Jaka memperhatikan kata demi kata dan kalimat demi kalimat yang diceritakan istrinya dengan penuh kasih sambil menenangkannya dan memintanya tidur kembali setelah tenang.
Mimpi itu terus menghantui Gadis sehingga ia tak lagi bisa menahan diri untuk menceritakannya pada ibunya " Nak, menurut pepatah mimpi itu bunganya tidur akan tetapi ada beberapa mimpi yang merupakan isyarat dari Yang Maha Mengatur". Ujar ibu Gadis
Lebih lanjut ia menyatakan " menurut takwil mimpi yang pernah ibu dapatkan dari bapakku almarhum kalau kita mimpi seperti itu , sepertinya penanda ada penyakit yang bersarang di tubuhmu ini mungkin ada kaitannya dengan menstruasi yang kamu alami jadi saran ibu sebaiknya kamu periksa ke dokter". Tambahnya
Gadis mengangguk dan mengucapkan terimakasih atas semua saran dan pencerahan yang disampaikan ibunya "akan saya komunikasikan dengan suami saya ibu , agar secepatnya bisa mengantarkan saya memeriksakan diri ke dokter". Jawabnya.
"Ini awal dimulainya babak baru ujian pernikahan di empat tahun pertama yang harus kalian berdua jalani, bila kalian ikhlas, sabar dan syukur maka kalian akan lolos dan bisa melanjutkan perjalanan ke empat tahun kedua dengan ujian yang berbeda, ingatlah bahwa Allah SWT tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya". Pesan ibunya sebelum Gadis berpamitan pulang.
Bab 17 Ujian Hidup di Empat Tahun Pertama Pernikahan
Tak menunggu lama , usai Gadis bertemu ibu kandungnya ia berunding dengan Jaka dan keesokan harinya Jaka mengantar gadis ke Rumah sakit ternama di kotanya dengan harapan segera dapat titik terang kondisi kesehatan istrinya yang sudah sebulan menstruasi tak juga berhenti.
Sesampai di rumah sakit petugas medis mengarahkan ke ruang kandungan yang akan memeriksa secara intensif diawali dengan pemeriksaan standar kesehatan , dari timbang badan , tensi dan identifikasi keluhan yang dirasakan pasien.
Setelah pemeriksaan organ dalam, kemudian Gadis direkomendasikan untuk pemeriksaan laboratorium esok harinya dan hasilnya sangat mengejutkan "Dirahim ibu ada tumor yang harus dipotong agar ibu kelak bisa punya anak". Ujar dr. Bernadus spesialis kandungan yang menangani kesehatan Gadis
Seketika itu Gadis merasakan kesedihan yang mendalam atas kondisi kesehatan yang dialaminya , sebagai suami yang bijak Jaka terus mendampingi dan menenangkan istrinya dengan penuh kasih sayang "kita ikuti petunjuk dan saran dokter ya, agar kamu sehat dan pulih kembali". Bujuknya pada istrinya
Biaya operasi yang tidak sedikit membuat Jaka semangat mencari pinjaman kesana kemari agar istrinya bisa tertangani oleh tenaga ahli, dengan berbekal kepercayaan akhirnya Jaka bisa membayar lunas biaya operasi gadis dari hasil pinjaman ke teman kakaknya Gadis yang juragan kos-kosan dengan kesepakatan dicicil tiap bulan.
Setelah mengikuti berbagai tes kesehatan akhirnya dokter melakukan operasi pada Gadis sesuai jadwal yang sudah ditentukan dan selama beberapa jam di ruang operasi tak sesuap nasipun yang masuk ke perut Jaka hingga tiga hari kedepan karena kekhawatiran telah mengalahkan rasa laparnya.
Jaka cemas menunggu kabar kondisi istrinya hingga pintu ruang operasi dibuka dan seorang perawat memanggil namanya "Pak ... Tolong bawa hasil operasi ini ke ruang laboratorium agar diperiksa dengan intensif ya". Ujarnya seraya menyerahkan botol transparan berisi gumpalan daging sebesar telur ayam yang kemudian dibawa ke laboratorium
Semasa pemulihan Gadis sangat aktif mengikuti saran dan anjuran dokter untuk memiringkan badannya bolak balik "kalau ibu bisa buang angin itu artinya hasil operasi nya bagus dan ibu bisa berlatih duduk kemudian berdiri dan berjalan secara bertahap sehingga ibu bisa lebih cepat pulang" ujar dr. Bernadus saat memeriksa kondisi Gadis
Semangat nya yang luar biasa untuk segera sembuh membuat pasien lain yang bersebelahan dengan Gadis mengadukan pada Jaka kalau ia suka keliling ruangan jarang istirahat " pak , bilangi istrinya, awas nanti jahitannya jebol kalau jalan-jalan terus". Katanya menghasut Jaka
Jaka hanya bisa senyum sembari mengucapkan terimakasih, ketika ketemu dengan Gadis ia ceritakan hal itu dan dijawab oleh gadis dengan senyum "aku ingin cepat pulang makanya aku lakukan semua petunjuk dokter , percayalah padaku" katanya sambil menepuk manja punggung tangan Jaka
Dan selama beberapa Minggu ke depan keluarga kecil Jaka akan menjalani kehidupan baru yang tidak mudah dikarenakan gaji yang diterima harus dibagi antara kebutuhan sehari-hari dengan biaya rutin pengobatan hingga dokter menyatakan jahitannya kering dan sudah pulih.
Tak jarang mereka rela berjalan berkilo-kilo meter untuk membeli obat di apotik yang jauh dari rumahnya agar tak ada biaya transportasi yang dikeluarkan. " Sabar ya sayang, semuanya bisa kita lewati asal kita sabar". Ujar Jaka menenangkan istrinya ketika di sepanjang perjalanan banyak yang menyapanya mau kemana.
Seiring berjalannya waktu ibu Jaka mengalami serangan stroke yang membuatnya terbaring lemah di kamarnya karena sebagian tubuhnya mati rasa dan tak bisa digerakkan sehingga semua aktivitas dilakukan diatas tempat tidur termasuk buang air kecil lebih dari delapan bulan lamanya.
Sementara itu, Gadis terus berupaya untuk mengikuti anjuran dokter agar bisa mendapatkan keturunan walau terkadang ada rasa sedih ketika suaminya pulang ke rumah membawa cerita kelucuan anak-anak temannya yang diajak kegiatan kantor.
"Maafkan aku suamiku, aku belum bisa memberi keturunan buatmu". Ujar Gadis lirih yang kemudian dijawab dekapan hangat sambil berkata "maaf , aku cerita bukan maksud menyinggung perasaan mu. Sabar yaa.."
Haripun berganti bulan dan tahun , ketika tiba-tiba kakak Gadis datang dan bermaksud mengajak gadis ikhtiar agar bisa punya anak "ayo ikut kakak , ku kenalkan sama orang pintar semoga berjodoh dan bisa membantumu mendapatkan momongan". Tuturnya
Dengan suka cita Gadis mengikuti kakaknya ke rumah "orang pintar" dengan mengendarai motor kakaknya yang berhenti di sebuah gubug kecil yang melewati gang-gang sempit.
"Permisi pak, mohon dibantu adik saya ini habis operasi tumor dia pingin punya anak apakah ada harapan atau mungkin ada ramuan yang bisa diminum untuk kesuburan rahimnya". Ujar kakak gadis menjelaskan pada orang pintar yang dimaksud
Dengan tatapan tajam orang pintar tersebut memandang Gadis dengan sekilas dan menjawab "maaf , tidak ada obatnya kalau mau dan ingin mendapatkan momongan bertaubatlah dan lakukan sholat malam selama empat puluh hari". Pesannya
Seminggu kemudian Jaka mengajak bulan madu ke Trenggalek selama tujuh hari sengaja ia ambil cuti tahunan , maklumlah sejak menikah sudah banyak ujian yang dihadapi sehingga tak pernah ada waktu berdua menghabiskan masa-masa indah pengantin baru.
Bulan pun berganti , seperti biasa Gadis melakukan cek up medis sambil konsultasi karena lebih dari seminggu tamu bulanannya belum datang ia khawatir tumornya tumbuh lagi di rahimnya "silahkan cek urin dulu ke laboratorium ya". Ujar dr. Bernadus yang langsung memberikan surat pengantar untuk cek lanjutan.
Hasilnya , Gadis diminta datang lagi esok harinya dan menyerahkannya pada dokter spesialis kandungan yang merawatnya, "Puji Tuhan ibu dapat mukzizat padahal semula saya prediksi ibu tidak akan punya anak dalam waktu sepuluh tahun ini dikarenakan tuba falopi di rahim ibu telah terpotong satu dan yang satunya juga masih dalam proses pemulihan karena tumor yang bersarang di rahim ibu". Terang dr. Bernadus
"Maksudnya apa dok?" Tanya Gadis masih belum mengerti apa yang sudah disampaikan dokter yang menangani kesehatan nya
"Selamat , anda akan jadi seorang ibu". Ujar dr. Bernadus yang membuat Gadis bersujud mengucapkan syukur atas apa yang sudah Allah SWT berikan padanya yaitu keturunan yang akan meramaikan keluarga kecilnya "Alhamdulillah Terimakasih dokter". Kata Gadis yang berlalu menemui Jaka dan memeluknya sambil memberikan kabar bahagia padanya.
Hari-hari pun jadi terasa lebih indah bahkan bisa dibilang setiap hari penuh keajaiban yang membuat bahtera kehidupan mereka berdua nano-nano rasanya sembari merawat ibunya Jaka yang sakit keduanya juga menikmati perkembangan dan pertumbuhan bayi di rahim Gadis dengan penuh kasih sayang.
Di satu sisi lainnya dalam keputusasaan sakit yang diderita ibu Jaka tak lepas dari doa agar anak-anak selalu dalam lindungan Allah, diberikan kemudahan dan keberkahan disetiap langkahnya "ingatlah Jaka , kelak kau lebih enak hidupnya dibanding Kakak-kakak mu , percayalah nak". Kalimat itu selalu diucapkannya ketika Jaka dan Gadis tak lelah merawatnya penuh kasih sayang
Takdir berkata lain , sembilan bulan lamanya di pembaringan akhirnya Ibu Jaka menutup mata selamanya dengan membawa segala rasa sakit yang dideritanya selama ini "Selamat jalan ibu, aku bersaksi kau adalah ibu terbaik bagiku dengan segala kedermawanan, kesederhanaan dan ketaqwaan yang kau teladankan pada kami". Ucap Jaka lirih saat mengiringkan jenazah ibunya ke peristirahatan terakhirnya.
Bab 18 Kelahiran Putri Pertama
Resah , gelisah dan cemas menunggu didepan ruang bersalin rumah sakit pusat adalah pemandangan yang biasa terlihat terutama bagi calon-calon bapak yang menanti kelahiran putra-putrinya, begitupun dengan Jaka.
Masih segar diingatannya bagaimana Gadis telah berjuang dengan sekuat tenaga untuk bisa memberikan hadiah terbaik di catatan hidupnya , sepanjang malam ia terus bersujud dan memohon Rahman Rahim nya Allah SWT agar bisa mendapatkan keturunan.
Seminggu sebelum melahirkan , Gadis sudah opname di rumah sakit dikarenakan sudah pembukaan dua akan tetapi setelah seminggu bayinya tak juga mau keluar sepertinya ia masih betah berlama-lama di rahimnya yang kokoh.
Hingga suatu sore Gadis bosan di rumah sakit dengan aktivitas rutin makan , tidur dan jalan-jalan seputar rumah sakit , "ayoo pulang , kita ke Bu bidan aja siapa tahu lebih cepat lahirnya karena disini tidak di apa-apain semuanya natural harus mengikuti kemauan si bayi kapan kiranya ia siap dilahirkan.
Wal hasil , Gadis mendapatkan ijin pulang untuk menengok rumahnya dan berobat ke bidan dekat rumahnya yang memberinya obat perangsang kontraksi agar si bayi lebih cepat menemukan jalan keluar dari rahim ibunya.
"Kita tunggu jarak kontraksi satu dengan kontraksi berikutnya kalau semakin intens dan sering, maka segeralah berangkat ke rumah sakit jangan melahirkan disini karena kebanggaan anak kalian kelak akan berbeda antara dilahirkan di bidan dengan dilahirkan di rumah sakit besar ". Ujar Bidan Eny yang memeriksanya.
Keduanya mengikuti saran dan anjuran bidan , dengan menggunakan motor butut yang ia punya, Jaka melajukan roda duanya untuk bersalin di rumah sakit pusat dengan kekhawatiran yang menyelimuti karena kondisi istrinya, akan tetapi yang dikhawatirkan terlihat tenang dan kuat Jaka pun terbawa situasi nya.
Sebelum masuk pintu rumah sakit , gadis meminta Jaka menghentikan motornya agar bisa menikmati bakso kesukaannya dengan es degan hijau yang diidamkan sejak masuk rumah sakit lima hari lamanya "kita makan bakso dulu ya". Rajuknya tanpa menghiraukan wajah tegang suaminya
Dengan berat hati Jaka memarkirkan motornya dan mereka berdua menikmati semangkok bakso dan segelas kelapa muda kemudian Gadis menelan dua butir telur ayam mentah yang dibawa Jaka sesuai pesan ibunya "berikan ini pada gadis agar ia punya tenaga saat melahirkan nanti".
Usai membersihkan dan mensucikan kursi yang terkena darah , Gadis pun berpamitan dan meminta maaf pada penjual bakso karena bawaan bayi mereka berhenti dan makan bakso di sini dengan kondisi mau melahirkan.
Waktupun berlalu kini Gadis harus berjuang sendiri menahan kontraksi yang semakin sering, tak banyak kata yang keluar dari mulutnya kecuali kalimat thoyyibah seiring helaan nafas yang ia tarik dalam-dalam kemudian dikeluarkan dengan pelan.
24 Agustus 1995 menjadi tanggal bersejarah bagi Gadis yang melahirkan putri pertamanya dan kalimat pertama yang keluar dari Jaka ketika bayinya diberikan oleh dokter untuk di perdengarkan suara adzan iqomah untuk pertama kalinya adalah "lengkap dok?"
"Maksudnya apa pak?". Tanya dokternya
"Oh iya maksud saya apakah anggota badannya lengkap , sempurna tak ada yang kurang kah? Ungkap Jaka , ia kepikiran karena malam hari kedua di rumah sakit saat istrinya opname ia pulang dini hari sempat menabrak kucing dan ketika ia berhenti dan mencarinya si kucing sudah tidak ada , hal inilah yang membuat Jaka gelisah
Dokter pun menjawab dengan senyum "Alhamdulillah semuanya baik-baik saja , selamat ya , mulai hari ini anda sudah jadi ayah ". Ujarnya seraya menyerahkan bayi cantik yang digendongnya kepada Jaka
Dengan mengucap bismillahirohmanirrohim Jaka menerima bayinya kemudian melafazkan adzan di telinga kanannya dan Iqomah di telinga kirinya kemudian ia ucapkan "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang putri cantik kecintaan ayah di dunia semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi mu dan kelak kamu jadi anak Sholihah yang bisa ayah ibu banggakan". Pungkasnya sebelum menyerahkan pada dokternya kembali.
Sejak hari itu sejarah baru bagi kehidupan Jaka dan gadis lebih berwarna dan indah seperti pelangi walaupun hujan , panas dan badai masih terus mengiringi perjalanan bahtera rumah tangganya.
Bab 19 Hampir Kehilangan
Kesedihan meliputi keluarga kecil Jaka dan Gadis ketika putri semata wayangnya harus berjuang melawan muntaber selama tiga hari dan hampir tak tertolong karena kehabisan cairan dalam tubuhnya.
Runtuhnya tembok rumah yang ditempati karena usianya yang sudah tua menjadikan Jaka dan Gadis harus membongkar total bangunannya kemudian membangunnya kembali.
Tak terpikirkan biaya yang harus disiapkan yang penting jalani, kerjakan dan pikirkan sambil jalan bila ada kesulitan, begitulah prinsip mereka berdua karena kondisi yang mengharuskannya.
Rumah yang sudah rata dengan tanah menjadikan mereka mengungsi ke rumah Sari, kakak kelimanya Jaka untuk sementara sambil menunggu proses pembangunan selesai dikerjakan.
Hal ini membuat Putri yang berusia 7 bulan tidak betah dan tidak mau tidur di rumah yang lainnya kecuali rumah kediamannya sendiri, sejak hari itu Putri terus rewel , sering tantrum dan susah makan bila dirumah kakaknya Jaka.
Putri akan tenang dan nyaman berada dibekas reruntuhan rumah ayah ibunya
sehingga mau tidak mau Jaka dan gadis harus menuruti kemauan putrinya untuk tinggal dibekas reruntuhannya dengan tidur beralas seadanya.
Seiring waktu berjalan kondisi kesehatan Putri mulai terganggu, maklumlah kondisi rumah runtuh yang banyak debu dan kurang istirahat serta kurangnya asupan gizinya akibat alokasi anggaran pembangunan.
Ditambah lagi biaya renovasi yang tidak sedikit menjadikan Jaka tak mampu membeli atap padahal rumah itu harus segera ditempati agar Putri bisa lebih nyaman, tenang dan tidak rewel lagi berimbas pada batin dan pikiran gadis sehingga ASI yang diberikan ke Putri berefek padanya.
Usaha untuk meminjam ke tetangga maupun saudara tidak membuahkan hasil hal ini menambah beban pikiran gadis dan Jaka yang semakin sedih melihat kondisi rumah yang tidak segera selesai.
Tak pernah disangka pagi itu kondisi Putri semakin memprihatinkan walaupun sudah diberi oralit dan pertolongan pertama namun cairan yang keluar tidak tertampung lagi sehingga menjadikan dia lemas dan dehidrasi
Dengan tergesa-gesa gadis menggendong putrinya dan menghentikan angkot depan gang yang bisa membawanya ke rumah sakit pusat untuk mendapatkan pertolongan di unit gawat darurat
"Sabar ya sayang, kita ke rumah sakit dan bunda yakin kamu kuat sayang". Bisik gadis di telinga putri yang tak berdaya dalam pelukannya.
Sepanjang perjalanan gadis tak henti berbicara agar Putri tetap terjaga dan kondisinya masih bisa diupayakan untuk bertahan hingga pertolongan medis tiba.
"Permisi Bu, putrinya saya suntik dulu untuk mengetahui ada alergi atau tidak ". Tutur dokter IGD yang memeriksanya dan selanjutnya Gadis hanya bisa melihat dari kejauhan ketika Putri dipasang infus , oksigen dan lain sebagainya
Mata Putri seakan berkata meminta tolong pada Gadis , ibunya agar dia dibebaskan dari selang yang berada di tubuhnya tanpa bisa berbicara karena kondisinya yang makin lemah
"Kamu kuat dan kamu bisa nak, ayoo semangat dan bertahan". Gumam Gadis lirih
Bertambahnya hari , kesehatan Putri mulai membaik dan diperbolehkan pulang kerumah baru yang sudah ada atapnya karena dapat pinjaman uang dari saudara ayahnya Gadis
Badai pasti berlalu, Jaka , Gadis dan Putri saling menguatkan untuk mengarungi kehidupan di babak baru .
Bab 20 Kejahilan Jin Penunggu Rumah
Tahun pertama pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk menjalankan bahtera rumah tangga dengan gaji yang tak seberapa harus menghidupi dua nyawa karena itu upaya meningkatkan penghasilan dengan membuka warung adalah solusi yang diambil Jaka dan Gadis.
Kampung nelayan yang menjadi tempat domilisi dibaca oleh Jaka sebagai peluang untuk menjual bahan bakar mesin perahu dan kayu bakar untuk merawat perahu nelayan bila libur dari melaut.
Pulang dinas , tanpa mengenal rasa lelah Jaka memotong-motong kayu bakar untuk diikat dalam satu kemasan harga ekonomis yang bisa dijual kepada nelayan yang akan membersihkan perahunya dari karang yang menempel dengan cara dibakar permukaannya dengan hati-hati.
Begitupun ketika Jaka harus membawa dirigen air yang diisi solar dan yang satu lagi diisi bensin dengan menggunakan motor butut hasil hutang primkopal yang dicicil potong gaji tiap bulan tak membuatnya malu ataupun ragu akan kesuksesan usahanya.
Optimis akan mendapat laba besar dari hasil jualannya adalah prinsip pedagang yang juga dialami oleh Jaka dan Gadis , akan tetapi semua itu hanya tinggal teori belaka
Kenyataan yang sesungguhnya , modal awal selalu habis seiring dengan barang dagangan yang habis terjual namun tak banyak uang yang dihasilkan sehingga hari demi hari makin bingung mencari tambahan modal agar dagangan bisa dipertahankan kwantitasnya.
Curiga , saling tuduh dan tidak percaya satu sama lain menjadi problematika awal bagi Jaka dan gadis yang berujung pada pertengkaran , Jaka curiga uang hasil jualan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja istrinya.
Sebaliknya Gadis juga curiga dan tak percaya pada Jaka bahkan menuduhnya bahwa uang hasil jualan telah diambil oleh Jaka tanpa sepengetahuan Gadis , wal hasil pertengkaran terjadi setiap saat dan hampir setiap hari.
Suatu hari paman Gadis datang berkunjung merasakan sesuatu yang berbeda "Dis, bagaimana dengan pernikahan mu apakah semuanya baik-baik saja ?". Tanyanya, Gadis pun menjawab "Alhamdulillah baik paman". Ujarnya
Paman kemudian melanjutkan percakapannya " yang sabar ya nak, aku melihat ada yang jahil dan mencoba mengganggu keharmonisan rumah tanggamu". Lanjutnya yang membuat gadis terkejut dan terheran-heran dengan apa yang sudah disampaikan oleh pamannya.
"Siapa yang berani jahil pada kami paman?" Tanya Gadis
"Jin penunggu rumah ini , aku melihat dia suka bermain-main di kotak uang dagangan mu". Tambah paman yang kemudian memberikan tips dan trik pada Gadis agar jin penunggu rumah tak lagi jahil padanya
"Terimakasih paman , ini sangat bermanfaat bagi kami yang baru saja mengawali bisnis , semoga kedepan kami lebih berhati-hati dan rezeki yang kita peroleh lebih berkah, manfaat Aamiin". Jawab Gadis.
Sore hari nya ketika Jaka pulang dinas , Gadis segera meminta maaf pada suaminya karena kejahilan Jin penunggu rumah ia sempat marahan dan diam-diaman selama beberapa waktu, kemudian Gadis menceritakan diskusinya hari ini bersama paman yang mengunjunginya.
Jaka pun memeluk istrinya sebagai pertanda saling memaafkan dan saling menguatkan, sesuai pesan paman "kalian harus menghadapi ujian ini dengan ikhlas dan sabar agar musuh kalian yang tak terlihat bisa segera pergi dari rumah ini".
Bab 21 Mencoba Bisnis Burung dan Barang Antik
Bisnis rumahan yang dilakukan Jaka dan Gadis untuk menambah perekonomian keluarga akhirnya kandas seiring dengan habisnya modal yang sudah disiapkan akan tetapi hal ini tak menyurutkan langkah Jaka untuk mencari tambahan rezeki diluar jam dinas
Selain hobbynya memelihara aneka jenis burung di rumahnya , kali ini Jaka mencoba peruntungan baru diajak oleh temannya satu leting dan satu angkatan, bisnis barang antik. walaupun gadis tidak setuju tetapi Jaka tetap teguh pendirian berburu barang antik hingga sering terlambat pulang.
"Ini namanya usaha , doakan saja semoga Bisnisku lancar karena satu barang antik ini labanya lumayan besar dan bisa dibuat modal usaha lain kalau nantinya ini laku". Ujar Jaka seraya menunjukkan gambar barang antik yang dia maksud.
Gadis pun menjawab "lah ,ini kan gambar bukan barang aslinya".
"Barang aslinya masih dipegang yang punya , saya cuman nyari pembeli dengan harga penawaran tinggi kalau misal cocok saya tinggal menghubungi yang punya lalu transaksi cuman itu tugasnya". Jawab Jaka
"Nah itu , karena anda terlalu ambisi akhirnya lupa anak istri , kesana kemari alasanya cari pembeli padahal cuman pindah lokasi ngopi". Jawab Gadis sengit
Begitulah akhirnya pertengkaran - pertengkaran kecil terus menjadi bumbu penyedap perjalanan bahtera rumah tangga Jaka dan Gadis, hingga suatu hari gadis dikejutkan dengan kondisi Putri yang kesulitan bernafas
Dengan menggendong putri yang tak berdaya , Gadis menyetop angkutan umum didepan gapura gangnya , hanya satu yang ada dipikirannya bahwa ia harus segera menyelamatkan putri satu-satunya dari serangan sesak nafas.
Selama diperjalanan tak henti-henti gadis berdoa dan memohon kesembuhan putrinya hingga tiba di IGD rumah sakit pusat ia merelakan putrinya ditangani dokter yang mengambil tindakan medis dan merawatnya
Tatapan mata Putri yang memohon bantuan dari tangan-tangan dokter yang menanganinya hanya bisa dijawab dengan bahasa isyarat oleh Gadis sambil menata hatinya yang sedih agar tidak terlihat sedih oleh putrinya , ia yakinkan dirinya bahwa semua kan baik-baik saja.
Tak bisa dihindari akhirnya Putri harus rawat inap selama satu Minggu dirumah sakit pusat agar sesak nafasnya pulih dan tidak sakit lagi walaupun sebenarnya gadis masih sakit hati pada Jaka karena ternyata penyebab sakit putri adalah bulu-bulu burung yang dipelihara Jaka di rumah dan juga kebiasaan Jaka yang memanjakan putri dengan membelikan buah rambutan setiap pulang dinas karena Putri sangat menyukainya .
"Putri ibu alergi pada debu dan bulu binatang makanya ia sesak nafas karena Dirumah ibu banyak pelihara burung atau bisa juga karena buah rambutan yang dimakannya setiap hari dengan porsi besar seperti yang ibu ceritakan tadi ". Terang dokter yang merawat Putri
Penyesalan selalu datang diakhir waktu namun hal itu bisa dijadikan pelajaran agar tidak diulang kembali , dan sejak itu semua burung yang ada didalam rumah di keluarkan dan banyak yang dijual disisakan dua burung yang sangat ia sayangi yaitu cucak Ijo dan Murai Batu.
Disadari atau tidak peruntungan Jaka didunia bisnis masih belum berpihak padanya sehingga Jaka kembali fokus di profesi awal tanpa berniat cari sampingan walaupun ada beberapa teman yang sudah nawari jadi security perusahaan ataupun toko-toko besar.
"Fokus mengamankan NKRI dengan seragam resmi TNI AL adalah profesi utama yang harus dijalani , selanjutnya serahkan pada Yang Maha Mengatur Rezeki". Pesan Ibunya Gadis pada Jaka menasehati.
Bab 22 Lanjutkan Kuliah Bersama Istri
Sempat berhenti kuliah usai menikah karena Gadis ingin konsentrasi pada kesehatan dan program hamil , setelah semua teratasi muncul semangat baru bagi gadis untuk menyelesaikan S1 nya di perguruan tinggi yang telah dia ambil sebelum menikah.
Setelah berunding dengan Jaka akhirnya Gadis bisa melanjutkan kuliah bersama suaminya dengan mengambil jam kuliah sore karena pagi masih bekerja sehingga mau tidak mau putri harus dibawa karena tak ada orang yang bisa dititipi ataupun diminta menjaganya.
Selang berjalannya waktu pengajuan judul skripsi dan pembimbingan terus dilakukan dengan saling melengkapi satu sama lain dan berbagi tugas urusan rumah di sela aktivitas rutin Jaka sebagai anggota TNI aktif dan Gadis sebagai guru di taman kanak-kanak
Sampai akhirnya admin tata usaha kampus menegur Jaka dan gadis untuk bisa menyelesaikan administrasi keuangan sebelum maju sidang skripsi "tolong selesaikan dulu administrasi ya". Katanya
Wal hasil mereka berdua kebingungan cari pinjaman kesana kemari karena memang kondisi keuangan keluarganya saat ini hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Namun keyakinan dan kepercayaan mereka berdua pada Yang Maha Mengatur Kehidupan menjadikan mereka optimis akan bisa menyelesaikan semuanya sebelum deadline yang ditentukan.
Bab 23 Panggil "Orang Pintar" Tuk Usir Jin
Suatu malam Gadis menjerit memanggil Jaka ketika ia merasa ada orang tua berambut putih dan berjenggot panjang menunggunya diujung tempat tidur tanpa bergerak dan bergeming sedikitpun "hey kenapa kamu kesini, mau kasih aku uang yaa.." begitu teriak Gadis memberanikan diri pada orang tua tersebut
Gadis mencoba melemparkan bantal ke badannya namun seakan melempar bayangan yang tak tembus pandang sehingga bantal tersebut hanya menimpa angin lewat saja.
Sekuat apapun Gadis mengusir , meneriaki dan menjerit , Orang itu tak menjawab sepatah katapun ia hanya menunggu , melihat dengan diam dan tak ada tanda-tanda untuk pergi sehingga gadis ketakutan sendiri didalam kamarnya yang sempit ia mencoba untuk meminta bantuan suaminya
"Ayah sini dulu, buruan ambil wudhu dan sholat dua rakaat agar orang ini segera pergi". Teriak Gadis pada Jaka namun Jaka lebih memilih pamit pada istrinya untuk memanggil temannya yang ia sebut "orang pintar" agar bisa mengusir orang tua yang dimaksud istrinya.
Melihat hal itu, Gadis tak banyak membantah ia mencoba melindungi dirinya sendiri dengan mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat lalu berdzikir akan tetapi sampai ia selesai melakukan ibadah orang tua yang dimaksud tak juga hilang dari pandangan nya
Gadis menghela nafas lega ketika suaminya masuk membawa Saeni temannya yang ia sebut "orang pintar" karena bisa berkomunikasi dengan jin ataupun jelmaannya
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Saeni menyatakan "Alhamdulillah orang halusnya sudah mau pergi tadi dia menunggu kalimat terakhir dari istrimu katanya istrimu butuh uang". Ujar Saeni
"Astaghfirullah, ya Allah padahal saya tadi asal ceplos karena aku sedang bingung nyari pinjaman kesana kemari agar bisa bayar semua kewajiban keuangan di kampus". Jawab Gadis
"Ya sudah tidak apa-apa, untungnya anda tadi tidak meneruskan kalimatnya, andai iya maka berapapun yang kau minta pasti akan diberi dengan syarat dan ketentuan semua rezeki anak turunmu tujuh turunan akan dijadikan gantinya". Kata Saeni
"Astaghfirullah, terimakasih ya Allah aku telah melindungi kami dari godaan setan yang terkutuk, terimakasih pak sudah membantu keluarga kami". Ujar Jaka pada Saeni
Sejak hari itu Jaka makin keras berusaha mencari pinjaman agar bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dan begitulah akhirnya upaya dan kerja kerasnya membuahkan hasil dan mereka berdua Jaka dan gadis akhirnya bisa diwisuda sarjana secara bersamaan di gedung convention hall.
Bab 24 Menyusup Keluar Kesatrian Temui Putra Kedua yang Didiagnosis Jantung Bocor
Ada beban berat dan perasaan tidak nyaman ketika Jaka harus melanjutkan pendidikan Bintara di Kesatrian setelah diwisuda dan harus mengikuti tes untuk kelanjutan kariernya di TNI AL
Akan tetapi Gadis terus menyemangatinya dan mempersiapkan segala kebutuhan suaminya selama beberapa bulan dalam karantina ,tidak boleh pulang dan berkumpul dengan keluarga dalam waktu yang lama.
Hingga tak terasa waktu terus berjalan , Gadis dan Jaka menjalani kehidupan masing-masing dengan aktivitas dan kesibukannya sendiri-sendiri, Jaka dengan pendidikan kemiliteran nya dan Gadis dengan aktivitas sebagai pendidik dan ibu dari dua orang anak yang dibawanya kerja karena mereka sekolah di tempat kerja Gadis.
Ada yang hilang dari sibungsu putra kedua Jaka sejak ayahnya pergi dan belum kembali, ia sering melamun dan nafsu makannya menurun semakin hari semakin mengkhawatirkan sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit dan opname karena didiagnosa jantung bocor.
Berbagai upaya pengobatan untuk kesembuhan putranya telah dilakukan oleh gadis akan tetapi semua yang dilakukan tak banyak membawa hasil hingga suatu malam pintu rumahnya diketuk dari luar.
Lima bulan berlalu, rindu pada anak dan istri tercinta mengalahkan segala penderitaan dan kesakitan dirinya selama di karantina di lokasi pendidikan kemiliteran.
"Tok,tok,tok assalamualaikum".. suara itu sangat dikenal oleh Gadis sebagai suara Jaka ditengah malam sunyi, ketika semuanya telah terlelap dalam tidur panjangnya. maka dengan setengah berlari ia menuju pintu dan membukanya
Benar saja , sesuai dugaan ternyata yang mengetuk pintu adalah Jaka dengan badan yang kurang terurus , lebih hitam , dekil dan lusuh seakan baru datang dari perjalanan jauh yang penuh rintangan.
Sejenak Gadis menjatuhkan tubuhnya ke pelukan Jaka , ia menangis menumpahkan segala rindu dan kepenatan hidup mengarungi samudra kehidupan sendirian tanpa pujaan hati di sampingnya
Tak banyak kata karena waktu yang harus memisahkan mereka , setelah mencium putra putrinya Jaka berpamitan pada Gadis "maafkan aku karena membangunkanmu tengah malam, ini karena aku sudah tak tahan menahan rindu pada kalian semua , sulitnya pendidikan militer bisa aku lalui namun aku tak sanggup menahan rindu pada kalian semua orang yang aku cintai". Ujarnya
Lebih lanjut Jaka mengatakan " maafkan aku tak bisa lama melepas rindu , hanya karena kebaikan pelatih aku diijinkan meminjam motornya dan menemui mu dan anak-anak, aku pamit yaa".
Gadis tak banyak kata seperti biasanya ia hanya bisa menahan haru dan mengatakan "sempatkan waktumu menjenguk putramu sebelum terlambat karena ia didiagnosa jantung bocor". Ujarnya menahan bukit air mata yang akan jatuh ke pipinya
Jaka hanya bisa menelan ludahnya sendiri dan menjawab "In sya Allah, aku pasrahkan istri dan anakku kepada Yang Maha Menggegam Hidup ini selama aku bertugas , yakinlah bahwa setiap kesulitan akan ada kemudahan". Pungkas Jaka sambil berpamitan meninggalkan Gadis yang masih tak percaya dengan apa yang barusan ia hadapi
"Semoga ini bukan mimpi". Gumam Gadis seraya masuk rumah dan menguncinya kembali.
Seminggu kemudian petugas tata usaha tempatku mengajar mengetuk pintu kelas dan mengabarkan ada tamu yang ingin menemui ku di kantor , sejenak siswa kuberi tugas dan kutinggalkan mereka untuk turun ke lantai bawah menemui tamu yang dimaksud.
Didepan kantor ternyata sudah banyak guru-guru yang bergerombol seakan melihat sesuatu didalamnya, Gadis makin tak sabar untuk segera mencaritahu ada apa dan siapakah orang yang ada di dalam kantor.
Ketika Gadis lewat maka serempak guru-guru memberi jalan pada gadis , seketika itu gadis berlari mendekat pada tamu yang dimaksud yaitu Jaka suaminya yang sedang memeluk putra keduanya
Pertemuan pasangan suami istri yang membuat haru seiisi ruangan tanpa di seting ataupun diskenario , mereka bertiga berpelukan melepas rindu ditambah lagi putri ikut bergabung sehingga mereka berempat tak terpisahkan untuk beberapa saat.
Usai pertemuan itu, pelan-pelan kondisi kesehatan Putra makin prima , prediksi dan diagnosa dokter ternyata salah . Ia bukan sakit jantung bocor akan tetapi sakit rindu karena kehilangan sosok ayah yang sangat dicintainya
Setelah berjumpa dengan ayahnya Putra kembali ceria dan yang terpenting ia sehat seperti sedia kala.
Bab 25 Perjuangan Bintara Versus Pasca Sarjana
Kesempatan tak datang dua kali ketika Jaka menjalani pendidikan kemiliteran untuk jenjang karirnya , Gadis pun mengambil keputusan untuk melanjutkan studinya di pasca sarjana.
"Tolong dipikirkan lagi , jangan grusa-grusu apalagi posisiku sedang menempuh pendidikan kemiliteran sehingga harus dikarantina beberapa bulan , siapa yang akan jaga anak-anak". Ujar Jaka menasehati gadis saat minta ijin
Tekad Gadis untuk kuliah sudah kuat sehingga berbagai upaya ia lakukan agar Jaka mengijinkannya , salah satunya dengan meyakinkan suaminya bahwa anak-anak bisa dititipkan ayah ibunya selama kuliah apalagi kampusnya sangat dekat hanya lima belas menit pakai motor sudah sampai.
Walau awalnya Jaka tidak setuju karena khawatir ada kendala di biaya dan buah hati mereka namun akhirnya Jaka mengikhlaskan juga hingga pengajuan judul tesis pun dijalani oleh Gadis dengan penuh semangat menyelesaikan studinya.
Sungguh sebuah perjuangan yang tidak mudah bagi Gadis untuk bisa melalui hari-hari tanpa suami apalagi dua anak nya Putra dan Putri masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang keduanya.
Di sela aktivitas nya sebagai ibu rumah tangga dan pendidik di sekolah dasar, Gadis harus mengalokasikan waktu khusus untuk studi pasca sarjana yang diambilnya.
Tak punya laptop ataupun minimnya literatur tak menyurutkan semangat Gadis untuk terus meningkatkan kompetensi yang ada didirinya dan memupuk jalinan silaturahim yang bagus antar teman almamater nya sehingga tugas apapun yang diberikan bisa diselesaikan tepat waktu.
Berjalannya waktu pelantikan Bintara TNI AL menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Jaka atas karir yang dijalaninya seimbang dengan selesai nya pendidikan pasca sarjana yang dijalani Gadis yang di wisuda di tahun yang sama
Berkah kebahagiaan juga didapatkan ketika dokter kandungan menyatakan gadis hamil anak ketiga, tak ada satupun yang dirasakan kurang oleh Jaka semua terasa istimewa seiring dengan keberkahan yang dirasakannya.
Bab 26 Medeking Putri Ketiga
Hamil pertama dan hamil ketiga merupakan masa kehamilan yang tidak biasa dikarenakan situasi kondisi nya berbeda , faktor bawaan bayi juga mempengaruhi kondisi ibunya.
Hal inilah yang dialami Gadis , ia merasakan kesakitan yang sangat dipinggangnya dan hampir setiap hari ia mengalami mual muntah hingga lemas karena setiap makanan yang masuk selalu ia keluarkan kembali.
Sempat dicurigai bukan janin yang ada di rahimnya karena kesakitan dan keluhan yang dirasakan gadis tak seperti kebanyakan orang hamil lainnya , namun kecanggihan medis yang bisa melihat kondisinya dengan bantuan alat medis berhasil mematahkan kecurigaan itu.
"Sabar ya... Karena anak Bintara jadi agak manja itu biasa". Ujar Jaka menggoda istrinya ketika melihatnya kesakitan
Rasa tidak nyaman yang dialami mulai dari minggu kedua trimester pertama hingga trimester akhir membuat Jaka harus siaga setiap saat dan berusaha membuat istrinya nyaman.
"Di kehamilan ketiga ini kalau kita orang Jawa istilahnya medeking jadi harus sabar, dampingi istrimu ya nak .". Ujar ibu mertua Jaka ketika menasehati nya , Walaupun Jaka tidak paham dengan istilah medeking ia menganggukan kepalanya seraya mengiyakan.
Mitos hamil anak ketiga lebih sulit sebenarnya tidak begitu dihiraukan oleh Gadis akan tetapi karena setiap hari dirasa semakin berat dan berbeda dengan kehamilan pertama dan kedua yang dialami sebelumnya maka ia mulai mengedukasi dirinya dengan banyak membaca literatur sesuai kondisinya saat ini.
Untuk keselamatan ibu dan bayinya Jaka menggelar pengajian dirumahnya tujuannya mendoakan keduanya dengan mengundang orang tua ,sanak saudara dan tetangga sebagai salah satu cara menunjukkan solidaritas masyarakat dan keinginan keluarga untuk mengatasi tantangan memiliki anak ketiga.
Diyakininya bahwa dukungan dari masyarakat akan memberikan perlindungan dan kesejahteraan yang diperlukan bagi anak yang belum lahir , dipercaya membawa berkah serta memberikan perlindungan serta merasakan kehamilan ketiga yang lebih sehat dan tidak sulit.
Pagi ini kondisi Gadis makin melemah karena mual muntah masih saja mengganggu aktivitas nya , hingga ia merasakan ada yang basah dibajunya itu pertanda ketubannya pecah sehingga secepatnya ia dilarikan di rumah sakit pusat.
06-07-08 adalah tanggal cantik bagi kelahiran putri ketiga yang sangat dinanti-nantikan selisih sehari dengan tanggal kelahiran Jaka sehingga sejak hari itu setiap tahun menjadi momen berharga perayaan ulang tahun ayah dan anak.
Bab 27 Kado Istimewa
Dua puluh empat tahun bukanlah waktu yang singkat dalam mengarungi kehidupan suami istri pastinya banyak lika liku gelombang ujian , badai masalah dan prahara penyertanya akan tetapi semua bisa dilalui dengan penuh asah, asih dan asuh
Bagi Jaka keluarga adalah segalanya, ia lebih nyaman menghabiskan sisa waktunya setelah bekerja dengan diam dirumah membuat kesibukan sendiri misalnya dengan membuat jaring ataupun merakit pancing.
Keinginan Gadis untuk berangkat umroh menunaikan rukun Islam kelima sudah tak terbendung, dengan modal gaji shotting video pembelajaran ia beranikan diri bersama Jaka untuk menemui travel haji dan umroh
"Kami berdua ingin pergi ke Baitullah namun kami masih punya uang sedikit untuk ditabung , sekiranya nanti sudah cukup maka kami berdua akan berangkat memenuhi undangan Allah SWT". Ujar Jaka pada travel yang ternyata pemiliknya masih sahabat Gadis
Gayung bersambut , kebaikan hati Jaka telah membawanya kepada orang baik yang akan membantunya mewujudkan impian nya pergi ibadah ke tanah suci.
Tak disangka sebelumnya kalau Minggu itu pihak travel menghubunginya untuk foto paspor di imigrasi kemudian berlanjut membuat Visa dan melaksanakan manasik umroh di kantor sekretariat travel
Saat manasik memperagakan keliling Kakbah atau Thowaf tiba-tiba Gadis menangis sesenggukan dan susah dihentikan, ketika ditanya ia merasa sedang digandeng ayah dan ibu mertua nya yang telah wafat.
Sejak saat itu keimanan dan ketaqwaan Jaka dan keluarga makin membaik hingga Allah SWT mentakdirkan mereka berdua untuk umroh dengan biaya tabungan sesudah pelaksanaan.
Inilah kado teristimewa di ulang tahun pernikahan Jaka dan Gadis Ke-27 yang sebelumnya mereka tak pernah jalan-jalan ataupun menghabiskan waktu untuk rekreasi berdua , kini mereka bisa berjalan berdua menyusuri masjid Nabawi dan Masjidil Haram serta singgah di Malaysia
Ada tangis haru yang tak pernah bisa diceritakan rasanya namun ungkapan syukur dan bahagia tiada tara terlihat jelas dipancaran mata pasangan Jaka dan Gadis yang mulai menua.
Suatu hari Jaka meminta ijin Gadis untuk membuat pondasi tanah gacaran yang ada di pinggir laut dengan uang tabungan yang sudah disimpannya selama ini.
"Bismillahirrahmanirrahim, kita mulai dengan modal yang ada nanti kurangnya kita kerjakan sambil jalan. yang penting sudah dimulai selanjutnya kapan finisnya kita syukuri saja endingnya" ujar Jaka pada Gadis
Berjalannya waktu lebih dari tujuh puluh lima truck urukan hampir menutup tanah gacaran yang dipondasi sehingga Jaka memberanikan diri membangun gazebo tempat nelayan berisitirahat sambil menunggu waktu melaut
Semua itu dilakukan dengan rajin sepulang dinas tanpa memberi kabar ataupun merepotkan Gadis yang ia tahu istrinya sangat sibuk dengan profesi dan pelayanannya pada ummat, maklumlah Gadis sudah jadi tokoh masyarakat yang kiprahnya di organisasi profesinya sebagai guru ataupun organisasi berbasis sosial keagamaan sangat luar biasa.
Selain guru sekolah dasar , Gadis juga membuka layanan pendidikan kelompok bermain dan taman pendidikan Al-Qur'an di rumahnya usai melaksanakan kewajiban di sekolah induknya.
20 Agustus 2022 menjadi sejarah baru bagi Gadis tepat di hari kelahiran nya , ia telah diberi hadiah berupa bangunan gazebo untuk taman bacaan masyarakat (TBM) yang dilengkapi dengan buku-buku kemudian ada warung kopi disebelahnya dan peternakan ayam di depannya
Dengan mengundang para nelayan Jaka membuat syukuran atas perjalanan usia istriyang lebih dari setengah hidupnya dihabiskan bersamanya mengarungi samudra kehidupan dan menghadiahkan apa yang sudah dibuatnya agar bisa dimanfaatkan dan dijadikan bekal bila dirinya pensiun nanti.
"Semoga usiamu makin berkah , manfaat dan rahmatan lil alamiin setelah apa yang sudah kamu berikan padaku, anak-anak dan warga sekitar serta ummat yang selama ini kau bimbing dan kau layani mereka dengan tulus hati". Ujar Jaka sambil memeluk Gadis.
Sejak hari itu Jaka dan Gadis lebih sering menghabiskan waktu bersama sambil beternak ayam mereka merawat cinta mereka dengan banyak ngopi bareng , baca buku dan melayani pembeli di warungnya setelah pulang dinas.
Bab 28 Putri Dipinang Rama
Cinta pertama seorang ayah adalah anak perempuan nya, kedekatan Putri dengan ayahnya melebihi segalanya sehingga walaupun usia Putri memasuki dua puluh tujuh tahun ia masih senang bermanja-manja padanya
Walaupun Gadis sering mendesak dan menanyakan pada Putri tentang kekasih hati nya namun Jaka seakan melindunginya "biarkan saja , nanti kalau sudah ketemu jodohnya pasti dia akan bicara". Ujar Jaka menenangkan Gadis
"Bukan begitu yah , dia perempuan sampai kapan terus naik gunung dan enjoy dengan hidupnya. Perempuan itu beda dengan laki-laki dia mempunyai batas usia untuk bisa mengandung dan melahirkan beda dengan laki-laki". Ujar Gadis khawatir
"Putri, dengarkan apa kata ayah ya nak , ibumu sayang padamu ia ingin segera menimang cucu darimu kalau memang sudah ada lelaki yang kau pilih ajak ia kerumah kenalkan sama ayah dan ibu dirumah ". Bujuk Jaka pada Putri menengahi perdebatan ibu dan anak.
"Iya ayah , ibu … doain putri yaa, In sya Allah dalam waktu dekat ini calonnya Putri akan kerumah" kata Putri yang dijawab dengan ucapan "Alhamdulillah" oleh Jaka dan Gadis secara bersamaan.
Seminggu kemudian Putri meminta izin ayah dan ibunya kalau ada teman lelakinya bertamu ke rumah untuk memastikan dan menjawab kegelisahan hatinya yang selama ini ia rasakan terhadap lelaki pilihan yang akan mendampingi hidupnya.
Rama, begitulah nama teman seperjuangannya di organisasi berbasis masjid dan juga teman mendaki gunung yang dikenalkan pada Jaka dan Gadis kedua orang tuanya Putri.
Sejak hari itu pancaran wajah Putri sudah berubah , ia lebih ceria dan lebih banyak senyum sehingga kecantikannya makin terlihat dan diam-diam ayahnya mulai sering mengamati dan mendiskusikan dengan ibunya
Ramadhan hari ke dua puluh satu ditahun yang sama, Rama datang lagi ke rumah Putri untuk mengajaknya buka bersama di SNQ dengan teman-temannya di organisasi " permisi pak, bu , saya ajak Putri keluar dulu" pamit Rama pada ayah dan ibu Putri
Sepulang dari acara buka bersama, Rama memberanikan diri menemui ibu Putri dan menyatakan seminggu selesai lebaran keluarganya akan datang silaturahmi untuk meminang Putri.
Sungguh diluar dugaan , semuanya diberi kemudahan dan kelancaran dari mulai datang kerumahnya Putri hingga masa meminang tak sampai satu bulan prosesnya berjalan hingga hari yang sudah ditentukan keluarga Rama datang.
"Kami datang dari jauh dengan membawa rombongan untuk meminang Putri ,kiranya mohon diterima". Ujar Ustadz Ihya mewakili keluarga Rama
Dan akhirnya dua keluarga diikat dalam pertunangan dan penyematan cincin pada pasangan baru Putri dan Rama dan menentukan tanggal pernikahan dua bulan kedepan tepatnya dibulan haji.
Perasaan Jaka campur aduk antara senang , sedih dan bersyukur, Ia menyadari suatu hari putri kesayangannya akan mengikuti suami dan membangun keluarga barunya akan tetapi ketika hari itu tiba ada rasa kehilangan yang disembunyikan dari pancaran matanya.
Tetapi Jaka juga bersyukur putrinya telah menemukan jodohnya sehingga tanggung jawabnya sebagai orang tua akan sempurna dengan menikahkannya.
Bab 29 Diktupakat II
Ada kegelisahan yang membuncah bertarung antara karir dan waktu berpisah dengan keluarga, pasalnya banyak dorongan dari luar yang memaksanya ikut tes perwira sebagai pamungkas karir di TNI AL sedangkan disisi lain Jaka tak ingin berpisah dengan keluarga kecilnya walau sebentar.
Dukungan Gadis pada Jaka untuk maju terus pantang mundur berhasil menjadi motivasi dan kekuatan tersendiri bagi Jaka melalui berbagai tes yang dijalani sebagai persyaratan utama bisa lolos ke tes berikutnya, dimulai dari administrasi, kesehatan , kecerdasan dan ketangkasan.
"Kesempatan tidak datang dua kali , sudah saatnya panen setelah puluhan tahun menanam, Ayah sudah banyak berjuang di kesatuan dan juga sudah layak maju dengan ijasah sarjana yang dipunya". Kata Gadis menguatkan motivasinya pada Jaka
Lebih lanjut Gadis mengatakan " ingatlah ibumu yang selalu mendoakan mu dan membacakan sholawat untukmu agar kau sukses menjadi prajurit TNI AL hingga selesai masa baktimu dengan karir yang gemilang, maka jangan menyerah. ayoo berjuang".
Kalimat - kalimat penyemangat terus digulirkan oleh Gadis agar Jaka berjuang dan pantang menyerah melalui tes demi tes hingga takdir memutuskan yang terbaik untuknya
Disaat batas waktu pengumpulan form pendaftaran yang melampirkan dokumentasi kepegawaian sejak awal bergabung sebagai prajurit hingga hari ini menjadi syarat utama yang harus dilengkapi dengan ijasah dari SD hingga sarjana serta akte dan kartu keluarga asli sempat tertinggal di tempat tes menjadikan Jaka panik.
Akan tetapi nasib baik masih berpihak pada Jaka, bersyukur ternyata file dokumen yang hilang telah diselamatkan panitia Diktupakat sehingga di deadline terakhir Jaka bisa memenuhi persyaratannya .
Tak hanya disini, perjuangan baru dimulai pada saat tes kesehatan dalam kondisi kesehatan yang kurang memadai Jaka harus menjalani tes urikes yang sangat menguras tenaga dan pikirannya dari mulai lari angka 8 , restok , haral lintang hingga Skot jump semua dilalui dengan hasil memuaskan
Di tes renang Jaka sudah merasakan kondisinya makin memburuk akan tetapi bayangan ibu dan istrinya terus menguatkannya sehingga ia berhasil menyelesaikan tantangan melebihi batas waktu dan target yang ditentukan
Tepat di finish kolam renang, Jaka merasakan matanya berkunang-kunang hingga ia tak sadarkan diri setelah mual muntah dan diselamatkan oleh tenaga medis yang telah siaga dari awal tes Diktupakat II.
Setelah sadar dan pulih , tenaga medis kemudian membawanya ke kesatuan karena jam dinas sudah berakhir, hari sudah semakin gelap dan semua pasukan sudah kembali ke posisi semula.
Sesampai di kesatuan permasalahan baru muncul , Jaka kebingungan tidak bisa pulang karena sepeda motornya ada di tempat tes yang jaraknya berkilo-kilo meter dari kesatuan walhasil ia minta tolong anggota yang tidur dalam untuk diantar kembali ke tempat tes.
Masih dalam kondisi lemah Jaka memaksakan diri untuk pulang hingga tiba dirumah pukul satu dini hari dengan kondisi badan yang meriang ia terjatuh dipelukan istri yang mengkhawatirkannya dari kemarin, maklumlah sejak ikut tes mereka berdua jarang bertemu.
Dengan kasih sayang dan penuh cinta , Gadis merawatnya hingga sembuh bertepatan dengan libur dua hari sebelum masa pantokir diumumkan.
Bab 30 Wali Hakim Pengganti Jaka
22 Juli 2022 tanggal cantik yang sangat bersejarah bagi putri pertama Jaka yang akan melangsungkan pernikahan dengan Rama lelaki pilihan yang akan menggantikan peran sebagai pelindungnya dengan penuh kasih sayang.
Hari yang sangat ditunggu dalam catatan hidup seorang ayah adalah menikahkan putrinya akan tetapi karena bersamaan dengan tes akhir Diktupakat II TNI AL di hari Jum'at maka dengan berat hati Jaka harus merelakan pernikahan putrinya menggunakan jasa wali hakim pada saat ijab qobul di masjid kampung nelayan.
Di saat tes wawancara berlangsung ia sempat ditanya oleh panitia tentang keluarga nya "hari ini putri pertama saya menikah akan tetapi karena tugas dan tanggung jawab sebagai abdi negara telah memanggil maka saya lebih mempercayakan wali nikah putri saya ke wali hakim dari kementerian agama". Terangnya
Sementara itu suasana sakral di masjid Sholihin penuh haru dan bahagia menyelimuti dua keluarga yang sedang melangsungkan akad nikah dihadapan saksi dan keluarga , pengantin pria mengucapkan ijab qobul hanya dengan satu helaan nafas yang disambut dengan ucapan "sah" kemudian dilanjutkan dengan doa.
Semua momen bahagia pun diabadikan di smartphone yang dikirim ke telepon genggamnya Jaka , tak terasa ada tetasan bening yang mengalir di pipi nya sambil menengadahkan tangan ia pun memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu merahmati pengantin berdua menjadikan mereka keluarga sakinah mawadah warahmah.
Selanjutnya resepsi pernikahan sengaja diadakan selang satu hari tepatnya di hari Minggu , hari tak ada tes dan libur dinas sehingga Jaka masih bisa menemani istrinya menerima tamu undangan yang memberikan doa restu untuk pengantin baru diatas pelaminan bersanding dengan Gadis menemani Putri , Rama dan dua besannya.
Di atas pelaminan Jaka termenung menyaksikan kemegahan resepsi pernikahan putrinya dan tamu undangan yang hadir tiada henti sejak pagi, siang , sore hingga malam hari.
Tak bisa dibayangkan upaya istrinya selama ia tinggal berhari-hari fokus menjalani tes Diktupakat II berjuang sendiri mengedarkan undangan pernikahan putrinya , mengupayakan segala persiapan pelaminan , jamuan , terima tamu dan souvernir nya.
Diam-diam Jaka memperhatikan istrinya yang sibuk menerima tamu dengan senyum manisnya, ada kebanggaan tersendiri yang menyelinap dihatinya "terimakasih ya Allah.. kau hadirkan pendamping hidup yang baik untuk agamaku , untukku dan untuk anak-anak ku". gumamnya dalam hati.
Lebih dari delapan puluh orang terima tamu dilibatkan dengan menggunakan seragam batik bagi laki-laki dan long dress bagi perempuan yang di jadwal tiga gelombang sesuai gelombang kehadiran ratusan tamu yang diundang.
Sempat ditanyakan oleh Jaka "kenapa banyak sekali penerima tamunya?" Kemudian dijawab oleh gadis "tidak apa-apa, ini kesempatan bagi kita untuk mengumpulkan saudara-saudara dan anak-anak mereka bisa bersilaturahmi, kalau tidak ada momen begini mustahil mereka mau dan bisa berkumpul seperti sekarang ini".
Acara berjalan meriah diawali dengan adat temu manten ala Jawa diiringi Hadrah dengan sajian sea food khas kampung nelayan yang dihadiri ibu walikota dan sanak famili dari keluarga manten pria sebagai pengiring nya.
Dengan iringan tiga gruop elekton secara bergantian dari pagi hingga malam hari acara berlangsung hikmat dan lancar dengan untaian doa dari banyak pihak , “Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, dan semoga Allah menyatukan kalian berdua dalam kebaikan". Aamiin
Tamu yang datang pun puas dengan segala pelayanan yang sudah disiapkan sehingga mereka pulang dengan senyum mengembang setelah mengabadikan foto bersama pengantin baru di pelaminan nya.
Pestapun berakhir ….
Bab 31 Tanda Kehormatan Bintang Satyalancana Dharma Samudera dari Presiden RI
Ayam jantan berkokok tanda pagi sudah menjelang , adzan baru selesai dikumandangkan Jaka pun bergegas berpamitan "doakan saya lulus, hari ini penentuan terakhir kalau aku tidak pulang berarti aku langsung pendidikan , baik-baik dirumah titip anak-anak ya". Pesan pada Gadis
Dan akhirnya kabar bahagiapun datang , Jaka lulus dan diterima melanjutkan karir nya dengan mengikuti pendidikan Perwira Diktupakat II TNI AL tahun 2022 artinya selama beberapa Minggu kedepan ia akan terpisah dengan orang-orang yang dicintainya.
Tak ada tegur sapa, tak ada kabar walau hanya sekedar say hallo, Jaka sibuk dengan perjuangannya di sekolah militer kemudian Gadis dan anak-anak serta mantu sibuk berjuang sendiri menata hidupnya.
Hari-hari dijalani dengan berat oleh Gadis , ia rasakan semakin hari semakin berat setelah tiga puluh tahun menjalani bahtera rumah tangga susah senang dijalani berdua kini dipaksa untuk kuat menghadapi kehidupan keras sendirian dengan kondisi dan situasi yang berbeda di masa pendidikan kemiliteran Bintara sebelumnya.
"Kring…." terdengar suara dering smartphone Gadis dari nomer telpon yang tidak dikenal.
"Hallo…Assalamualaikum.." Suara itu sangat dikenal oleh Gadis sebagai belahan jiwanya hingga tak disadari ia menjerit sekuat-kuatnya "Ayah…" sembari menangis keras
"Tsst… jangan ramai-ramai malu didengar orang , ini hape pinjam punya pelatih". Terang Jaka dari kejauhan seakan ingin menenangkan istrinya yang sudah menahan rindu lama tak jumpa.
"Pulsaku habis , maklum beberapa Minggu hp nya disita tak boleh pegang hp, semoga saja nomer telpon nya belum keblokir karena dari tadi saya coba menghubungi mu tidak bisa padahal ini hari pertama pesiar smartphone artinya boleh berkabar ke keluarga di rumah dengan telpon genggam, untungnya ada orang baik yang meminjami ponselnya". Terang Jaka
Selanjutnya ia mengatakan "sabar yaa… aku tahu kita saling rindu, beratnya pendidikan kemiliteran bisa aku tahan namun rinduku pada kalian tak bisa kutahan"
Gadis hanya diam dan tak banyak kata , ia hanya mendengar dengan penuh rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kalimat.
"Nanti kalau sudah ada kesempatan ke pujasera untuk beli pulsa kamu akan aku telpon lagi, Assalamualaikum ". Pungkasnya dan dijawab "waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh " oleh Gadis seraya menelan ludahnya sendiri.
Begitulah akhirnya Jaka dan Gadis harus menjalin hubungan jarak jauh selama beberapa bulan walaupun pada waktu weekend boleh pesiar ke rumah sebentar namun hal itu sudah cukup mengobati rindu yang makin membuncah.
Hingga ada kabar persiapan pelantikan setiap istri siswa Diktupakat II harus datang ke Kesatrian untuk mendapatkan pembekalan selama tiga hari, inilah momen romantis yang tak akan pernah terlupakan dalam sejarah percintaan Jaka dan Gadis
Ceritanya sepatu Gadis kebesaran , Jaka bermaksud menukarkan dengan sepatu istri temannya. sesuai kesepakatan akhirnya Gadis menunggu di balik jendela asrama karantina sampai Jaka datang menukarkan sepatunya.
Dag dig dug degup jantung Gadis tak terhindar ketika sosok lelaki yang sangat dirindukan terlihat mendekat diantara pekatnya malam sambil membawa kotak sepatu ditangannya.
"Maaf , temanku tak jadi menukarkan sepatu istrinya jadi pakai aja yang ada ya". Seraya menyerahkan sepatu yang ia bawa dari primkopal yang dititipkan padanya seraya tergesa pergi setelah berpamitan.
Keesokan harinya para istri sudah duduk di panggung yang telah disiapkan untuk menyaksikan prosesi pelaksanaan Upacara Prasetya Perwira (Praspa) Siswa Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktukpa) Angkatan LII, dan Siswa Pendidikan Pembentukan Perwira Singkat (Diktupakat) Angkatan II TNI AL TA 2022 dengan inspektur upacara Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono lebih meriah dengan aneka atraksi yang sudah disiapkan.
Devile dan performance yang luar biasa memukau dari prestasi kekompakan prajurit menambah kebanggaan para istri dan keluarga yang hadir menyaksikan kekuatan militer Indonesia yang dipertunjukkan ditengah lapangan apalagi saat suami mereka menampilkan yel-yel.
Pelukan mesra dan ucapan selamat dari keluarga tak melupakan Jaka untuk sujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak kesempatan, kesehatan dan kesuksesan dalam menjalani pendidikan Diktupakat II hingga mendapatkan pangkat letda dan ditempatkan di korp marinir dengan jabatan danton 1 Densik Lanmar.
Seiring dengan kebahagiaan tersebut, kabar bahagia disampaikan teman seperjuangannya bahwa piagam penghargaan dari presiden RI "Bintang Satyalancana Dharma Samudera" atas loyalitasnya menjadi prajurit TNI AL selama tiga puluh tahun telah dilayangkan di kesatuan dan siap diterimakan.
Hal ini menambah deretan piagam tanda kehormatan Bintang Satyalancana Kesetiaan VIII tahun , Bintang Satyalancana Kesetiaan XVI tahun , Satyalancana Kesetiaan XXIV, Bintang Jalasena Nararya dan Satyalancana Dharma Samudera tahun 2022
Kini hari-hari Jaka dan Gadis makin bahagia dijalani penuh suka cita "Terimakasih ibu, sholawat mu telah mengantarkan ku sukses menjalani takdirku". gumam Jaka seraya membacakan doa untuk almarhumah ibunda tercinta. (Tamat)
No comments:
Post a Comment