Hotel Kemadjoean Ampel Surabaya
Hotel
Kemadjoean
Hotel yang berada di kawasan ampel
Surabaya ini milik yayasan Al Irsyad Surabaya di bangun pada tanggal 15 januari
1924 oleh Sajik Rubaja Bin Muara Bin Thalib dengan nama Kampemenstraat. kemudian berubah menjadi Jalan KH Mas
Mansyur. Orang-orang Arab di kawasan Ampel merupakan keturunan Arab dari
Yaman atau juga dikenal dengan istilah Hadrami.
Tahun 1928 diresmikan dengan nama
Hotel Kemadjoean dengan gaya arsitektur bangunan Arab Eropa oleh beberapa tokoh organisasi Al Islah Wal Irsyad
(Al-Irsyad).
Prasasti yang menempel di tembok hotel kemajuan
Bukti peradaban Arab Eropa sudah mempengaruhi model bangunan di
kampung Arab di Surabaya Utara ini , Pada awalnya organisasi Al Irsyad bergerak di bidang pendidikan
modern bagi masyarakat Hadramaut, kemudian hari berkembang di bidang
lain. Namun dikarenakan terbatasnya pendanaan organisasiAl Irsyad yang
hanya ditanggung oleh beberapa orang saja, maka para mereka mendirikan beberapa
bisnis yang digunakan untuk memenuhi operasional organisasi Al Irsyad, salah
satunya hotel kemajuan yang kala itu memang menjadi daya tarik para pedagang
dan pendatang.
Tangga Hotel Kemajuan
Seiring perkembangan
zaman, hotel ini masih kokoh ditemui berdiri dengan fungsi yang masih sama,
yakni menyediakan kamar-kamar bagi pedagang dan pendatang, dengan bentuk
bangunan yang tak jauh berubah dari generasi ke generasi.
Dilihat dari segi
arsitektural, Hotel Kemadjoean banyak mengadaptasi ciri bangunan Eropa dan
Arab. Memasuki pintu hotel, kita akan disambut dua tangga berlantai kayu
melingkar di kedua sisi bangunan, yang membentuk goa dengan dinding keramik
bernuansa Turki. Di atas, bisa ditemukan sebuah balkon luas menghadap jalanan,
dengan beberapa kursi panjang ditata rapi untuk para tamu yang bersantai.
Love Suroboyo Klinong - Klinong Kampung Arab
Sedang kamar-kamar berjejer di bagian dalam ruangan lantai dasar dan lantai satu, dengan ukuran yang
hanya sekitar 3×4 meter dan bernuansa lama. Harga sewanya per malam pun masih
terhitung murah, dari harga 75 ribu hingga 150 ribu, tergantung fasilitas yang
tersedia di tiap kamar.
Sayang
sekali kami hanya bisa melihat dari depan , tanpa bisa bertanya tanya akan
sejarah nya lebih detail, Semoga ke depan lebih bisa diberdayakan sebagai
destinasi wisata sejarah yang lebih hambel ( Bunda Tri )
Love Suroboyo Klinong - Klinong Kampung Arab
No comments:
Post a Comment