MBOLANG DI PULAU GARAM




Ssstt.. memasuki usia 40 tahun, usia di ambang senja. Tapi di hari ini, hari yg luar biasa. Aku kembali seperti 20 tahun-an yang lalu, seperti gaya  saat SMA dan Kuliahan dahulu kala..

Bagaimana tidak !!?? Setelah sekian lama, baru kali ini aku naik sepeda motor jarak jauh.

Subhaanallah, hari ini harus Dauroh dan mabid ke Tanah Merah Madura. Berame-rame naik sepeda motor dengan tim muslimah BKPRMI (Badan Komunikasi Persatuan Remaja Masjid Indonesia ) Surabaya.

Tak menyangka, saat menulis ini, saya di dekat Musholla-nya mbak Tj  , sebuah kediaman rumah yang nyaman, tenang, jauh dari hiruk pikuk.
Di malam penuh keheningan, dengan suara jangkerik. Dan pepohohonan desa dekat hutan Salak. Di kawasan di tengah pepohonan hutan, ada pohon2 Nangka, pohon2 Durian dan pohon2 Rambutan juga Kedondong..
Benar-benar beruntung mbk Tije panggilan mbak Siti Hotijah, punya rumah yang nyaman buat aktifitas dauroh seperti ini..
Alhamdulillah Subhaanallah..
Semoga tempat ini penuh Keberkahan karena di buat aktifitas Islami dan ibadah..

Nah.. untuk menempuh ke lokasi ini, benar2 penuh petualangan. Hehehe.. mbolang istilah keren-nya..

Baru hari ini dalam sejarah hidup, naik sepeda motor melewati Jembatan Suramadu yang panjang di atas lautan..

Sebelumnya selalu naik mobil bersama pak sopir, melaju ke Sampang, Pamekasan hingga Sumenep..

Kali ini sungguh seru, bersama teman2 yang luar biasa. Terutama mbk etty sunanti seorang pengusaha sukses,pemilik EO Afada dan aktifis organisasi yg luar biasa penuh semangat dan ceria. Senyum dan kehangatannya sungguh tak terlupakan..

Setelah melewati Suramadu, kami meluncur ke Bangkalan terlebih dahulu. Ahai.. tak menyangka, aku di ajak jalan-jalan ke Taman Kota Bangkalan. Ada danau dan perahu odong-odong, heheh aku dan mbak etty harus mengayuh agar perahu odong2 ini bisa berjalan..
Lucu-nya, jam sewa nya sudah habis, sudah harus mendarat. Perahu sepeda kami, muter2 di tengah danau. Pemandu wisata berteriak2 teriak, "Ibu-ibu yang naik perahu no 16, waktunya kembali bu, ayoo tarik tekan kacir, kacir bu, kacir bu.."
Kami kebingungan, ini gimana sih, perahu munyer saja di danau, kacir apaan sih ??
"Tolong pak.. tolong.. gimana ini kok gak bisa di setir.."
Mbk Tri ketawa saja, melihat perahu kita tarik maju mundur tak sampai-sampai..
Kita tak ngerti bahasa Madura.
Tak tahunya, ternyata kacir itu artinya Kiri..
Alhamdulillah.. akhirnya mendarat juga perahu kita, setelah perjuangan berdua menggayuh dan mengatur biduk bahtera danau..

Lalu di lanjutkan ke pusat Batik Madura. Baru kali ini impian ku ke pusat Batik Madura terealisasi..

Alhamdulillah, tadi setelah aholat Maghrib di lanjutkan majelis untuk musabahah. Cukup lama hampir 2 jam, dan kita tutup dengan sholat Isya' berjama'ah..

Saudara sahabatku, besok habis subuh, kami harus naik Gunung..