Terapi hati berbagi kasih 3 bulan di Komunitas Love Suroboyo

Terapi hati berbagi kasih 3 bulan di Komunitas  Love Suroboyo



Sebelum memulai  berbagi kasih dan sayang selama di Komunitas Love Suroboyo, Perkenalkan Saya Tia Oktavia, bisa dipanggil Tia atau Okta dan panggilan kesayangan Maminya para lelaki  syantik.

  Usia saya tak jauh dari angka 20an, menyukai tentang warna biru melambangkan ketenangan, kuning keceriaan dan hitam keabadian. Selain itu saya menyukai pagi pasti kalian selalu ingat dengan kata-kata saya apabila pagi selalu menghangatkan dan tak pernah ingkar janji. Boleh dikatakan muka saya memang begini adanya abstrak, absurd dan judes tapi setidaknya insya Allah  sifat dan tingkah saya tidak se abstrak muka saya.

Pertama Kali saya memutuskan untuk mengikuti OpRec Love Suroboyo pada dasarnya saya tidak memungkiri ada beberapa alasan selain suka dengan banyak kegiatan, namun juga setidaknya menyibukkan diri dari berbagai tingkat kesedihan saya yang bertubi-tubi, ini bukan hanya perihal masalah cinta, banyak hal saya lalui sebelum bergabung dengan Keluarga Besar Love Suroboyo, tingkat stress, trauma secara psikologi, menutup diri dari berbagai rekan-rekan, jatuh dan bangkit fase dimana yang setiap manusia pasti melalui tak mengenal waktu dan tempat hingga bagaimana kita menyikapinya.

Mungkin dari rekan-rekan melihat tingkat kegalauan dan kebaperan seseorang perihal cinta karena setiap kata yang tersusun di status perihal cinta, tapi ketahuilah terkadang itu hanya sebuah kamuflase cerita tentang diri sendiri atau bahkan orang lain.

Selama saya mengikuti berbagai komunitas, yang menurut saya unik dan guyub salah satunya Selain Backpacker joglosemar yaitu Love Suroboyo. Kekeluargaan yang  melekat dan di pupuk satu sama lain, tak dapat kita temukan di komunitas lainnya yang hanya sekedar Cangs atau kongkow. 

Di Love Suroboyo saya belajar banyak hal lebih mendalami bagaimana negosiasi  dengan  orang, komunikasi harus tertata, belajar lebih disiplin, mengatur kegiatan, menjalin relasi dengan banyak orang, bahkan kita dapat ilmu yang tak bisa dibeli pakai uang. Salah satunya  tim Content Writer mengadakan Gathering membahas bagaimana menulis dengan benar sesuai PUEBI,KBBI, serta tanda baca yang harus tepat. 

Kelemahan saya sendiri dalam menulis bahasa yang terkadang berulang-ulang.  Ilmu yang seperti ini tidak bisa kita dapatkan di tempat lain, bahkan apabila kita mengikuti kelas Menulis tidak gratis, tapi  ketahuilah kakak kece nan badai ini mengajari kita dengan tulus, dan keramahan. Apalagi pertama saat saya masuk di sesi  karantina Love Suroboyo setiap kali apa yang saya tulis mbak Plumeria dan mbak Anita selalu cepat tanggap membantu dalam pengoreksian cara penulisan.

Selain itu ada juga mbak mungil yang diawal cukup menyita perhatian saya, saya seperti menemukan sosok saudara perempuan hahahhaa, panggil saja mbak rani pertama melihat begitu banyak beban yang tersirat oleh tatapan matanya, tak banyak waktu yang cukup untuk membuat kami menemukan chemistry kedekatan dari mbak Um yang sepertinya galak namun penuh kasih sayang, mbak Anita yang cablak tapi mengajarkan arti kemandirian, mba Rani mengajarkan arti kebangkitan dengan segala keunikan mereka, dan adalagi aku menyebutnya mawar yaah aku ingat betul saat acara di gubernur, dengan hati yang berkecamuk  saya berjumpa dengan mbak Bekti yang suka ketawa penuh keceriaan, dan mengagumi beliau.

Tentunya saya mengenal mas-mas yang kadang auto jadi syantik  dan Pro dalam fotografi dan video.  Mas Dedi pujangga kelas atas yang pro mudah panik, Asa dengan peralatan tisu dan handbody lengkap berasa kita itu berjalan dengan Indomaret, Alif si bontot yang auto kadang mecucu 5meter apabila lapar, aduh banyak hal yang tak bisa saya ungkapkan. Satu hal mas rafi yang sering dipanggil Paus. Hai mas dengan kamu membaca ini ketahuilah bukan kamu aja yang lagi rapuh dan retak, tapi masih banyak hal atau orang yang juga mengalami fase yang sama walau bukan tentang ceita cinta, jadi mari kita semua melewati fase jatuh dan bangkit kembali, yakinlah curhatan di sepertiga malam akan menjawab dari banyak hal, dan badai pasti berlalu.

Saya mengenal berbagai karakter dengan profesi yang berbeda. Bunda Tri sosok keibuan yang penuh kehangatan, sangat ramah sekali. Mas Shandi pendiri dari Love Suroboyo salah satu panutan saya yang wajib kita contoh dari kegigihan dan terkadang ketidakjelasan yang lucu dari mas Shandy, terkadang serius namun bisa pula auto humoris.

Yah selebihnya kekeluargaan di Love Suroboyo membuat kami makin akrab dan guyub, apalagi saat pertama kami diterima dengan sambutan dari kakak-kakak angkatan Love Suroboyo membuat hati kami campur aduk mengharu biru. Saya bersyukur mengenal dan menjadi bagian keluarga kalian, saat fase jatuh bangkit hati remuk redam setidaknya saya memiliki kalian, keluarga baru saya.

Terima kasih buat mas Shandy mengadakan acara tulisan ini diawal memang saya agak malas karena kerjaan yang lagi bertubi-tubi, namun selalu ada keyakinan yang tersemat jika menulis adalah permulaan dari terapi.

Salam Pagi,
With Love🧡
-Arunika-