Kisah Sepiring Mie Goreng Di Masjidil Haram

Kisah Sepiring Mie Goreng Di Masjidil Haram


Beberapa hari ini bayangan kerinduan akan masjid Nabawi dan Masjidil Haram terus membayangiku hingga kenangan-kenangan indah selama di sana kembali bermain di pelupuk mata.

Hari itu , aku harus mengulang perjalanan umrohku ditemani suami akibat dari kesombongan yang tak disengaja namun  sangat fatal karena ketidak tertiban urutan ibadah yang kujalani kacau sebab terkonsentrasi pada pencarian rombongan yang hilang ditelan arus thowaf jutaan jamaah 

Masih terngiang di benakku saat ustadz  Baihaqi menyampaikan " Selama belum selesai proses ibadah umrohnya , bunda harus menjaga hal-hal yang dilarang kalau tidak bunda bisa jadi nanti jatuh miskin karena harus membayar banyak denda (dam) maka saran saya mending dikerjakan sekarang jangan nunggu sampai besok karena kita tak pernah tahu apa yang terjadi nanti" pesannya

Bersyukur karena Suami siaga di sebelahku memberiku semangat dan menemaniku hingga selesai tepat pukul 01.00 dini hari waktu Mekkah , dan kami memutuskan kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap balik ke masjid menjelang adzan subuh.

Perut yang telah meminta haknya sudah tak sabar bergerincingan sedangkan jam makan masih enam jam lagi setelah seharian tak makan , teringat bekal yang dibawa dari Indonesia ada dikoper dengan alat pemanas sederhana akhirnya kita masak  mie goreng berdua dan menikmati nya bersama.

Seumur hidup dan seumur usia pernikahan kami baru kali ini kurasakan kenikmatan yang sesungguhnya dengan tetesan air mata kebahagiaan tanda syukur, kasih sayang Nya yang berwujud didiri suami hamba tak kan pernah terlupa , sungguh nikmat mana lagi yang engkau dustakan ?

Tangis kerinduan ini makin membuncah , Ya Allah mudahkan dan lancarkan keinginan kami bertamu ke rumah Mu , Allahumma Yassirlanaa Ziarota Makkah Wal Madinah Aamiin3x yaa robbal alamiin